Kehadiran chatbot fenomenal ChatGPT, telah memicu gelombang kehebohan seputar teknologi AI secara global, termasuk di China. Hal itu mendorong beberapa perusahaan domestik, seperti Baidu, Alibaba Group, dan Tencent Holdings, mengembangkan model AI mereka sendiri untuk bersaing di kancah tersebut.
Provider search engine terkemuka China Baidu mengklaim kemampuan model ArtificiaI Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terbarunya Ernie 3.5 telah melampaui ChatGPT milik OpenAI dalam berbagai metrik utama. Bahkan, Ernie 3.5 mampu mengalahkan GPT-4 dalam bahasa Mandarin.
Hal itu berdasarkan skor kemampuan komprehensif yang diperoleh dari tes yang dilakukan oleh China Science Daily, menggunakan kumpulan data seperti AGIEval dan C-Eval, benchmark yang umum digunakan untuk mengevaluasi kinerja model AI.
Baidu memperkenalkan bahasanya AI Ernie Bot awal tahun ini, menjadikannya perusahaan teknologi besar China pertama yang menawarkan produk AI sebagai saingan ChatGPT. Ernie Bot, dibangun di atas model AI Ernie 3.0 Baidu sebelumnya, telah menjalani pengujian khusus undangan selama tiga bulan terakhir.
Baidu menyoroti bahwa model Ernie 3.5 barunya menawarkan pelatihan yang lebih baik dan efisiensi inferensi, menyiapkan panggung untuk iterasi yang lebih cepat dan lebih hemat biaya di masa depan. Baidu juga menyebutkan bahwa Ernie 3.5 mendukung “plugin” eksternal, yang merupakan aplikasi tambahan yang memungkinkan AI untuk menangani skenario tertentu seperti peringkasan teks dan menghasilkan jawaban yang tepat. Secara khusus, ChatGPT juga memperkenalkan dukungan plugin awal tahun ini.
Fenomena Unik
Chatbot artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan milik OpenAI ChatGPT menjadi produk IT paling sensasional awal tahun ini yang memberikan pengalamam baru kepada pengguna.
Tak hanya itu, ChatGPT menginspirasi para perusahaan raksasa teknologi seperti Google dan Baidu memperkenalkan layanan serupa. Popularitas chatbot berbasis artificial intelligence buatan OpenAI ChatGPT yang langsung meroket dan meledak di hati pengguna ukup membuat Google bangun dari tidurnya.
Google cukup khawatir dengan sepak terjang ChatGPT yang memiliki kemampuan lebih untuk menggantikan mesin pencari Google Search di masa depan. Karena itu, Google terus mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang mampu menandingi ChatGPT.
Google akan segera memamerkan kebolehan chatbot AI Search untuk menantang eksistensi chat ChatGPT milik OpenAI yang lagi viral di masyarakat.
Chatbot berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan itu sukses merebut hati pengguna karena dapat memberikan informasi yang lebih mudah dipahami.
Bahkan, banyak pihak memprediksi ChatGPT bakal menggantikan peran mesin pencari Google Search dalam beberapa tahun ke depan.
Tentunya, ini menjadi ancaman serius bagi bisnis Google mengingat mesin pencari Google Search adalah pintu terbesar pemasukan iklan.
Laporan terbaru, CEO Sundar Pichai mengeluarkan status "kode merah" yang berarti perusahaan dalam kondisi genting dan meminta para teknisinya untuk mempercepat pengembangan AI.
Dalam pengembangannya, keunggulan Chatbot AI Search milik Google akan mencakup keamanan, akurasi, dan pemblokiran informasi yang salah.
Google akan memamerkan 20 produk berbasis artificial intelligence (AI) dan chatbot untuk mesin pencarinya pada konferensi Google I/O Mei 2023.
The New York Times membocorkan beberapa proyek artificial intelligence (AI) yang sedang dikembangkan Google yaitu alat pembuat gambar (image generation tool), aplikasi penguji purwarupa Test Kitchen versi AI, aplikasi edit video yang langsung dapat meringkas vidoe klip lainnya, fitur Shopping Try-on mirip dengan kepunyaan Amazon), kreator wallpaper untuk ponsel Pixel, dan alat berbasis AI yang dapat memudahkan pengembang untuk membuat aplikasi Android.
Pichai juga telah meminta pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin untuk meninjau langsung proyek-proyek AI dan meminta masukan dari mereka seperti memastikan teknologi yang digerakkan AI itu adil dan etis seperti dikutip Engadget.
Ubah Teks Jadi Lagu
Baru-baru ini, Google memperkenalkan MusicLM yang memungkinkan pengguna mengubah sebuah deskripsi teks menjadi sebuah lagu dari berbagai macam genre.
Model MusicLM memiliki basis data pelatihan yang luas atau sebanyak 280 ribu jam musik sehingga dapat membantu musisi menghasilkan musik dengan variasi dan kedalaman.
"Kami memperkenalkan MusicLM, model yang menghasilkan karya musik tinggi dari deskripsi teks seperti 'melodi biola yang menenangkan didukung oleh riff gitar. MusicLM menampilkan proses pembuatan musik kondisional sebagai tugas pemodelan sequence-to-sequence hierarkis, dan menghasilkan musik pada 24 kHz yang konsisten selama beberapa menit,” menurut publikasi Google di Github.
Mirip dengan bagaimana ChatGPT dapat mengubah perintah teks menjadi sebuah cerita dan DALL-E menghasilkan gambar dari perintah tertulis. Program AI ini dapat mengubah input teks menjadi musik berdurasi hitungan menit.
Hebatnya, teknologi artificial intelligence (AI) MusicLM dapat menggabungkan genre dan instrumen serta menulis trek menggunakan konsep abstrak yang biasanya sulit dipahami komputer. MusicLM dapat memadukan berbagai genre musik seperti rock, pop hingga reggae.
“Audio dihasilkan dengan memberikan urutan perintah teks. Ini memengaruhi bagaimana model melanjutkan token semantik yang berasal dari keterangan sebelumnya, ” kata para peneliti.
Bahkan, MusicLM dapat membuat melodi yang berasal dari senandung, siulan, atau deskripsi sebuah lukisan.
Tentunya, gubahan laku MusicLM tidak sesempurna manusia karena ada beberapa komposisi yang terdengar aneh dan vokalnya cenderung tidak bisa dipahami seperti dikutip Engadget.
Ada juga demo “story mode” di mana model ini pada dasarnya diberikan beberapa input teks dengan durasi waktu untuk setiap jenis musik yang perlu dibuat.
“Eksperimen kami menunjukkan bahwa MusicLM mengungguli sistem sebelumnya baik dalam kualitas audio maupun keakuratan terhadap deskripsi teks. Selain itu, kami mendemonstrasikan bahwa MusicLM dapat dikondisikan pada teks dan melodi yang dapat mengubah melodi siulan dan senandung sesuai dengan gaya yang dijelaskan dalam keterangan teks,” catat para peneliti.
Andalan China
Baidu langsung ikut terjun langsung ke gelanggang pertempuran chatbot berbasis artificial intelligence. ChatGPT sendiri mengumpulkan lebih dari satu juta pengguna dalam beberapa hari dan memicu perdebatan tentang peran AI di sekolah, kantor, dan rumah.
Baidu berencana meluncurkan layanan chatbot AI yang serupa dengan ChatGPT pada bulan Maret ini. Layanan yang belum diketahui namanya itu akan memungkinkan pengguna mendapatkan hasil pencarian dengan gaya percakapan seperti ChatGPT.
Sebagai informasi, Baidu sendiri menghabiskan miliaran dolar untuk meneliti dan mengembangkan artificial intelligence (AI) dalam beberapa tahun terakhir. Keputusan Baidu mengembangkan chatbot mirip ChatGPT itu membuat saham perusahaan naik 5,8 persen.
Baidu akan membenamkan chatbot canggihnya itu dengan model pembelajaran dan data-data dari mesin pencarinya. "Nantinya layanan baru itu akan sangat mirip dengan ChatGPT," kata sumber yang mengetahui hal ini seperti dikutip Economic Times.
Sementara itu, perwakilan Baidu menolak memberikan komentar.
Investasi Microsoft
Microsoft resmi mengumumkan investasi miliaran dolar ke OpenAI, pengembang di balik Chabot ChatGPT untuk mengembangkan ChatGPT yang lebih canggih lagi dan mengantisipasi chat Artificial Intelligence (AI) buatan Google, Alphabet.
“Kami membentuk kemitraan ini berdasarkan ambisi bersama untuk secara bertanggung jawab memajukan penelitian AI mutakhir dan mendemokratisasi AI sebagai platform teknologi baru,” kata CEO Microsoft Satya Nadella, dikutip The Verge.
Beberapa media sebelumnya melaporkan investasi tersebut mencapai 10 miliar dolar AS. Dalam postingan blog, Microsoft mengumumkan fase ketiga dari kemitraannya melalui investasi multi-tahun senilai miliaran dolar.
Sebelumnya, Microsoft pernah menyuntik dana ke OpenAI senilai satu miliar dolar AS seperti dikutip Reuters.
Investasi terbaru Microsoft ke OpenAI itu akan meliputi pengembangan supercomputer dan dukungan cloud-computing. Nantinya, kedua perusahaan dapat mengkomersialkan teknologi AI yang dihasilkan.
“Dalam fase kemitraan ini, pengembang dan organisasi lintas industri akan memiliki akses ke infrastruktur, model, dan toolchain AI terbaik dengan Azure untuk membangun dan menjalankan aplikasi mereka,” ungkap Nadella.
Microsoft juga akan memasukkan Artificial Intelligence (AI) itu ke dalam semua produknya karena OpenAI terus mengejar penciptaan kecerdasan mirip manusia untuk mesin.
Microsoft melakukan lebih banyak sumber daya untuk menjaga kedua perusahaan di garis depan kecerdasan buatan Generative AI, teknologi yang dapat belajar dari data cara membuat hampir semua jenis konten hanya dari text prompt.
Microsoft juga telah menambahkan teknologi OpenAI ke mesin pencarinya Bing yang untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun sedang dibahas sebagai saingan potensial Google sekaligus menantang kedigdayaan Google di ranah mesin pencari.
Microsoft membeli lisensi eksklusif untuk teknologi yang mendasari GPT-3 pada tahun 2020 setelah menginvestasikan 1 miliar dolar AS (15,2 triliun) di OpenAI pada tahun 2019. Microsoft telah membangun hubungan erat dengan OpenAI dan juga berencana untuk menambahkan model teks-ke-gambar AI ke Bing yang didukung oleh DALL-E 2 OpenAI.
Source | : | Gizmochina |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR