Teknologi Artificial Intelligence saat ini sebenarnya siap digunakan seluruh organisasi. Referensi implementasi sudah beragam, platform siap pakai pun banyak tersedia. Tinggal bagaimana menemukan use case yang tepat agar pemanfaatan teknologi AI menjadi optimal.
Kesimpulan itulah yang bisa diambil dari acara Next Level AI Conference: Unlocking Business Opportunities and Efficiency with Artificial Intelligence yang berlangsung berlangsung Kamis (24/11) di Semarang. Acara ini sendiri diadakan oleh penyedia solusi digital asal Semarang, PT Internet Mulia Untuk Negeri (Nexa), bekerjasama dengan InfoKomputer dan Kitatama.
Dukungan Pemerintah untuk Teknologi AI
Pemerintah Indonesia sendiri aktif mendorong perusahaan Indonesia untuk memanfaatkan AI. Hal itu diungkap Nezar Patria (Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI) yang hadir di acara untuk memberikan keynote speech. “Dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat, integrasi AI telah menghasilkan efisiensi dan peluang dalam bisnis,” ungkap Nezar.
Akan tetapi Nezar juga mengingatkan, pemanfaatan AI harus mempertimbangkan tata kelola AI yang tepat. “Saat ini Kementerian Kominfo tengah menyusun Surat Edaran Menteri Kominfo tentang Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial yang akan menjadi panduan etika untuk organisasi dan perusahaan yang menggunakan AI,” jelasnya. Nezar juga berharap masukan dari seluruh pemangku kepentingan agar Indonesia memiliki formula pedoman AI yang menjawab kebutuhan masyarakat maupun negara.
Potensi Pemanfaatan AI
Jika dirunut, pemanfaatan AI sebenarnya sudah terjadi di berbagai sektor. Seperti diungkap Pulung Nurtantio Andono (Guru Besar Universitas Dian Nuswantoro), pihaknya telah memanfaatkan AI untuk membantu petani memonitor pertumbuhan tanaman serta nelayan dalam menemukan lokasi ikan. “Ke depan, akan semakin banyak persoalan sehari-hari yang bisa diselesaikan oleh AI,” ungkap Prof. Pulung.
Perusahaan Indonesia juga telah memanfaatkan AI dalam meningkatkan produktivitas maupun mutu layanan. Contohnya yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI yang memanfaatkan AI dalam bentuk virtual assistant. Seperti diungkap Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI), virtual assistant ini hadir dalam bentuk video di akun Whatsapp sang ibu, dan akan membacakan hasil pemeriksaan bayi yang diperiksa di fasilitas kesehatan. “Jadi ibu bisa lebih paham proses tumbuh kembang anak,” tambah Setiaji.
Contoh implementasi lain adalah di industri media. Rio Anugrah (CTO RCTI+) menyebut pihaknya memanfaatkan AI untuk menyortir konten yang relevan dan sesuai dengan referensi pengguna. “Kami juga menyediakan AI untuk meringkas berita yang kami sajikan di aplikasi RCTI+,” tambah Rio.
Sedangkan Ditto Anindita (CEO Botika), mendemonstrasikan implementasi AI dalam hal penyiar berita virtual. Wajah dan ekspresi penyiar virtual ini diambil dari penyiar betulan, namun mimik dan gerak bibirnya dikelola menggunakan teknologi AI. Hasilnya adalah penyiar virtual yang bisa membacakan berita sesuai teks yang kita berikan.
Memanfaatkan Platform AI Siap Pakai
Ketika sebuah organisasi ingin mengimplementasikan AI, prosesnya pun tidak perlu dari nol. Saat ini sudah banyak platform AI siap pakai yang bisa dimanfaatkan. Contohnya yang ditawarkan Microsoft melalui Copilot, tools berbasis AI yang diintegrasikan ke software Microsoft seperti Office 365.
Seperti diungkap Panji Wasmana (Director, National Technology Officer Microsoft Indonesia), Copilot ini berfungsi meningkatkan produktivitas sekaligus menyederhanakan pekerjaan karyawan. Contohnya Copilot bisa digunakan untuk menganalisis data sebuah file Excel, di mana pengguna bisa bertanya dan seolah memiliki asisten untuk berdiskusi. “Perlu dipahami jika AI hanya co-pilot dan kita adalah pilot yang menginstruksikan apa yang harus dilakukan AI,” jelas Panji.
Solusi AI siap pakai juga ditawarkan oleh Google. Seperti diungkap Megawaty Khie (Director, Channels and Strategic Partnership, South East Asia, Google Cloud), Google telah banyak memanfaatkan AI untuk layanan mereka seperti Gmail, Drive, sampai Youtube. Solusi AI yang digunakan Google ini kemudian ditawarkan bagi perusahaan yang ingin memanfaatkan AI di dalam proses bisnisnya.
Masa Depan Teknologi AI
Jika menilik ke depan, teknologi AI dipastikan akan semakin cerdas. Seperti diungkap co-founder KORIKA dan Profesor ITB, Bambang Riyanto Trilaksono, tren teknologi AI akan berkembang AGI (Artificial General Intelligence atau AGI). “Aplikasi seperti ChatGPT atau Midjourney masih tergolong Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik,” ungkap Bambang.
Sementara AGI memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas yang lebih kompleks dan memiliki kemampuan untuk belajar sendiri. Jadi boleh dibilang, implementasi AGI akan sangat luas dan dapat digunakan di seluruh aspek bisnis.
Karena itu, penting bagi setiap organisasi di Indonesia untuk mulai mempersiapkan diri di era AI. Langkah akan terasa lebih mudah jika dilakukan secara bersama. “Karena itu berharap acara seperti AI Conference ini dapat menjadi wadah networking dan menjembatani para pelaku ekosistem ekonomi digital di Indonesia dalam memanfaatkan AI,” tambah Presiden Direktur Nexa, Priyo Suyono di depan lebih dari 700 peserta seminar.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR