Maret 2023 nanti akan menjadi akhir praktik Netflix password sharing. Setelah itu, pengguna Netflix yang beda rumah akan dikenakan biaya tambahan.
Hal tersebut mengemuka pada laporan keuangan Q4 Netflix yang berlangsung Jumat (21/01). Netflix beranggapan, praktik berbagi akun ini telah merugikan bisnis Netflix secara signifikan. “Saat ini ada sekitar 100 juta pengguna melakukan praktik password sharing, yang menghambat kemampuan kami untuk mengembangkan produk,” ungkap Netflix.
Aksi pemberantasan praktik password sharing ini sudah diuji coba di kawasan Amerika Latin. Dampak negatif memang terjadi, yaitu reaksi pembatalan dari sebagian pelanggan Netflix yang tidak menerima kebijakan ini.
Netflix pun memprediksi, reaksi yang sama akan terjadi saat kebijakan ini diberlakukan di seluruh dunia. “Akan tetapi kami percaya pola selanjutnya akan sama seperti di Amerika Latin, yaitu pelanggan akan kembali berlangganan atau membeli paket tambahan karena daya tarik konten yang kami miliki,” tambah juru bicara Netflix.
Netflix sendiri memberikan opsi pembelian paket tambahan bagi pelanggan yang saat ini melakukan praktek berbagi akun. Besarannya mulai dari US$1,7/bulan (seperti di Argentina) sampai US$2,99 (seperti di Honduras atau Guatemala). Tersedia pula opsi tambahan jika ingin berbagi ke lebih dari dua lokasi.
Untuk mendeteksi aksi berbagi akun ini, Netflix akan memanfaatkan berbagai data seperti IP Address, Device ID, dan juga aktivitas pengguna. Netflix juga menjamin, sistem mereka akan cukup pintar untuk mendeteksi pengguna yang bepergian atau pindah lokasi sehingga user experience pengguna tetap terjaga.
Netflix sendiri Netflix sendiri mencatatkan performa keuangan yang terbilang bagus di Q4 2022 kemarin. Jumlah pelanggan naik 7,66 juta, atau di atas target 4,5 juta. Pendapatan di Q4 2022 tercatat US$7,85 miliar, atau naik 2% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Keberhasilan Netflix ini tidak lepas dari kesuksesan beberapa film andalannya, seperti Wednesday, Glass Onion, serta All Quite in The Western Front. Hal ini juga menunjukkan kemampuan manajemen Netflix untuk mengembalikan keadaan. Pada paruh pertama 2022, saham Netflix sempat turun tajam karena pertumbuhan yang minus.
Melangkah ke depan, Netflix pun optimis akan terus mencatatkan hasil positif. Hal ini akan terlihat di pendapatan Q1 2023 yang diprediksi mencapai US$8,2 miliar; naik 4% dibanding Q1 2022. Netflix juga berencana semakin serius memasarkan paket langganan dengan iklan yang saat ini baru sedikit mengundang pelanggan baru.
“Ada banyak pekerjaan rumah yang harus kami lakukan, namun data awal, seperti penerimaan konsumen dan pemasang iklan, menunjukkan perkembangan menggembirakan,” ungkap Netflix.
Menrik untuk melihat bagaimana Netflix bisa menjaga momentum bagus yang mereka bangun di akhir 2022. Terutama, ketika mereka benar-benar menertibkan praktik password sharing secara global.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR