Apple tampaknya alergi dengan kehadiran ChatGPT yang mulai dipakai beberapa aplikasi. Baru-baru ini Apple memblokir aplikasi BlueMail dari App Store karena ketahuan
mengintegrasikan teknologi ChatGPT ke dalam aplikasi tersebut.
Alasan Apple sangat sepele karena khawatir ChatGPT dapat menghasilkan konten yang tidak sesuai usia bagi pengguna muda iOS. Bila ingin tetap menyertakan fitur ChatGPT di aplikasi, Apple menyarankan BlueMail untuk menetapkan batasan usia penggua mulai dari 17 tahun ke atas
Apple memiliki sejumlah kekhawatiran tentang moderasi konten chatbot berbasis AI. Hanya dengan teks sederhana, program ChatGPT dapat menulis esai yang terlihat profesional, email, dan postingan media sosial tentang beragam topik.
"Aplikasi Anda menyertakan konten yang dihasilkan AI, tetapi tampaknya tidak ada sistem filter konten saat ini," kata Apple kepada BlueMail seperti dikutip The Wall Street Journal.
Pengembang BlueMail beralasan pengintegrasian ChatGPT karena dapat membantu pengguna otomatisasi penulisan pesan mereka. BlueMail juga sudah menjelaskan bahwa aplikasi iOS-nya sudah menyertakan batasan usia menjadi empat tahun ke atas untuk dapat memakainya.
BlueMail, aplikasi email yang diblokir, dikembangkan oleh Blix Inc, sebuah perusahaan berbasis New Jersey, AS. Mereka menggunakan ChatGPT dari OpenAI untuk menghasilkan email bagi pengguna berdasarkan konten dan data kalender mereka sebelumnya.
Pengembang Blix memberi tahu The Wall Street Journal bahwa mereka menerima email dari Apple yang mengatakan aplikasi tersebut telah diblokir karena "tampaknya tidak menyertakan pemfilteran konten saat ini".
Pendiri BlueMail Ben Volach mengkritik Apple yang sengaja mengincar BlueMail karena terintegrasi dengan ChatGPT. "Banyak aplikasi lain yang mengiklankan fitur seperti ChatGPT dan tanpa batasan usia masih terdaftar di App Store," ujarnya.
"Apple mempersulit kami untuk menghadirkan inovasi kepada pengguna kami," kata Volach, dikutip dari Gizmodo.
Menurut laporan Wall Street Journal, Apple sedang menerapkan batasan usia 17-plus yang sama untuk aplikasi bertenaga AI generatif seperti mesin pencari Bing dari Microsoft. Sebaliknya, Google tidak menerapkan batasan usia untuk mengakses aplikasi Bing.
Apple memilih pendekatan yang lebih konservatif atas teknolologi AI seperti Bing, atau generator email BlueMail, berpotensi menemukan dan menyajikan konten dewasa kepada audiens yang lebih muda.
Namun, Volach mengatakan kebijakan Apple kurang konsisten dan tidak diterapkan secara adil untuk semua aplikasi yang menggunakan teknologi serupa.
"Kami menginginkan keadilan. Jika kami diharuskan berusia 17 tahun ke atas, maka yang lain juga harus melakukannya." tuturnya.
Elon Musk Bikin Tandingan
Popularitas chatbot ChatGPT yang mendadak naik dan meraup banyak pengguna membuat banyak perusahaan teknologi raksasa memperkenalkan layanan serupa tak terkecuali Elon Musk.
Padahal, Elon Musk sendiri adalah salah satu tokoh yang turun mengembangkan ChatGPT karena perbedaan prinsip dan masalah bisnis Elon Musk memilih keluar dari proyek OpenAI.
Karena itu, Elon Musk telah merekrut beberapa peneliti artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terbaik di dunia untuk membentuk laboratorium penelitian terbaru.
Tujuannya, para peneliti itu harus mengembangkan layanan chatbot serupa yang lebih baik dari ChatGPT milik OpenAI.
Bocorannya, Musk telah merekrut Igor Babuschkin, seorang peneliti yang baru-baru ini meninggalkan unit kecerdasan buatan DeepMind milik Alphabet seperti dikutip The Information.
Musk memerintahkan Babuschkin untuk membuat tim hebat mengejar penelitian kecerdasan buatan. Sayangnya, Musk dan Babuschkin tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Pecah Kongsi
Tak heran pengguna ChatGPT sukses meroket dalam waktu sekejap dan membuat para perusahaan mesin pencari raksasa Google memperkenalkan Bard.
OpenAI dipimpin oleh beberapa investor dan begawan teknologi Sam Altam dan salah satu temannya Elon Musk. Iya, CEO Tesla dan Twitter Elon Musk ikut bergabung dengan tim mengembangkan ChatGPT.
Musk ikut mendirikan OpenAI karena ingin menjadi penyeimbang Google. Sayangnya, investasi miliaran Dolar AS Microsoft ke OpenAI membuat Elon Musk tidak senang dan membuatnya berpisah dengan OpenAI.
Musk beralasan OpenAI sudah melenceng dari apa yang dulu dicita-citakannya karena OpenAI dirancang untuk menjadi nirlaba open-source. Itulah alasan mengapa mereka dijuluki OpenAI.
"Sekarang (OpenAI) telah menjadi tertutup, perusahaan bertujuan untuk mendapat keuntungan maksimal yang dikendalikan secara efektif oleh Microsoft. Tidak seperti yang kumaksudkan sama sekali," tulisnya belum lama ini di Twitter.
Saat ini Elon Musk tidak lagi memiliki saham di OpenAI dan tidak lagi menjabat sebagai dewan komisaris.
Musk kembali meminta pengawasan terhadap A.I. ditingkatkan karena risikonya. "Menurutku, AI ini sebenarnya risiko yang lebih besar bagi masyarakat daripada mobil atau pesawat atau obat-obatan," cetusnya
"(Teknologi) ini sama-sama positif atau negatif dan sangat, sangat menjanjikan dan memiliki kemampuan yang hebat," sambungnya. Namun Elon Musk menekankan bahwa di balik kemampuan tersebut ada bahaya yang besar.
Baca Juga: Daftar Perusahaan Teknologi yang Kembangkan Layanan Mirip ChatGPT
Baca Juga: Kekayaan Nvidia Meroket Usai ChatGPT Butuh Lebih dari 30.000 GPU
Source | : | Gizmodo,The Wall Street Journal |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR