Ketahanan siber adalah sebuah konsep yang mengacu pada kemampuan suatu organisasi atau sistem untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dari serangan siber yang dapat membahayakan ketersediaan, integritas, atau kerahasiaan aset informasi berharga.
Hal ini melibatkan berbagai aktivitas, termasuk tindakan proaktif seperti penilaian dan mitigasi risiko, serta tindakan reaktif seperti respons insiden dan pemulihan.
Tujuan ketahanan siber tidak hanya untuk mencegah serangan, tetapi juga untuk meminimalisasi dampak serangan yang terjadi dan memangkas waktu pemulihan yang diperlukan perusahaan.
Untuk mencapai ketahanan siber, organisasi perlu mengadopsi pendekatan holistik dan proaktif di seluruh sistem mereka yang melampaui tindakan perlindungan dan penerapan kontrol teknis.
Organisasi perlu mengandalkan tiga prinsip penting: kekebalan, air gap, dan retensi data – yang merupakan bagian dari pendekatan holistik dengan tiga bagian, yaitu:
Pada akhirnya, sudah saatnya para bisnis untuk tidak hanya berpikir bagaimana mereka dapat menghindari serangan siber dan mulai memikirkan bagaimana mereka dapat cepat pulih pasca terjadinya serangan siber yang mungkin saja tidak dapat dihindari.
Ketahanan siber memang seharusnya menjadi semakin penting dari sebelumnya agar bisnis dan organisasi dapat menghindari dampak yang disebabkan oleh serangan siber.
Adopsi pendekatan proaktif terhadap keamanan siber dan penerapan prinsip ketahanan siber dapat mendorong bisnis dan organisasi agar lebih siap menghadapi ancaman siber.
Karena, bisnis yang sukses adalah bisnis yang tangguh.
Baca Juga: Bagaimana Membangun Pola Pikir Zero Trust untuk Manajemen Identitas?
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR