"Selain itu, kami melihat penyedia akomodasi memainkan peran yang lebih penting daripada sebelumnya. Pada tujuh dari sepuluh wisatawan lokal, akomodasi akan berfungsi sebagai tujuan," sambungnya.
Sementara 73% wisatawan Indonesia akan toleran dengan penyedia akomodasi yang memiliki standar pelayanan lebih rendah mengingat adanya kekurangan staf, temuan mendasar dari SiteMinder's Changing Traveller Report 2023 menggarisbawahi bahwa sektor akomodasi dianggap tertinggal dari industri lain dalam hal teknologi.
Hampir 60% wisatawan berpendapat bahwa industri akomodasi rata-rata tertinggal dalam hal adopsi teknologi, sementara 92% setuju bahwa pengalaman pemesanan dan masa inap mereka bisa lebih baik jika properti akomodasi dapat lebih memahami teknologi.
Lebih lanjut, riset SiteMinder telah menemukan bahwa penggunaan teknologi di kalangan wisatawan meliputi:
"Riset SiteMinder menyoroti sejauh mana budaya digital-first Indonesia. Wisatawan Indonesia saat ini tidak hanya sangat bergantung pada digital, tetapi juga secara sadar dan terus-menerus memiliki keinginan kuat untuk menciptakan kenangan selama mereka masih memiliki privilege untuk berwisata,” jelas Haines.
“Melalui riset kami, kami sekarang tahu bahwa mereka menganggap industri akomodasi berada di belakang dalam hal adopsi teknologi, dan penyedia akomodasi harus melihat ini sebagai ajakan untuk berinvestasi dalam modern technology commerce yang memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan saat ini," katanya lagi.
Baca Juga: Spotify Kembangkan Fitur Terbaru Playlist AI, Ini Fungsinya
Baca Juga: Meta Kenalkan Fitur Baru Berbasis Generative AI untuk Para Pengiklan
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR