Teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan terus berevolusi semakin pintar di masa depan. Namun, Presiden Microsoft Brad Smith memastikan tidak ada pengembangan teknologi AI super pintar atau artificial general intelligence (AGI) dalam waktu 12 bulan ke depan.
"Pengembangan teknologi AGI memerlukan waktu beberapa dekade dan tidak akan terjadi dalam waktu dekat," katanya.
Pernyataan ini merespon kisruh pemecatan dan kembalinya Sam Altman dari OpenAI yang terkait dengan penemuan proyek internal bernama Q* (Q-Star), yang diklaim memiliki potensi besar dalam pengembangan artificial general intelligence (AGI). Meskipun OpenAI menyebut AGI sebagai sistem otonom yang dapat melebihi kemampuan manusia dalam beberapa tugas berharga, Smith menepis klaim tersebut,
"Pengembangan AI semacam itu membutuhkan waktu yang sangat lama," ujarnya seperti dikutip Reuters.
Smith menekankan pentingnya fokus pada keamanan dalam mengembangkan teknologi AI, seraya menyebut perlunya "safety brake" ada sistem AI yang mengontrol infrastruktur penting untuk tetap berada di bawah kendali manusia.
"Yang kita benar-benar butuhkan adalah safety brake. Sama seperti fitur safety brake di lift, circuit breaker di instalasi listrik, rem darurat di bis. Harus ada safety brake di sistem AI yang mengontrol infrastruktur penting," tambah Smith.
Butuh 10 Tahun
Baru-baru ini, Masayoshi Son selaku CEO SoftBank Group mengatakan bahwa dirinya yakin teknologi AGI alias Artificial General Intelligence akan terwujud dalam waktu 10 tahun dari sekarang. AGI merupakan teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan) yang digadang-gadang mampu melampaui kecerdasan manusia di hampir semua bidang.
Berbicara pada ajang konferensi SoftBank World 2023, Son mengatakan bahwa dia yakin teknologi AGI akan sepuluh kali lebih cerdas daripada jumlah total semua kecerdasan manusia. Saat ini, dia juga melihat kemajuan pesat dalam teknologi generative AI yang menurutnya telah melampaui kecerdasan manusia di bidang-bidang tertentu.
"Salah jika mengatakan bahwa teknologi AI tidak bisa lebih pintar dari manusia karena teknologi ini diciptakan oleh manusia," ujar Son dikutip dari Reuters.
"Teknologi AI sekarang sudah belajar sendiri, berlatih sendiri, dan menyimpulkan sendiri, ini sama seperti manusia," sambung Son.
Son telah berbicara tentang potensi teknologi AGI - biasanya menggunakan istilah "singularitas" - untuk mengubah bisnis dan masyarakat selama beberapa tahun, tetapi ini adalah pertama kalinya dia memberikan garis waktu untuk pengembangannya.
Dia juga memperkenalkan ide "Artificial Super Intelligence" pada konferensi tersebut yang diklaimnya akan terwujud dalam 20 tahun lagi dan akan melampaui kecerdasan manusia dengan 10.000 faktor. Son sendiri dikenal dengan beberapa keputusan cerdiknya yang telah mengubah SoftBank menjadi raksasa investasi di bidang teknologi.
Dirinya juga cenderung membuat klaim yang keras tentang dampak transformatif dari sebuah teknologi baru. Prediksinya tentang internet seluler sebagian besar terbukti, sementara prediksinya tentang IoT (Internet of Things) tidak terbukti.
Baca Juga: Manfaat Indonesia Kembangkan Model Bahasa AI LLM Berbahasa Indonesia
Baca Juga: Jadikan Pusat Data Center, Singapura Jadi Pemborong Chip AI Terbanyak
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR