Membaiknya situasi pandemi COVID-19 serta dihapusnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah saat ini membuat banyak orang berpikir bahwa semuanya akan kembali seperti sedia kala. Namun begitu, pandemi justru melahirkan ‘kenormalan baru’ yang mengubah kehidupan masyarakat secara signifikan, termasuk dalam cara mereka bekerja.
Sebelumnya, masyarakat sudah terbiasa bekerja di sebuah ruang kerja yang dikenal sebagai kantor. Saat situasi pandemi memburuk, ruang kerja tersebut berpindah ke rumah – dikarenakan kebijakan work from home (WFH) oleh perusahaan.
Menariknya, setelah situasi pandemi membaik, hal ini tetap diterapkan oleh beberapa perusahaan dan karyawan melihat banyaknya keuntungan yang diperoleh dari sistem kerja jarak jauh.
Di seluruh wilayah Asia Pasifik, dua pertiga karyawan yang diperbolehkan bekerja jarak jauh lebih memilih sistem kerja hybrid, dan jumlah yang serupa menganggap pemberi kerja mereka setuju, menurut PwC. Saat pengadopsian sistem kerja hybrid semakin meningkat, gagasan mengenai ‘ruangan’ untuk bekerja tidak lagi relevan namun berkembang menjadi ‘pusat kolaborasi,’ di mana karyawan dapat berinteraksi dan bekerja secara kohesif dengan rekan kerjanya di manapun tanpa adanya batasan ruangan.
Bayu Eko Susetio (Video Collaboration Lead, Logitech Indonesia) mengatakan pertanyaannya saat ini adalah sejauh mana cara bekerja telah berubah dan bagaimana perkantoran beradaptasi untuk memfasilitasi komunikasi dan diskusi antar karyawan?.
"Saat di mana ‘ruangan’ untuk bekerja tidak lagi berlaku, perkantoran perlu mendobrak batasan ruang kerja yang terisolir serta menggabungkan solusi-solusi yang dapat membuat kolaborasi antar karyawan dari berbagai lokasi semakin lancar,' ujarnya.
Ruang Kerja Pribadi menjadi Ruang Kerja Tim
Selama masa pandemi dan pembatasan sosial di mana masyarakat bekerja dari rumah, seseorang biasanya memiliki ruang kerja yang dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pribadi, yang mana hal tersebut dapat mendorong produktivitas individu.
Namun sekarang saat lebih banyak karyawan yang mendapatkan fleksibilitas untuk bekerja baik jarak jauh maupun di kantor, situasi di mana beberapa karyawan menghadiri meeting dari ruang konferensi kantor sementara beberapa yang lain berpartisipasi secara jarak jauh menjadi suatu hal yang umum.
“Menghadiri meeting secara langsung membuat interaksi yang terjadi lebih terasa dibandingkan dengan meeting virtual. Maka dari itu, teknologi yang digunakan untuk harus memiliki manfaat yang lebih dari sekedar meningkatkan produktivitas individu saja, melainkan juga memudahkan kerja sama tim yang terjadi antar lokasi dengan cara menyamaratakan level interaksi dan keterlibatan antar tim yang hadir baik secara langsung maupun virtual,” tambah Bayu.
Menyamaratakan lingkup partisipasi dalam sebuah ruang
Meskipun perkantoran yang mengimplementasi sistem kerja fleksibel semakin bertambah, masih banyak yang belum memiliki solusi dan teknologi yang tepat untuk memfasilitasi komunikasi dan partisipasi antara karyawan di kantor dan jarak jauh.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR