Baru-baru ini ChatGPT dapat membantu manusia menyelesaikan soal ujian kuliah bidang medis dan bisnis.
Tentunya, para guru dan praktisi akademik khawatir karena para mahasiswa bisa menggunakan ChatGPT untuk melakukan kecurangan pada saat ujian.
Profesor Wharton University Christian Terwiesch menjajal kebolehan GPT-3 OpenAI untuk mengikuti ujian akhir Master of Business Administration (MBA). Hasilnya, ChatGPT-3 mendapatkan nilai B atau B- jika mengikuti ujian dan dapat memberikan jawaban yang benar dan penjelasan yang sangat baik.
"GPT-3 sangat pintar menjawab manajemen operasi dasar dan pertanyaan analisis proses," ujarnya.
Sayangnya, Tewriesch mengatakan ChatGPT-3 masih belum sempurna karena masih membuat kesalahan dalam perhitungan matematis sederhana dan tidak mampu menangani pertanyaan analisis proses lanjutan.
Tak hanya ujian bisnis, chatbot ChatGPT juga dapat membantu para mahasiswa lulus ujian kedokteran United States Medical Licensing Exam (USMLE) yang merupakan ujian wajib bagi seorang dokter untuk mendapatkan lisensi medis di Amerika Serikat (AS).
"ChatGPT memiliki tingkat konsistensi dan wawasan yang tinggi dalam penjelasannya," ucap para peneliti.
Ada seorang dokter dalam klinik virtual Ansible Health telah bereksperimen dengan ChatGPT untuk menulis surat permohonan dan menyederhanakan laporan medis yang rumit sehingga pasien lebih memahami kondisinya.
Sementara itu raksasa teknologi Microsoft bahkan melakukan investasi US$10 miliar atau sekitar Rp150 triliun di OpenAI, perusahaan induk di belakang ChatGPT dan pembuat teks-ke-gambar DALL-E.
Investasi tersebut adalah peningkatan signifikan dari investasi awal US$1 miliar atau Rp15 triliun di perusahaan yang dilakukan pada 2019.
Baca Juga: Lagi Viral, Apa Itu ChatGPT dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
Source | : | Business Insider |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR