Sebagai contoh, masalah umum yang sering terjadi adalah saat melakukan brainstorming menggunakan papan tulis fisik. Sangat sulit bagi anggota tim yang hadir secara virtual untuk melihat konten yang ada di papan tulis tersebut secara jelas.
Kondisi tersebut membuat tim yang hadir secara virtual tidak dapat berpartisipasi secara maksimal, maupun memiliki kesempatan untuk memberikan ide dan perspektif mereka. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk menyediakan fasilitas dan peralatan yang tepat di kantornya guna memberikan pengalaman kerja yang inklusif dan setara terlepas dari di mana karyawan mereka bekerja. Inilah mengapa teknologi baru seperti whiteboard camera hadir untuk mendukung meeting bagi segala jenis partisipan, serta menjadi pelengkap ruang meeting yang memudahkan perusahaan tanpa harus merenovasi ulang ruang meeting yang sudah ada.
Menjembatani jarak antar geografis
“Sekarang saat karyawan dapat bekerja di mana saja tanpa adanya batasan ruang, bekerja dengan anggota tim di lokasi geografis yang berbeda menjadi suatu hal yang umum. Namun, setiap negara memiliki kompleksitas lingkungan dan kebijakan IT yang berbeda, sehingga menjadi tantangan bagi setiap karyawan untuk berkolaborasi secara lancar,” tutur Bayu.
Untuk memacu kolaborasi antar rekan tim di ruang lingkup global, perusahaan perlu mencari solusi yang dapat dioperasikan secara bersama antar sistem serta terintegrasi terhadap solusi atau teknologi lainnya.
Mempertahankan standar kerja yang tinggi melalui beberapa prinsip kerja fleksibel
Saat semua orang mempertimbangkan cara baru untuk bekerja dan berkolaborasi, perusahaan harus memiliki prinsip panduan logis di tempat kerja yang dapat memastikan setiap karyawan yang terlibat mendapatkan pengalaman terbaik dan berpotensi menjadi investasi besar dalam produktivitas serta efisiensi kerja.
Prinsip yang pertama adalah kesetaraan. Dua individu pasti memiliki fungsi, jabatan, lokasi, serta kebutuhan ruang yang berbeda. Untuk memberikan logika baru bekerja yang terbaik, perusahaan perlu mencari rangkaian solusi teknologi yang dapat mendorong inklusifitas dan kesetaraan pengalaman bekerja bagi semua karyawan.
Prinsip yang kedua berbicara tentang kolaborasi. Dengan banyaknya bentuk meeting yang dapat dilakukan saat ini, pengalaman kolaborasi yang dapat dirasakan mungkin jadi tidak maksimal.
Maka dari itu, perusahaan harus menunjang kolaborasi antar ruang yang efektif, membuat hal tersebut sama atau bahkan lebih baik dari kolaborasi secara langsung dengan cara memungkinkan koneksi dan kreasi bersama yang otentik, sehingga mendorong budaya kerja hybrid yang sehat.
“Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip tersebut dapat dikapitalisasi dengan baik, pengadopsian teknologi menjadi fundamental yang penting. Dari sistem konferensi video yang lengkap di dalam ruangan meeting, digital whiteboard, hingga professional external webcam, perusahaan dapat memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan ruang kerja mereka sehingga seluruh karyawan dapat berhasil di era logika kerja yang baru,” tutup Bayu.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR