Startup F&B DishServe mengumumkan perubahan model bisnisnya untuk fokus pada otomatisasi operasional restoran, kafe, dan dapur khusus layanan pengiriman (delivery only).
Berdiri sejak Desember 2020, DishServe fokus membantu pebisnis F&B skala usaha kecil dan menengah (UKM) bisa berkembang pesat melalui solusi teknologi.
Sejak berdiri, DishServe telah melakukan sejumlah langkah strategis untuk menjawab berbagai tantangan industri F&B yang terus berubah cepat.
Keputusan DishServe untuk mengubah model bisnis dari bisnis awal cloud kitchen mengacu pada temuan utama, seperti memiliki margin minimal karena keuntungan diserap oleh aplikasi pengiriman makanan dan tingginya harga pokok penjualan (COGS) karena skala produksi yang kecil.
Bisnis cloud kitchen juga mengalami kendala seperti perusahaan F&B skala UKM minim melakukan riset dan pengembangan (R&D) pada menu makanan dan tidak konsisten memproduksi kualitas produk F&B karena proses memasak yang manual.
Berbagai kendala inilah yang telah mendorong DishServe untuk mengeksplorasi pendekatan strategis baru.
Sejak September 2022, DishServe telah mengubah model bisnisnya dan saat ini fokus memberikan solusi menyeluruh untuk restoran, kafe, dan dapur khusus pengiriman, yang memungkinkan mereka sebagai mitra dapur untuk meningkatkan efisiensi melalui otomatisasi dan meningkatkan pendapatan.
“Dengan perombakan model bisnis ini, DishServe akan fokus untuk membantu dapur yang kurang dimanfaatkan sehingga bisa mengembangkan bisnis dengan memanfaatkan solusi teknologi milik kami,” kata Rishabh Singhi, CEO dan Co-Founder DishServe.
“Ini akan membantu kami mencapai misi kami untuk menjadi penyedia layanan makanan multi-merek, aset ringan, dan makanan berkualitas tinggi di Indonesia,” sambung Rishabh.
Dengan mengadopsi model bisnis yang baru, DishServe telah mengembangkan serangkaian inovasi untuk membantu mitra dapur mengoptimalkan penjualan.
DishServe menyediakan solusi satu atap, yakni mulai dari penyediaan merek, integrasi aplikasi pengiriman makanan, otomatisasi harga dan promosi, rekonsiliasi neraca keuangan, manajemen inventaris, rantai pasokan dan logistik, layanan pelanggan, QR code, dan lainnya, yang tersedia lewat aplikasi.
Saat ini DishServe telah membangun sederet merek F&B yang fokus untuk memproduksi makanan berkualitas tinggi dengan meningkatkan akses, harga terjangkau, dan cita rasa enak.
Merek DishServe diklaim mampu meningkatkan daya jangkau konsumen dengan skema manufaktur massal di pabrik sehingga menurunkan biaya produksi sekaligus mempertahankan kualitas secara konsisten.
Dengan memiliki jaringan dapur hyperlocal di 10 kota di Indonesia, pelanggan akan memiliki akses ke berbagai macam makanan berkualitas tinggi dalam radius 2 km yang dikirim lewat jaringan mitra dapur.
Potensi bisnis dapur delivery only sangat besar dengan lebih dari 300.000 kafe dan restoran UKM di Indonesia.
Data internal menunjukkan, mitra dapur DishServe yang matang mampu menghasilkan pendapatan tambahan sebesar US$ 2000 per bulan.
DishServe berencana untuk menambah 4.000 jaringan mitra dapur pada tahun 2026 untuk mencapai pendapatan tahunan sebesar US$ 100 juta, sekaligus menargetkan meraih laba pada Q3 2023.
Baca Juga: Midtrans Luncurkan Program NextLvl untuk Akselerasi Startup Indonesia
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR