Popularitas artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terus meroket dalam beberapa tahun terakhir, menyusul banyak perusahaan teknologi yang berlomba-lomba mengembangkan AI. Tingginya permintaan itu membuat pasokan chipset AI menipis di pasaran, mengingat banyak perusahaan yang membelinya dalam jumlah besar.
Chipset AI sendiri adalah salah satu faktor terpenting dalam pengembangan AI. Saking banyaknya pesanan, chip GPU khusus AI seperti seri A100 dan H100 dari Nvidia jadi langka di pasaran. Chairman Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), Mark Liu mengatakan kondisi kelangkaan GPU AI itu bakal berlangsung hingga 1,5 tahun ke depan.
"Kelangkaan GPU AI karena keterbatasan kapasitas produksi packaging chip-on-water-on-substrate (CoWos)," katanya.
CoWoS sendiri adalah teknologi pengemasan chip untuk produk semikonduktor berkinerja tinggi. TSMC sendiri adalah rekanan manufaktur yang memproduksi aneka chip AI, termasuk Nvidia A100 dan H100. Angka permintaan CoWoS untuk chip AI meroket pada awal tahun 2023, peningkatannya mencapai tiga kali lipat dibanding tahun lalu sehingga TSMC kesulitan memenuhi permintaan.
"Kami saat ini tidak bisa memenuhi 100 persen kebutuhan pelanggan, tapi kami akan berupaya mendukung sekitar 80 persen," ujar Liu seperti dikutip Tom's Hardware.
Liu mengatakan keterbatasan kapasitas pengemasan chip TSMC akan menerapkan ekspansi fasilitas produksi sehingga kondisi kelangkaan seharusnya bisa diatasi. Tak hanya itu, TSMC juga akan menambah alat untuk fasilitas packaging yang sudah ada.
Intel sendiri menargetkan kapasitas packaging chip-nya akan meningkat empat kali lipat pada 2025. Chip AI Nvidia A100 dan H100 dapat digunakan di data center untuk mengembangkan dan menjalankan AI. Open AI, misalnya menggunakan ribuan GPU Nvidia untuk ChatGPT.
Pabrikan otomotif seperti Tesla juga berlomba memborong chip GPU untuk mengembangkan AI. Tesla memerlukan chip AI untuk menyetir mobil sendiri tanpa butuh campur tangan manusia. Elon Musk selaku pimpinan Tesla sempat mengeluhkan bahwa pihaknya tidak bisa memperoleh GPU AI dalam jumlah yang dikehendaki dari Nvidia lantaran banyaknya peminat.
"Mereka (Nvidia) tak bisa karena pelanggannya ada banyak sekali," ujar Musk Juli lalu.
Sementara itu Nvidia selaku pabrikan chip AI paling populer di pasaran jadi kebanjiran untung. Dalam laporan keuangan terbarunya, Nvidia memecahkan rekor pendapatan sebesar 13,51 miliar dollar AS, naik 101 persen dari tahun lalu.
Adapun profit yang dicatat Nvidia untuk periode kuartal fiskal keempat 2024 itu mencapai lebih dari 6 miliar dollar, meningkat 843 persen secara year-over-year. Peningkatan pendapatan yang dicatat bisnis Data Center Nvidia berkat booming AI jauh lebih tinggi dibandingkan pasar tradisionalnya di bisnis gaming yang hanya naik 22 persen dari setahun sebelumnya.
Nvidia memproyeksikan pendapatan sebesar 16 miliar dollar AS untuk kuartal berikutnya, juga dari bisnis terkait AI.
"Kami memperkirakan sebagian besar pertumbuhan bakal didorong oleh data center," ujar CFO Nvidia Colette Kress.
Baca Juga: Tantang ChatGPT Plus, Anthropic Luncurkan Claude Pro Versi Berbayar
Baca Juga: Demi Privasi, Ini Cara Cegah Data Pribadi Anda Dipakai dan Dilatih AI
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR