Sementara itu, dari sudut pandang akademis, Dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Dr. Fuad Gani, S.S., M.A., menuturkan ChatGPT memiliki potensi untuk menawarkan berbagai manfaat, termasuk peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan, kolaborasi, dan keluasan aksesibilitas sumber pembelajaran.
“Akan tetapi, alat ini juga melahirkan berbagai tantangan dan kekhawatiran terutama terkait dengan kejujuran, integritas akademik, dan plagiarisme,” cetusnya.
Dari berbagai kebermanfaatan yang diberikan ChatGPT, pustakawan dapat menggunakan ChatGPT untuk melakukan penelusuran sumber informasi, membuat strategi penelusuran, melakukan parafrase, membuat sintesis informasi, sampai dengan membuat sitasi dan daftar Pustaka.
Sebagai salah satu Pustakawan UI, Sony Pawoko, S.Sos., M.T.I. memberikan empat tips dalam menyikapi informasi yang didapatkan dari ChatGPT.
Empat tips itu di antaranya melakukan verifikasi informasi apapun yang didapat dari sumber yang kredibel, melakukan konsultasi dengan pembimbing atau dosen, mengakui atau melakukan sitasi terhadap informasi yang didapat dari ChatGPT, dan memasukkan ChatGPT sebagai sumber di daftar Pustaka.
Baca Juga: Google Cemas, Pengguna Browser Bing Meroket Berkat Integrasi ChatGPT
Baca Juga: Nih! 10 Kasus Manfaat Penggunaan ChatGPT di Industri Perbankan
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR