Lenny menjelaskan, berbagai kebijakan, program dan kegiatan pembangunan terus dilakukan mulai dari tingkat nasional hingga desa. Ia juga memaparkan angka-angka capaian Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender yang meningkat setiap tahunnya, serta Indeks Ketimpangan Gender dan Global Gender Gap Index juga menurun setiap tahunnya.
Namun demikian, menurut Lenny, masalah kesenjangan gender masih terjadi, karena jika dilihat lebih mendalam dari komponen pembentuk dari berbagai indeks tersebut, masih menunjukkan adanya kesenjangan gender, perempuan tertinggal dibandingkan laki-laki di berbagai bidang pembangunan, termasuk di dunia digital.
“Untuk itu Kartini Digital diharapkan mampu memberikan terobosan bagi perempuan Indonesia agar makin berdaya di dunia digital. Perempuan Indonesia diharapkan menjadi champions, dapat turut menangkis tantangan yang dihadapi, misalnya dalam hal keamanan digital, literasi digital, kecakapan digital, digitalisasi usaha, dan tidak kalah penting adalah untuk memperkuat dan meningkatkan kepemimpinan perempuan utamanya di bidang STEM. Mendorong kolaborasi dan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk kemajuan perempuan di dunia digital dan proses digitalisasi, serta sharing best practices dan networking kesuksesan perempuan di dunia digital dan digitalisasi perlu terus dilakukan. Kami berkomitmen untuk mendukung perempuan Indonesia dalam meningkatkan kompetensi dan kesejahteraannya melalui teknologi digital secara positif, santun, dan aman,” jelas Lenny.
Huawei sendiri telah menunjukkan perhatiannya terhadap isu-isu sosial dan pembangunan di Indonesia, salah satunya kebutuhan negara akan setidaknya 9 juta talenta digital pada tahun 2030. Dukungan Huawei terhadap Kartini Digital merupakan wujud kontribusi ganda perusahaan terhadap pemberdayaan perempuan sekaligus pemenuhan kebutuhan talenta digital.
“Huawei adalah perusahaan yang didirikan di atas nilai-nilai inklusif, termasuk mewujudkan kesetaraan gender melalui pemberdayaan perempuan. Program Kartini Digital yang diprakarsai Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selaras dengan nilai-nilai perusahaan dan patut didukung demi membangun masa depan Indonesia Digital yang berkeadilan serta menyejahterakan semua. Melalui dukungan Huawei terhadap Kartini Digital, kami juga selangkah semakin dekat dengan target kami untuk melatih 100 ribu talenta digital Indonesia,” papar Guo Hailong, CEO of Huawei Indonesia.
Guo pun menjelaskan bahwa komitmen pemberdayaan perempuan Huawei didasari tiga pilar yakni Tech for Her (pengembangan teknologi untuk kemanfaatan perempuan), Tech with Her (mendampingi perempuan dalam pembelajaran kecakapan digital), dan Tech by Her (memberikan peluang bagi perempuan untuk menjadi pemimpin di perusahaan).
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR