Fortinet menyebutkan bahwa transformasi digital diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi sampai sebesar US$300 miliar (±Rp4.614 triliun) untuk Indonesia pada tahun 2030. Hal ini selaras dengan proyeksi ekonomi digital Indonesia menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang dari Rp789 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp4.067 triliun pada tahun 2029. Namun, maraknya penggunaan teknologi digital di tanah air juga mendorong jamaknya cyber attack alias serangan siber di Indonesia. Lagi pula, banyak teknologi digital itu yang butuh terkoneksi ke jaringan, seperti internet, agar setidaknya penggunaannya optimal. Fortinet mencatat sebanyak 1,65 juta cyber attack per hari di Indonesia pada kuartal keempat lalu. Sejalan dengannya, BSSN pun mencatat sekitar 976 juta cyber attack di Indonesia sepanjang tahun lalu.
Pentingnya transformasi digital bagi para organisasi di Indonesia dan maraknya cyber attack di tanah air sedikit banyak mendorong berbagai organisasi di Indonesia mengadopasi produk-produk cyber security alias keamanan siber yang dinilainya terbaik. Sayangnya, tak jarang aneka produk cyber security itu berasal dari vendor-vendor cyber security yang berbeda. Produk-produk dari para vendor yang berbeda belum tentu bisa berkolaborasi dengan baik. Alhasil menggunakan kumpulan produk cyber security seperti ini meningkatkan kompleksitas cyber security organisasi. Fortinet dengan portofolio produk cyber security-nya yang terintegrasi mengeklaim bisa membantu organisasi menyederhanakan kompleksitas dari cyber security. Hal bersangkutan ditegaskan Fortinet melalui Peerapong Jongvibool (Vice President for Southeast Asia and Hong Kong, Fortinet) kepada InfoKomputer bulan lalu di Jakarta.
“Jadi sebelumnya kita selalu berpikir mengenai yang terbaik di kelompokya, bukan? Jadi, mana yang merupakan solusi terbaik untuk melindungi endpoint? Solusi mana yang terbaik untuk memproteksi, mungkin pusat data, bukan? Jadi, kita mengadopsi berbagai teknologi ini. Dan pada perjalanannya perusahaan tidak menyadari bahwa mereka telah mengadopsi, setidaknya untuk enterprise, lebih dari tiga puluh produk, bukan? Dan ketiga puluh produk tersebut memiliki set mereka sendiri akan panel kontrol, set mereka sendiri akan manajemen mereka, set mereka sendiri akan laporan,” sebut Peerapong Jongvibool.
“Bisa Anda bayangkan bila suatu hari ada suatu insiden [cyber security incident] terjadi dalam organisasi bersangkutan, laporan mana yang akan mereka ambil dan dan mana yang merupakan reaksi terbaik untuk peristiwa yang dimaksud, bukan? Jadi, mereka benar-benar menghadapi tantangan-tantangan ini,” lanjut Peerapong Jongvibool. “Namun apa yang Fortinet bisa bantu adalah menyederhanakan kompleksitas tersebut, mungkin dari tiga puluh sampai lima puluh produk dikurangi menjadi mungkin lima atau enam platform kecil, bukan? Itu bisa menolong konsumen untuk lebih terintegrasi, untuk lebih otomatis,” jelasnya mengenai bagaimana Fortinet bisa membantu organisasi menyederhanakan kompleksitas cyber security.
Fortinet Security Fabric dengan arsitektur cyber security-nya yang mesh membuat aneka produk cyber security Fortinet yang beragam bisa berkolaborasi satu sama lain dengan baik sehingga menyerupai satu entitas tunggal. Menggunakan platform cyber scurity yang ditenagai FortiOS — sistem operasi yang menenagai produk-produk Fortinet — tersebut menggantikan produk-produk cyber scurity dari vendor-vendor cyber security yang berbeda membuat organisasi bisa mendapatkan laporan dan mengambil reaksi terbaik secara terpusat, tidak lagi berupa silo-silo, sehingga mengurangi kompleksitas.
Fortinet mengatakan pula bahwa terdapat tiga atribut kunci dari Fortinet Security Fabric, yakni luas, terintegrasi, dan otomatis. Luas maksudnya Fortinet Security Fabric memiliki portofolio produk yang luas yang diklaim mencakup keseluruhan cyber attack surface. Terintegrasi merujuk pada aneka produk pada portofolio Fortinet Security Fabric yang bisa berkolaborasi dengan baik satu sama lain. Sementara, otomatis maksudnya Fortinet Security Fabric memanfaatkan jaringan yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri plus menggunakan AI (artificial intelligence) untuk cyber security.
Namun, Fortinet memastikan bahwa dirinya mendukung ekosistem yang terbuka. Fortinet bahkan menekankan bahwa Open Ecosystem-nya adalah salah satu ekosistem cyber security terbesar di industri. Dengan ekosistem terbuka bersangkutan, produk-produk tertentu dari vendor-vendor cyber security lain bisa terintegrasi dengan Fortinet Security Fabric. Jadi, untuk menyederhanakan kompleksitas cyber security tadi, organisasi tidak hanya bisa menggunakan produk-produk cyber security Fortinet melainkan juga menggabungkannya dengan produk-produk cyber security tertentu dari vendor-vendor cyber security lain. Fortinet menyadari bahwa suatu organisasi belum tentu ingin menggunakan produk-produk Fortinet saja untuk cyber security. Adapun jumlah produk cyber security Fortinet saat ini adalah lebih dari lima puluh.
Fortinet menambahkan bahwa sejak beberapa tahun lalu dirinya melihat tren bahwa di mana ada koneksi, di situ selalu ada kebutuhan akan cyber security. Dengan kata lain Fortinet melihat ada tren konvergensi antara jaringan dan cyber security. Fortinet menegaskan dirinya mampu menghantarkan keduanya; jaringan dan cyber security. Fortinet bahkan mengeklaim bahwa dirinya dikenali oleh Gartner dalam jaringan maupun cyber security tersebut. Bagi organisasi yang mencari single-vendor SASE (secure access service edge), Fortinet memastikan sebagai salah satu single-vendor SASE yang dimaksud. Fortinet menyebutkan single-vendor SASE memudahkan tercapainya single pane of glass dari jaringan dan cyber security — menyederhanakan kompleksitas.
Firewall yang Terdepan
Menawarkan lebih dari lima puluh produk, firewall menjadi produk Fortinet yang paling banyak digunakan, baik di dunia maupun di Indonesia. Fortinet mengeklaim bahwa menurut IDC sebanyak 45% firewall yang dikapalkan di dunia merupakan produk Fortinet. Sayangnya, Fortinet tidak bisa membagikan porsi firewall-nya yang dikapalkan di Indonesia. Namun, Fortinet memastikan bahwa dirinya merupakan vendor teratas untuk network security alias keamanan jaringan di tanah air. Terdepannya firewall sendiri disebutkan Fortinet karena pasar firewall masih yang terbesar.
Pasalnya, masih banyak organisasi yang bahkan belum memanfaatkan firewall yang dasar apalagi NGFW (next-generation firewall). Selain itu, bagi organisasi yang sudah menggunakan firewall, sejalan dengan meningkatnya penggunaan — misalnya berkat bisnis yang meningkat sehingga karyawan juga bertambah, mereka membutuhkan kapasitas yang lebih besar lagi. Dengan kata lain kebutuhan akan firewall adalah tinggi; sebagian organisasi yang belum memakai firewall akan mengadopsi firewall, sebagian organisasi yang sudah menggunakan firewall akan menambah jumlah firewall-nya atau menggantinya dengan yang memiliki kapasitas lebih besar.
Adapun unggulnya firewall Fortinet di pasar dunia antara lain berkat penggunaan ASIC (application specific integrated circuit). Ditujukan khusus untuk keperluan tertentu, ASIC bisa memberikan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan prosesor general purpose untuk keperluan yang dimaksud. Begitu pula dengan konsumsi daya yang lebih hemat. ASIC yang digunakan Fortinet pun adalah ASIC-nya sendiri sehingga Fortinet bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya saat terjadinya keterbatasan suplai cip, berhubung cip utamanya menggunakan cip sendiri, Fortinet mengatakan berhasil mendesain ulang dan mengganti cip-cip kecil yang terbatas suplainya dengan yang lain sehingga bisa membawa tiga produknya ke pasar dengan cepat.
Meskipun firewall menjadi produk yang paling banyak dipakai, Fortinet juga terus berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan produk-produk lainnya. Fortinet menilai cyber security adalah luas yang notabene tidak hanya firewall. Begitu pula dengan cyber attack surface yang luas dan bertambah luas sehingga membutuhkan produk-produk cyber security yang beragam pula. Oleh karena itu Fortinet terus berinvestasi terhadap penelitian dan pengembangan. Begitu pula dengan investasi pada AI. Fortinet mengeklaim memiliki hampir 1.300 paten secara global. Selain firewall, Fortinet menawarkan berbagai produk cyber security lain, contohnya endpoint security serta identity and access management.
Melatih Cyber Security Professional
Tidak hanya terus mengembangkan produk dan teknologinya, Fortinet juga melatih orang untuk menjadi cyber security professional. Menurut Fortinet dunia belakangan mengalami kekurangan cyber security professional. Hal serupa juga terjadi di Indonesia. Bank Dunia misalnya beberapa tahun lalu menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun alias 600 ribu talenta digital setiap tahunnya selama 15 tahun. Talenta cyber security tentunya merupakan bagian dari talenta digital. Melatih orang untuk menjadi cyber security professional menjadi salah satu langkah untuk mengatasi kekurangan yang dimaksud.
Fortinet beberapa waktu lalu memiliki komitmen untuk melatih 1 juta orang di dunia untuk menjadi cyber security professional. Dimulai sejak tahun 2017, Fortinet mengeklaim telah berhasil mencapai target tersebut pada tahun 2021. Fortinet pun kini berkeinginan untuk melatih 1 juta orang lagi dan menargetkan berhasil mencapainya pada tahun 2026 yang akan datang. Khusus di Indonesia, Fortinet mengatakan telah berhasil melatih lebih dari 20 ribu orang, mendekati 30 ribu orang untuk menjadi cyber security professional. Fortinet menargetkan pula untuk berhasil melatih jumlah yang serupa lagi di Indonesia pada tahun 2026 bersangkutan.
“Jadi kami melihat ke salah satu tantangan kunci yang kita hadapi secara global yakni kekurangan cyber security professional dan kala itu kami berkomitmen kepada dunia bahwa kami ingin melatih 1 juta orang, bukan? Orang cyber seurity. Dan kami telah mencapai target 1 juta itu setelah empat tahun dari pengumuman tersebut. Jadi, sekarang kami menetapkan suatu target untuk mendapatkan 1 juta lagi,” ujar Peerapong Jongvibool. “Tetapi bukan bukan hanya, Anda tahu, para partner, melainkan [juga] yang lain. Berbagai orang di negara-negara tersebut, kami telah melatih mereka,” pungkasnya.
KOMENTAR