Meluncurkan model artificial intelligence (AI) terbaru, Llama 2, Meta membekali lawan tanding ChatGPT ini dengan “senjata” khusus.
CEO Meta, Mark Zuckerberg menjelaskan bahwa Llama merupakan hasil kerja sama Meta dengan Microsoft. Peluncuran ini menurut Microsoft didorong oleh misi mendemokratisasi AI dan manfaatnya.
Versi sebelumnya, Llama, diluncurkan pada bulan Februari lalu. Dijelaskan di situs Meta AI, jumlah data yang digunakan untuk melatih Llama 40% lebih banyak dari versi pertama. Dan pretrained model Llama 2 dilatih pada dua triliun token.
Menurut Mark Zuckerberg, Llama 2 akan tersedia secara cuma-cuma, baik untuk keperluan riset maupun komersial. Hal ini tentu berbeda dengan ChatGPT yang menyediakan versi berbayar melalui ChatGPT Plus jika pengguna ingin menikmati fitur-fitur yang lebih mumpuni.
Perbedaan lain dengan model LLM lainnya adalah Llama 2 dibangun dengan pendekatan terbuka. Dua raksasa teknologi tersebut akan membuka data dan kode yang digunakan untuk membangun AI terbaru ini bagi perusahaan maupun institusi riset.
“Kami percaya pendekatan terbuka adalah yang tepat untuk pengembangan model AI saat ini, terutama (untuk pengembangan) yang di area (AI) generatif di mana teknologi berkembang pesat,” tulis Meta dalam posting di blognya, seperti dikutip dari independent.co.uk.
Masih dari blognya, Meta meyakini bahwa Llama 2 dan pendekatan terbuka ini akan memberikan akses bagi bisnis, startup, wirausahawan, dan peneliti ke alat yang dikembangkan pada skala yang akan sulit jika harus mereka bangun sendiri, didukung oleh daya komputasi yang mungkin sulit diakses sehingga pada akhirnya akan membuka peluang untuk bereksperimen dan berinovasi.
“Open source mendorong inovasi karena memungkinkan lebih banyak pengembang membangun dengan teknolog baru,” tulis Mark Zuckerberg dalam postingannya di Facebook. Tidak hanya itu, menurutnya, open source akan meningkatkan keselamatan dan keamanan karena ketika software bersifat terbuka, akan lebih banyak orang dapat mengidentifikasi dan memperbaiki isu-isu yang terdapat pada software tersebut.
“Saya percaya ini akan membuka lebih banyak kemajuan jika ekosistemnya lebih terbuka, itulah alasan kami membuka sumber Llama 2,” tulis Mark.
Meski menggadang-gadang keunggulan open source, Meta tidak banyak memberikan penjelasan mengenai data yang digunakan untuk membangun Llama 2. Sebuah makalah riset yang dirilis bersamaan dengan peluncuran Llama 2 menjelaskan bahwa model AI ini dilatih dengan data-data baru yang tersedia untuk publik, yang tidak meliputi data-data dari produk atau layanan Meta. Makalah yang sama juga menyebutkan bahwa Meta menghapus data dari situs-situs web yang berisi banyak informasi pribadi dari individu-individu pribadi.
Selain tersedia di platform cloud Microsoft Azure, Llama juga akan tersedia di beberapa platform cloud lainnya, seperti Amazon Web Services (AWS) dan Hugging Face.
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR