Ericsson menyebutkan bahwa koneksi merupakan hal mendasar bagi peradaban. Menurut studi yang dilakukan sebelumnya, Ericsson mengatakan bahwa secara rata-rata adopsi konektivitas pita lebar (broadband) memiliki korelasi yang positif dengan perekonomian; secara rata-rata, suatu peningkatan sebesar 10% pada adopsi konektivitas pita lebar di suatu negara, pada awalnya akan mengakibatkan peningkatan sejumlah 0,8% terhadap PDB (produk domestik bruto) negara itu. Pentingnya koneksi, seperti konektivitas 5G, ini ditegaskan Ericsson Indonesia pada acara “Imagine Live 2023” yang digelar di Jakarta dari 8 sampai 10 Agustus 2023 lalu.
Sebagai generasi terkini dari teknologi (nirkabel) seluler, 5G menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan 4G. Seperti yang InfoKomputer sampaikan di sini, 5G antara lain bisa memberikan kecepatan yang lebih tinggi, latensi yang lebih rendah, dan kepadatan koneksi yang lebih baik. Dengan kata lain 5G tidak hanya bisa membantu menghadirkan konektivitas pita lebar yang lebih bagus melainkan mendukung lebih banyak perangkat — memungkinkan adopsi yang lebih besar. Berkat aneka keunggulannya pula, 5G memungkinkan berbagai potensi koneksi seluler untuk Indonesia dan dunia. Pada acara bertema “Unlocking the Future of 5G” yang dimaksud, Ericsson pun menampilkan aneka potensi 5G tersebut.
Berbagai potensi 5G yang ditampilkan Ericsson sendiri diklaim seperti yang hadir pada MWC Barcelona lalu. Ericsson meyakini tawaran-tawarannya akan 5G, termasuk yang ditampilkan, bisa membantu Indonesia mencapai tujuannya merevitalisasi industrinya dengan Industri 4.0 serta menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2030. Tak hanya itu, Ericsson juga meyakini 5G bisa membantu Indonesia mentransformasi berbagai layanan publiknya dan membantu UMKM (usaha mikro, kecil, menengah)-nya untuk bersaing dan berkembang. Ericsson percaya 5G bisa mendorong ekonomi digital di tanah air.
“Di Indonesia, menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika, 5G telah menjangkau lebih dari lima puluh distrik dan tentu saja diharapkan akan bertumbuh secara signifikan dalam tahun-tahun yang akan datang. Mengapa hal itu penting? Menciptakan infrastruktur digital yang kuat di Indonesia akan menjadi suatu dasar yang membolehkan Industri 4.0 dan untuk negara tersebut menjadi kompetitif di panggung global. Hal itu juga bisa secara mendasar mentransformasi layanan-layanan warga negara,” ujar Jerry Soper (President of Ericsson Indonesia).
“Ketika kami melihat banyak bisnis kecil, para UMKM, para UKM yang merupakan tempat sebagian besar orang di negara ini bekerja, membolehkan, 5G akan membantu mereka untuk berkembang pesat di pasar. Perlu diingat tentang adopsi yang luar biasa ini: diprediksikan pada tahun 2030, Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar ke-7 di dunia,” tambah Jerry Soper sembari menekankan Ericsson adalah pemimpin dalam 5G.
Kesiapan Infrastruktur
Meski 5G sudah tersedia di tanah air, tetapi jangkauan dan kinerjanya masih terbatas. Pemerintah Indonesia mengatakan bahwa pemerintah ingin memastikan terlebih dahulu infrastruktur yang mendukung 5G di tanah air adalah siap. Pasalnya, tanpa kesiapan infrastruktur bersangkutan, 5G tidak akan bisa memberikan kinerja terbaiknya; kinerja 5G tidak akan optimal. Contohnya throughput 5G yang bisa sepuluh kalinya 4G, tanpa backhaul yang mendukung, throughput tersebut sulit untuk dicapai. Pemerintah ingin memastikan dulu infrastruktur pendukung 5G yang dimiliki operator telekomunikasi seluler di Indonesia adalah siap agar 5G yang nantinya hadir di tanah air kinerjanya optimal. Begitu pula halnya dengan spektrum-spektrum frekuensi 5G baru.
Dengan berbagai infrastruktur pendukung yang benar-benar siap, 5G akan bisa menjawab kebutuhan akan konektivitas yang meningkat di Indonesia, termasuk dalam sisi kecepatan, lalu lintas data, dan jumlah perangkat yang terus meningkat. Bahkan, Ericsson mengeklaim 5G bisa menawarkan kinerja yang lebih tinggi dari 4G dengan konsumsi daya listrik yang lebih rendah. Hal tersebut tentunya bagus untuk keberlanjutan. Apalagi kini pemanasan global menjadi isu yang penting, termasuk di tanah air.
“Salah satu isu kunci saat ini dalam 5G [di Indonesia] adalah bagaimana mempercepat modernisasi jaringan dari para operator telekomunikasi. Sebelum mereka memodern, mereka mmodernisasi jaringan mereka, jika kita langsung menanamkan 5G, seperti halnya 4G, kita tidak akan mendapatkan manfaat/peningkatan [yang ditawarkan 5G], karena terdapat banyak sekali rintagan di, dalam jaringan para operator telekomunikasi. Jadi, kami mendorong mereka untuk mempercepat modernisasi jaringan mereka,” jelas Dr. Ir. Ismail ST MT (Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia).
“Isu kedua adalah spektrum frekuensi. Saya pikir banyak orang di negara ini yang berbicara bagaimana spektrumnya, kapan spektrumnya akan dirilis oleh pemerintah, pita berapa yang akan dirilis sekarang? Ada beberapa yang bertanya, tetapi desakan ini, jika kami mengelola spektrum frekuensi ini, kami harus mengelolanya dengan cara yang benar,” jelas Dr. Ir. Ismail ST MT lebih lanjut sembari mengatakan spektrum frekuensi 5G baru akan dirilis pada saat yang tepat — ada yang diklaim tidak lama lagi — dan juga dengan harga yang tepat.
Potensi-Potensi yang Dimungkinkan
Adapun potensi-potensi koneksi seluler alias konektivitas yang dimungkinkan 5G dan inovasi Ericsson untuk Indonesia dan juga dunia, Ericsson menampilkan lebih dari dua puluh. Tiga di antaranya adalah sehubungan XR (extended reality), FWA (fixed wireless access), dan keberlanjutan. Inovasi-inovasi 5G yang ditampilkan Ericsson ada yang sudah tersedia, tetapi ada juga yang baru akan tersedia pada masa depan.
XR
Salah satu inovasi sehubungan XR yang dikedepankan Ericsson adalah yang membolehkan panggilan video masa depan. Memanfaatkan HMD (head mounted display), lawan bicara bisa seolah-olah hadir secara langsung di depan pelaku panggilan. Pelaku panggilan bisa berbicara dan bisa berinteraksi — sampai batasan tertentu — layaknya lawan bicara benar-benar ada di depannya. Inovasi ini misalnya akan memungkinkan suatu konsumen melakukan panggilan video masa depan saat butuh bantuan untuk troubleshooting; sang konsumen akan mendapatkan bantuan yang mendekati petugas layanan pelanggan datang secara langsung ke tempatnya.
Teknologi 5G dalam inovasi Ericsson sehubungan XR adalah untuk menghubungkan — dalam contoh yang disebutkan — HMD dengan pusat data yang melakukan komputasi yang butuh sumber daya tinggi, seperti untuk me-render gambar yang ditampilkan HMD. Pusat data bersangkutan bisa terdapat di properti milik operator telekomunikasi seluler di lokasi yang relatif dekat dari pelaku panggilan.
FWA
FWA sebenarnya bukan sesuatu yang baru dalam artian sudah tersedia pada 4G. Namun, dengan 5G, pemanfaatan koneksi nirkabel alih-alih koneksi kabel untuk menghubungkan dua titik tetap ini lebih bisa menawarkan kecepatan yang mendekati yang ditawarkan serat optik. Seperti telah disebutkan, dibandingkan 4G, 5G dapat menawarkan throughput yang sepuluh kalinya. Jadi, FWA 5G bisa memberikan throughput yang jauh lebih tinggi dari FWA 4G. ISP (internet service provider) yang ingin menyediakan layanan internet pita lebar ke area tempat tinggal yang kurang atau tidak feasible untuk dihubungkan dengan kabel contohnya, bisa memakai FWA 5G yang ditenagai Ericsson untuk memberikan layanannya itu.
Keberlanjutan
Salah satu tindakan untuk keberlanjutan adalah mengurangi konsumsi energi listrik. Setidaknya sebagian energi listrik yang digunakan di Indonesia dan dunia berasal dari proses yang menghasilkan emisi yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Mengurangi penggunaan energi listrik bisa mengurangi emisi yang dihasilkan. Ericsson antara lain menampilkan AIR (antenna-integrated radio) 3268 yang telah diperkenalkan beberapa waktu lalu. Seperti yang InfoKomputer beritakan di sini, Ericsson mengeklaim AIR 3268 memiliki konsumsi daya listrik yang lebih hemat sekitar 10% dibandingkan generasi yang lebih awal.
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR