Tak mau kalah dengan China, Russia, India dan Kuwait pun mengumumkan kehadiran pembawa acara berita yang membekal teknologi artificial intelligence (AI).
Tak lama setelah China memperkenalkan Ren Xiaorong pada bulan Maret lalu, Rusia menghadirkan seorang pembawa acara prakiraan cuaca (weather girl) bertenaga artificial intelligence, yang dinamai Snezhana Tumanova. Nama Snezhana Tumanova merupakan penggabungan dua kata dari bahasa Rusia yang berarti “salju” dan “kabut”.
Tampil dalam program Future Forecast di stasiun televisi Svoye TV, Snezhana Tumanova bekerja dengan dukungan tiga jaringan neural (neural network). Jaringan pertama menangani si pembawa acara virtual itu sendiri, jaringan kedua menyiapkan teks, dan jaringan ketiga bertugas membuat konten grafis. Program prakiraan cuaca ini direncanakan tayang lima kali sehari untuk secara berkala menyampaikan informasi perkembangan cuaca.
Meski pembawa berita virtual ini berpotensi merevolusi program prakiraan cuaca, manajemen Svoye TV telah menegaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mengabaikan program tradisional yang menampilkan presenter manusia.
Sementara itu di India, pada awal April lalu, kelompok media nasional India, India Today Group, juga mengumumkan kehadiran AI virtual news anchor pertama. Tampil pertama kali di ajang India Today Conclave 2023, pembawa acara berita bernama Sana ini divisualisasikan sebagai seorang perempuan dan dapat berbicara dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa lokal.
"Ia cerdas, cantik, awet muda, tak kenal lelah," kata Kallie Purie, Vice Chairperson, India Today Group, seperti dikutip dari RFI.fr, pada acara peluncuran Sana yang dihadiri Perdana Menteri India, Narendra Modi. Penampilan Sana dapat disaksikan di kanal berita Aaj Tak milik India Today Group.
Tak mau kalah, Kuwait News pun bergabung dalam perlombaan AI di bidang media dengan meluncurkan pembawa acara berita virtual bernama Fedha, kemarin. Menurut Kuwait News, seperti dikutip dari situs web Al Jazeera, Fedha akan diberi tugas membacakan berita buletin online.
Fedha muncul di akun Twitter situs web Kuwait News sebagai seorang perempuan dengan rambut warna cerah dan tak tertutup, serta mengenakan jaket hitam dan kaus putih.
“Saya Fedha, presenter pertama di Kuwait yang bekerja dengan artificial intelligence di Kuwait News. Berita seperti apa yang Anda sukai? Mari kita dengar pendapat Anda,” ujarnya dalam bahasa Arab klasik.
Menurut Abdullah Boftain, Deputy Editor-in-Chief penerbitan dan situs web Kuwait News, pengembangan bot AI sebagai pembawa acara berita ini merupakan langkah menguji potensi AI dalam menawarkan konten baru dan inovatif.
Ia menjelaskan, Fedha diambil nama lama yang populer dalam bahasa Kuwait yang mengacu pada perak dan logam. “Kita selalu membayangkan robot berwarna perak dan metalik, jadi kami menggabungkan keduanya,” jelas Boftain.
Sementara penampilan sang presenter virtual yang berambut pirang dan mata berwarna terang mencerminkan keragaman masyarakat Kuwait dan ekspatriat di negara kaya minyak ini, menurut Boftain.
Ke depannya, Fedha direncanakan akan mengadopsi aksen Kuwait dan membawakan buletin berita di akun Twitter Kuwait News.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR