Namun, sebuah studi terbaru oleh RELEX Solutions menemukan bahwa hampir 50% peritel tidak mengetahui berapa banyak stok yang mereka miliki di setiap toko, yang kemudian menimbulkan kesenjangan dalam pendekatan strategis untuk keakuratan dan tingkat efektivitas pemesanan yang dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut.
Untuk tetap berada di radar konsumen, peritel perlu memprioritaskan sistem pengisian stok barang yang efisien dan memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa membebani sumber daya.
Mengingat konsumen dapat berbelanja kapan saja dan di mana saja, teknologi AI dan pembelajaran mesin membantu merek menjaga jumlah inventaris yang tepat, memperkirakan perubahan permintaan, dan menyesuaikan pesanan pengisian ulang, sehingga mendorong peningkatan layanan, penjualan, dan kepuasan pelanggan.
Mengingat konsumen dapat berbelanja kapan saja dan di mana saja, merek dapat melayani pelanggan mereka secara lebih efektif dengan menggunakan teknologi AI dan pembelajaran mesin untuk mempertahankan jumlah inventaris yang cukup, mengantisipasi perubahan permintaan, dan menyesuaikan pesanan pengisian ulang.
Baca Juga: Alasan Aplikasi Chatbot AI ChatGPT Jadi Favorit Pekerja di Indonesia
Baca Juga: Accenture Investasi US$3 Miliar untuk TIngkatkan Divisi Data & AI
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR