3. Arsitektur microservice
Praktik DevOps dengan arsitektur microservice memungkinkan tim yang terdesentralisasi berinovasi dengan cepat, memiliki kontrol terhadap stack teknologi, mengelola performance metric, dan memangkas time to market dengan mengakselerasi pengembangan serta proses rilis aplikasi.
Dengan microservices, aplikasi berukuran besar dapat dipecah ke unit-unit yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Kemampuan ini akan memungkinkan para pengembang mencapai interval rilis yang lebih pendek.
4. GitOps
GitOps dapat disebut sebagai evolusi dari infrastructure-as-code dan merupakan salah satu tren DevOps paling radikal dan praktik terbaik untuk dimasukkan ke dalam alur kerja DevOps. Organisasi yang ingin meningkatkan kontrol infrastruktur, memantau dengan lebih baik, dan memperkenalkan otomatisasi pengembangan aplikasi dapat memanfaatkan GitOps.
Tim developer dan TI telah merasakan manfaatnya dan kini menggunakan Git untuk mengelola infrastruktur dan men-deploy aplikasi secara efektif. GitOps diperkirakan akan digunakan secara luas karena menjanjikan pengurangan waktu di antara rilis baru, memastikan continous delivery, dan meningkatkan efisiensi keseluruhan proses pengembangan aplikasi.
5. Low-code application
DevOps bertujuan membuat siklus hidup pengembangan aplikasi lebih singkat, dan platform low-code adalah alat yang tepat untuk menghemat waktu dan mengurangi kompleksitas. Ketersediaan elemen drag-and-drop telah memberikan kesempatan pada para profesonal nonteknis untuk mengembangkan dan menyebarkan aplikasi dengan cepat.
Pendekatan low-code juga memungkinkan terbangunnya agility yang pada akhirnya menjadi sebuah keunggulan kompetitif yang dibutuhkan di tengah pasar yang cepat berubah.
6. Artificial intelligence
Penggunaan artificial intelligence (AI) di DevOps semakin matang dan telah meningkatkan fungsi DevOps secara signifikan. AI telah menggantikan aspek tertentu pada manusia dan merevolusi cara organisasi mengembangkan, menyebarkan, mengelola, dan mengirimkan aplikasi, terutama dalam pengembangan yang memerlukan data ingestion dan komputasi dalam jumlah besar.
Organisasi diperkirakan akan mengadopsi AI untuk sebagian besar tahapan SDLC, seperti pengujian, pengkodean, peluncuran, dan pemantauan aplikasi. Manfaat adopsi AI pada DevOps seperti aksesibilitas data yang tinggi, optimalisasi workflow, implementasi agile, peningkatan sistem monitoring, dan keamanan.
7. Lingkungan multicloud
Cloud dan DevOps berjalan bersama. Kombinasi keduanya dapat meningkatkan produktivitas karena menambahkan nilai dan lebih banyak fitur ke prpduct pipeline. Pendekatan multicloud terbukti sangat penting, terutama untuk organisasi yang menginginkan yang terbaik dari tiap penyedia cloud yang dilanggan.
DevOps bertujuan mencapai efisiensi dan kecepatan, dan pendekatan multicloud adalah salah satu strategi untuk mencapainya.
Source | : | Mindbowser,Knowledgehut |
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR