Setelah lima tahun berdiri, ESB kini telah digunakan di lebih dari 10 ribu merchant. “Sekitar 80% adalah merchant besar,” cerita Gunawan, sambil menyebut restoran Remboelan sebagai pelanggan pertama mereka. Hal ini memang bukan tanpa sebab. Strategi go to market ESB menyasar jaringan restoran besar terlebih dahulu, “supaya pasar tahu solusi kami,” ujar Gunawan mengungkapkan alasannya.
Namun kini, restoran kelas kecil dan menengah pun sebenarnya sudah bisa memanfaatkan solusi ESB dengan cara berlangganan (subscription). Mereka cukup mendaftar melalui situs ESB, nanti akan dibantu tim ESB untuk menaikkan menu.
Proses kustomisasi memang dimungkinkan, namun jika memang benar-benar dibutuhkan. “Kami hanya melakukan kustomisasi jika fitur tersebut memang dibutuhkan mayoritas customer kami,” ujar Gunawan. Namun pria asal Rengat, Riau ini meyakini, ESB sudah memiliki fitur yang dibutuhkan mayoritas operasional restoran.
Hal ini tidak lepas dari pengalaman ESB membantu berbagai jenis restoran, mulai dari restoran life style, high-end, sampai fast moving. “Jadi kami sudah memiliki best practice untuk berbagai jenis restoran,” ungkap Gunawan. Dengan begitu, fitur di solusi ESB pun tinggal digunakan oleh pemilik restoran.
Gunawan sendiri menargetkan, ESB dapat mendekati market share 50% dalam 3-4 tahun mendatang. Inovasi pun akan terus dilakukan, seperti menyediakan fitur pendanaan yang memudahkan pemilik restoran mendapatkan pinjaman dari perbankan. Tim ESB juga mencoba menjajaki perluasan kanal penjualan melalui Whatsapp atau Tiktok.
Gunawan meyakini, potensi ESB ke depan akan sangat besar. Data menunjukkan, industri F&B akan mencapai US$273,6 miliar pada tahun 2023 ini. “Komponen software memang sekitar 0,2-0,3% dari total revenue. Namun jika menghitung komponen seperti ordering, supply chain, atau pendanaan, persentasenya bisa mencapai 5%” ungkap Gunawan. Dengan kata lain, solusi ESB memang memiliki potensi pasar yang besar.
Namun Gunawan menyebut, ada yang lebih berharga dari semua angka-angka itu. “Saya ingin meningkatkan ekonomi pelaku industri F&B di Indonesia,” ungkap Gunawan.
Baca juga: Tiga peristiwa penting yang membuat Gunawan mendirikan ESB
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR