Sebelum bergabung dengan Bank Commonwealth Indonesia, penyuka olah raga renang dan sepeda ini memiliki pengalaman di industri jasa keuangan dan teknologi informasi, antara lain di Bank Bali, Citbank N.A, PT Bank ANZ Indonesia, American International Group (AIG), dan PT Asuransi Jiwa Astra.
Ia meraih gelar Sarjana Sains dari Program Studi Fisika di Institut Teknologi Bandung dan gelar Master of Management dari International Executive Master di Universitas Pelita Harapan (UPH).
Berbicara mengenai tantangan pemimpin TI saat ini, Ronny Tan melihat selain kompleksitas teknologi dan regulasi, para CIO saat ini juga dihadapkan pada tekanan biaya. “Jadi kalau kita lihat di beberapa tahun terakhir ini, perusahaan global, entah itu di bidang finansial atau teknologi, mau dia untung atau rugi, tetap saja ada aspek biaya. Apa contohnya? Lihat saja perusahaan seperti Meta dan Google, mereka melakukan cost cutting dengan PHK, padahal keuntungan mereka masih miliaran dolar,” jelasnya.
Untuk itu, menurutnya, selain teknologi dan regulasi, CIO perlu memperhatikan dan menguasai aspek biaya dan manajemen biaya (expense management).
Tantangan yang tak kalah beratnya adalah kelangkaan talenta digital yang sedang melanda Indonesia. “Kompetisinya luar biasa sehingga people strategy untuk TI itu penting sekali,” Ronny mengingatkan.
Pasalnya divisi TI saat ini dituntut untuk menghadirkan produk dan layanan dengan semakin cepat, risiko operasional yang kecil, dengan biaya rendah dan aman. “Jadi tantangan buat para CIO saat ini memang luar biasa,” imbuhnya.
Namun di sisi lain, ketika para CIO berhasil melewati dan mengatasi tantangan itu, hal tersebut akan memberikan nilai tambah yang membedakannya dengan peran-peran eksekutif lainnya di jajaran C-level.
Dengan tempaan yang demikian, tak heran jika Ronny Tan memiliki harapan bahwa akan semakin banyak pemimpin TI yang dapat memegang pucuk kepemimpinan perusahaan, sebagai atau CEO.
“Teknologi itu memiliki dampak yang besar terhadap masyarakat, terhadap kegiatan operasional. Tinggal bagaimana para pemimpin teknologi ini bisa berpikir beyond technology, membawa nilai yang maksimal dari teknologi kepada para stakeholder, bagaimana teknologi bisa keluar dari istilah cost center tapi bisa heavily attached dengan revenue center. Di situlah kuncinya, bagaimana teknologi bisa menjadi sumber inovasi,” pungkas Ronny Tan.
Baca juga: AMD Hadirkan Kemampuan AI dan Komputasi Baru bagi Pelanggan Microsoft
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR