Popularitas chatbot ChatGPT yang mendadak naik dan meraup banyak pengguna membuat banyak perusahaan teknologi raksasa memperkenalkan layanan serupa tak terkecuali Elon Musk.
Padahal, Elon Musk sendiri adalah salah satu tokoh yang turun mengembangkan ChatGPT karena perbedaan prinsip dan masalah bisnis Elon Musk memilih keluar dari proyek OpenAI.
Karena itu, Elon Musk telah merekrut beberapa peneliti artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terbaik di dunia untuk membentuk laboratorium penelitian terbaru.
Tujuannya, para peneliti itu harus mengembangkan layanan chatbot serupa yang lebih baik dari ChatGPT milik OpenAI.
Bocorannya, Musk telah merekrut Igor Babuschkin, seorang peneliti yang baru-baru ini meninggalkan unit kecerdasan buatan DeepMind milik Alphabet seperti dikutip The Information.
Musk memerintahkan Babuschkin untuk membuat tim hebat mengejar penelitian kecerdasan buatan. Sayangnya, Musk dan Babuschkin tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Pecah Kongsi
Tak heran pengguna ChatGPT sukses meroket dalam waktu sekejap dan membuat para perusahaan mesin pencari raksasa Google memperkenalkan Bard.
OpenAI dipimpin oleh beberapa investor dan begawan teknologi Sam Altam dan salah satu temannya Elon Musk. Iya, CEO Tesla dan Twitter Elon Musk ikut bergabung dengan tim mengembangkan ChatGPT.
Musk ikut mendirikan OpenAI karena ingin menjadi penyeimbang Google. Sayangnya, investasi miliaran Dolar AS Microsoft ke OpenAI membuat Elon Musk tidak senang dan membuatnya berpisah dengan OpenAI.
Musk beralasan OpenAI sudah melenceng dari apa yang dulu dicita-citakannya karena OpenAI dirancang untuk menjadi nirlaba open-source. Itulah alasan mengapa mereka dijuluki OpenAI.
"Sekarang (OpenAI) telah menjadi tertutup, perusahaan bertujuan untuk mendapat keuntungan maksimal yang dikendalikan secara efektif oleh Microsoft. Tidak seperti yang kumaksudkan sama sekali," tulisnya belum lama ini di Twitter.
Saat ini Elon Musk tidak lagi memiliki saham di OpenAI dan tidak lagi menjabat sebagai dewan komisaris.
Musk kembali meminta pengawasan terhadap A.I. ditingkatkan karena risikonya. "Menurutku, AI ini sebenarnya risiko yang lebih besar bagi masyarakat daripada mobil atau pesawat atau obat-obatan," cetusnya
"(Teknologi) ini sama-sama positif atau negatif dan sangat, sangat menjanjikan dan memiliki kemampuan yang hebat," sambungnya. Namun Elon Musk menekankan bahwa di balik kemampuan tersebut ada bahaya yang besar.
Source | : | The Information |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR