Pembelian barang elektronik secara online semakin diminati oleh masyarakat Indonesia.
Menurut data dari jaringan afiliasi Admitad, pada tahun 2023 pembelian barang elektronik oleh masyarakat Indonesia meningkat 5% dan pengeluaran meningkat 4% lebih banyak.
Meski pertumbuhan ini sedikit tertinggal dari pertumbuhan penjualan online global sebesar 9%, hal ini masih menunjukkan tren positif di industri elektronik.
Dalam studi ini, Admitad menganalisis lebih dari 9 juta pesanan online global untuk lebih dari 360 merek dan juga memeriksa 70.000 pesanan dari Indonesia untuk 26 merek lokal dan internasional, termasuk AliExpress, DHGate, Banggood, Samsung, Acer, Adorama, XP Pen.
Krisis inflasi global dan biaya produksi yang meningkat telah mempengaruhi industri elektronik, namun ada beberapa faktor yang membantu pertumbuhan industri elektronik online di Indonesia.
Beberapa faktor positif telah memungkinkan penjualan online dalam industri elektronik untuk melebihi tingkat pertumbuhan utama industri, yang menurut para ahli global sekitar 4-6% pada tahun 2023.
"Situasi yang lebih menguntungkan dalam ranah online telah dipengaruhi oleh perkembangan keseluruhan e-commerce, pertumbuhan digitalisasi, peningkatan metode pengiriman yang lebih nyaman dan cepat, upaya pemasaran online, serta peningkatan jumlah pesanan melalui perangkat seluler," kata Neha Kulwal, Direktur Utama, APAC & India, Mitgo.
Meskipun secara global menunjukkan bahwa pesanan meningkat 9%, pembelanjaan untuk elektronik di Indonesia hanya meningkat 5% pada 2023.
Konsumen tampaknya lebih memilih merek yang lebih terjangkau atau memutuskan untuk memperbaiki perangkat mereka daripada membeli yang baru.
Rata-rata belanja global telah turun dari US$85 ke US$68. Namun, Indonesia menunjukkan angka yang positif.
Nilai rata-rata pesanan di Indonesia adalah US$44 atau sekitar IDR660,000. Pesanan melalui perangkat seluler di Indonesia mencapai 18,5% dan terus meningkat.
Menurut Admitad, saluran utama penjualan di Indonesia pada 2023 antara lain: toko afiliasi 22%, platform konten dan media online 21%, iklan kontekstual dan berorientasi target 17,3%, situs kupon 15,5%, layanan cashback 14,7%, grup dan blog media sosial 7,6%, dan lain-lain 1,9%.
Iklan online berorientasi target telah meningkatkan penjualan sebanyak 33%. Ada juga kenaikan 25% penjualan melalui iklan di layanan web pihak ketiga di Indonesia. Sementara itu, penjualan berbasis cashback mengalami kenaikan 10%.
Kemudahan mendapatkan produk dengan harga menarik menjadi daya tarik bagi konsumen.
Solusi pemasaran seperti pemasaran afiliasi kini menjadi semakin populer, dengan peningkatan 52% jumlah merek elektronik Indonesia yang mengadopsinya pada 2022.
Admitad tetap optimis mengenai pertumbuhan penjualan online industri elektronik pada 2023 dan memperkirakan bahwa pasar Indonesia akan terus tumbuh dengan stabil.
“Merek harus memperhatikan tren ini, terutama menjelang periode penjualan besar seperti 11.11, Black Friday, dan Cyber Monday,” pungkas Neha.
Baca Juga: Bisa Jadi Ide Jualan Online, Ini Produk Paling Dicari di Tokopedia
Baca Juga: Enam Solusi untuk Mengatasi Gangguan Penjualan E-Commerce Saat 'Singles Day'
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR