Untuk menarik minat investor swasta, pemberian insentif seperti insentif pajak, dan kemudahan pinjaman kredit pemerintah dapat menjadi daya tarik.
Dukungan kebijakan berikutnya adalah akselerasi peraturan yang berfokus pada penyederhanaan persyaratan dan prosedur perizinan usaha, akses terhadap teknologi dan rantai pasok domestik, serta kebijakan struktur tarif.
Berbicara mengenai kebijakan struktur tarif terutama untuk startup transisi energi adalah bagaimana membangun kemitraan strategis yang saling menguntungkan antara startup dengan PLN sebagai perusahaan umum listrik negara dalam komersialisasi listrik hijau.
Terakhir adalah dukungan dalam ketersediaan dan kesiapan akses pasar. Kebijakan pemerintah yang dapat membuka peluang pasar dan menggairahkan konsumen untuk mulai beralih pada solusi teknologi dan produk ramah lingkungan menjadi kunci dalam mengkomersialisasi dan menjadikan cleantech startup menarik di mata investor.
Inovasi skema pembiayaan
Para impact investor perlu memiliki pemahaman penuh untuk melihat keuntungan investasi dari sudut pandang triple bottom line, di mana kesuksesan tidak hanya diukur dari segi profitabilitas, tetapi juga seimbang dari segi dampaknya terhadap lingkungan dan manusia.
Cleantech startup pun harus mampu meyakinkan investor akan peran yang mereka mainkan dalam menggerakkan jarum menuju titik emisi nol bersih maupun dalam menyediakan akses energi yang adil dan inklusif melalui solusi yang ditawarkannya, dan mengartikulasikannya secara efektif agar dapat dipahami.
Sebagai contoh, Schneider Electric Energy Access (SEEA) dan Schneier Electric Energy Access Asia (SEEAA) yang kami dirikan pada 2009 dan 2019 lalu merupakan model impact investing yang berpedoman pada sirkularitas dan ekonomi inklusif.
SEEA menyatukan berbagai pemangku kepentingan dengan mengajak karyawan dan para mitra bisnis Schneider Electric untuk berinvestasi dan berkomitmen pada pengembangan akses energi bersih yang inovatif dan solusi efiensi energi yang membantu mengurangi kesenjangan energi di dunia.
Berdasarkan pengalaman menjalankan impact investment selama 14 tahun ini, kami melihat bahwa diversifikasi skema pembiayaan perlu terus dijajaki, dari subsidi pemerintah ke skema modal campuran termasuk skenario swasta dan komersial.
Dengan demikian risiko akan lebih tersebar di lebih banyak pemangku kepentingan.
Komitmen investor yang berkelanjutan berlandaskan pada triple bottom line, serta inovasi mekanisme pendanaan baru seperti pembiayaan mikro, sewa guna usaha mikro, dan crowdfunding memberikan lebih banyak pilihan untuk skema modal campuran yang memungkinkan perusahaan rintisan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan belanja modal.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR