Seperti diungkap Panji Wasmana (Director, National Technology Officer Microsoft Indonesia), Copilot ini berfungsi meningkatkan produktivitas sekaligus menyederhanakan pekerjaan karyawan. Contohnya Copilot bisa digunakan untuk menganalisis data sebuah file Excel, di mana pengguna bisa bertanya dan seolah memiliki asisten untuk berdiskusi. “Perlu dipahami jika AI hanya co-pilot dan kita adalah pilot yang menginstruksikan apa yang harus dilakukan AI,” jelas Panji.
Solusi AI siap pakai juga ditawarkan oleh Google. Seperti diungkap Megawaty Khie (Director, Channels and Strategic Partnership, South East Asia, Google Cloud), Google telah banyak memanfaatkan AI untuk layanan mereka seperti Gmail, Drive, sampai Youtube. Solusi AI yang digunakan Google ini kemudian ditawarkan bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan AI di dalam proses bisnisnya.
Masa Depan Teknologi AI
Jika menilik ke depan, teknologi AI dipastikan akan semakin cerdas. Seperti diungkap co-founder KORIKA dan Profesor ITB, Bambang Riyanto Trilaksono, tren teknologi AI akan berkembang AGI (Artificial General Intelligence atau AGI). “Aplikasi seperti ChatGPT atau Midjourney masih tergolong Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik,” ungkap Bambang.
Sementara AGI memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas yang lebih kompleks dan memiliki kemampuan untuk belajar sendiri. Jadi boleh dibilang, implementasi AGI akan sangat luas dan dapat digunakan di seluruh aspek bisnis.
Karena itu, penting bagi setiap organisasi di Indonesia untuk mulai mempersiapkan diri di era AI. Langkah akan terasa lebih mudah jika dilakukan secara bersama. “Karena itu berharap acara seperti AI Conference ini dapat menjadi wadah networking dan menjembatani para pelaku ekosistem ekonomi digital di Indonesia dalam memanfaatkan AI,” tambah Presiden Direktur Nexa, Priyo Suyono di depan lebih dari 700 peserta seminar.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR