UGM (Universitas Gadjah Mada) bersama Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia) dan perusahaan teknologi Yandex telah menggelar seminar mengenai teknologi AI (artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan.
Seminar tersebut membahas lanskap AI di Indonesia, mengeksplorasi praktik terbaik, dan mendiskusikan bagaimana AI dapat membantu menciptakan lingkungan digital yang lebih aman.
Bertajuk“Perkembangan Terkini dalam Kecerdasan Buatan: AI Generatif, Pertimbangan Etis, Menjelajahi Pengalaman Global, seminar ini menghadirkan pembicara di antaranya Nezar Patria, Wakil Menteri Kominfo; Teguh Arifiyandi, Direktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Kominfo; Dr. Rr Siti Murtiningsih, Dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada; Dr.Ir. Lukas, Ketua Masyarakat AI Indonesia (IAIS); Alexander Popovskiy, VP Strategi, Yandex Search.
Dalam seminar itu, Dr. Rr Siti Murtiningsih berbicara tentang konsep AI yang berpusat pada manusia.
Kerangka konseptual ini menekankan pada pengintegrasian nilai-nilai kemanusiaan dan pertimbangan etika ke dalam desain, pengembangan, dan penerapan sistem AI.
Dia juga menceritakan bahwa Fakultas Filsafat UGM telah menjalin kerja sama dengan UNESCO selama dua tahun hingga saat ini sedang mengembangkan pedoman pemanfaatan AI di berbagai bidang.
Sementara, Alexander Popovskiy mengatakan bahwa AI bertujuan membawa perubahan positif ke semua bidang kehidupan dan juga mendorong lingkungan digital yang lebih aman.
Ia juga menyatakan bahwa sebagai perusahaan yang mengembangkan solusi AI dan machine learning (pembelajaran mesin), Yandex sangat tertarik dengan etika AI dan berupaya menciptakan model machine learning yang bermanfaat dan berguna bagi manusia serta aman dan etis.
“Kami baru-baru ini memulai perjalanan keterlibatan yang lebih dalam dengan Indonesia, dan kami sangat menghargai kesempatan untuk bermitra dalam inisiatif ini dengan Kementerian Kominfo dan universitas-universitas di Indonesia. Tujuan kami sepanjang seminar ini adalah untuk tidak hanya menciptakan forum untuk berbagi pengalaman yang relevan, tetapi juga untuk memberikan nilai lebih pada topik AI dan perannya dalam menciptakan lingkungan teknologi yang lebih aman. Kami yakin hal ini akan berkontribusi terhadap komunitas digital dan perkembangan teknologi Indonesia secara keseluruhan,” jelas Alexander.
Berbicara mengenai AI, Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria menyampaikan bahwa Kemenkominfo berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pihak yang membantu ekosistem AI dan sangat terbuka dalam hal ini. siapa pun, termasuk Yandex dan UGM.
Dalam paparannya, Nezar menjelaskan mengenai perkembangan AI, tata kelola AI nasional dan global, serta kerangka kebijakan AI di Indonesia.
Ia menunjukkan angka terkait peluang pemanfaatan AI dan dampak AI terhadap pekerja Indonesia, yang menyebutkan 22,1% pekerja menggunakan AI dan 26,7 juta terbantu olehnya.
Wamenkominfo juga berbicara tentang kerangka kebijakan AI global dan lokal serta menyebutkan bahwa tahun 2024 akan ditandai dengan perlombaan antara inovasi dan regulasi AI.
“Kementerian Kominfo saat ini juga telah menerbitkan Surat Edaran tentang Etika AI yang bertujuan untuk mendorong para pelaku industri yang fokus pada kegiatan konsultasi berbasis AI, serta Penyedia Sistem Elektronik, untuk membuat kebijakan internal tentang penggunaan dan pengembangan AI, dengan mengadopsi nilai-nilai dari surat edaran tersebut,” terang Nezar.
Wamenkominfo juga menekanan nilai-nilai etika seperti humanisme, inklusi, kredibilitas, dan akuntabilitas sangat penting untuk diperhatikan dalam menciptakan atau mengadopsi teknologi berbasis AI.
“Kami berharap dapat mengadakan pertemuan serupa dengan ini dan diskusi lebih lanjut dengan pemangku kepentingan lainnya. Mari berkolaborasi untuk meningkatkan ekosistem AI di Indonesia,” pungkas Nezar.
Baca Juga: Yandex Hadirkan YandexART, Jaringan Neural AI untuk Gambar & Animasi
Baca Juga: Menkominfo Janji Tuntaskan Pembangunan BTS 4G pada Semester I-2024
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR