Twilio, platform interaksi dengan pelanggan yang menghasilkan pengalaman real-time dan terpersonalisasi untuk brand-brand terkemuka, menghadirkan berbagai solusi untuk membangun strategi pemasaran dengan penekanan pada personalisasi. Di tengah geliat evolusi teknologi di masa kini, pemanfaatan alat-alat teknologi seperti customer data platforms (CDPs) makin menunjukkan peningkatan.
Hal itu Ini dilakukan sebagai upaya perusahaan dalam terus menjaga daya saing mereka. Personalisasi dalam menghadirkan layanan menjadi satu strategi yang krusial untuk diterapkan. Namun di sisi lain, ada sejumput kekhawatiran mengenai apakah penerapan strategi personalisasi ini justru akan menghambat kreativitas para pemasar.
Proses evolusi industri periklanan sendiri mulai terlihat di dekade 2000-an, di mana portal-portal daring, seperti AOL dan Yahoo! bermunculan dengan begitu pesatnya serta mendominasi internet kala itu. Strategi periklanan masih banyak yang berkutat pada hal terkait konten dan konteks saat itu. Konsep industri periklanan yang memanfaatkan data masih berupa janin. Namun, konsep tersebut mendapatkan momentum untuk berkembang tatkala mulai muncul metode periklanan melalui mesin-mesin pencarian. Google tampil menjadi mesin pencarian paling dominan kala itu, dan menjadi bintang baru yang menjadi motor evolusi di bidang periklanan berbasis data.
Krisis finansial yang melanda dunia di tahun 2008 membawa dampak besar bagi semua lini, termasuk bisnis. Perusahaan-perusahaan banyak memangkas biaya pemasaran. Mereka juga dihadapkan pada keterbatasan sumber daya. Oleh karenanya, banyak pemasar yang beralih memanfaatkan data dalam strategi iklan mereka.
Di saat itu, terlihat mulai gencarnya pemanfaatan Ad Networks dan integrasi strategi pemasaran melalui iklan display yang memperhitungkan perilaku dan demografi konsumen yang menjadi target mereka. Kemudian muncul strategi periklanan terprogram yang hadir lebih transparan, fleksibel, dengan target berbasis pada audiens. Popularitasnya bahkan menyalip Ad Networks kala itu.
“Seraya kita bersiaga menghadapi resesi ekonomi dunia berikutnya, tampak sebuah tren yang terus berkembang. Adopsi strategi pemasaran berbasis data kini semakin diandalkan oleh bisnis,” ujar Liz Adeniji, APAC Sales Director, Twilio Segment.
Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun berkecimpung di industri Teknologi Pemasaran dan Teknologi Periklanan, Liz menyaksikan secara langsung bagaimana bisnis pemasaran dan periklanan terus bergeser ke arah personalisasi, dan bagaimana personalisasi yang dihadirkan oleh pemasaran berbasis data telah menjadi senjata utama pelaku usaha agar dapat bertahan di tengah persaingan. Twilio Segment, alat pengambil keputusan berbasis data hadir menjadi pilar solusi bagi perusahaan-perusahaan dalam menerapkan strategi agar bisnis mereka mampu bertahan, dan bahkan dapat terus melaju.
Liz menegaskan bahwa personalisasi berbasis data yang beroperasi pada basis 1:1 dengan presisi tinggi merupakan pilar baru bagi bisnis dan telah membawa dampak yang begitu luar biasa di lini pemasaran. Personalisasi memungkinkan petugas di call center untuk menghadirkan solusi kepada pelanggan dengan lebih cepat, sehingga pelanggan merasakan pengalaman yang lebih baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap bisnis.
“Strategi ini juga mendukung tim pengembangan produk dalam menghadirkan produk-produk yang lebih sesuai dengan preferensi pelanggan,” imbuh Liz.
Twilio Segment Dukung Bisnis Mengatur Keseimbangan antara Personalisasi dan Privasi Data
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi Nomor 22 Tahun 2022, bisnis diwajibkan untuk menjaga kepatuhan terhadap aturan kerahasiaan data maupun privasi, terlebih dengan menimbang makin gencarnya serangan siber yang bisa berpotensi mencuri data pribadi konsumen.
Kepatuhan terhadap aturan kerahasiaan data juga tak luput dari penerapan personalisasi. Apabila strategi personalisasi diterapkan dengan tepat, strategi ini memungkinkan perusahaan menyasar konsumen dengan konten yang relevan dengan mereka, tanpa mengkompromikan masalah privasi data. Dengan mematuhi aturan yang ketat terkait keamanan dan kerahasiaan data, bisnis dituntut untuk dapat mengatur keseimbangan antara penerapan strategi personalisasi dan privasi data.
Potensi besar yang terkandung dalam penerapan strategi personalisasi ditunjukkan dari kapabilitasnya untuk beroperasi reaktif sesuai dengan preferensi konsumen secara real-time. Namun demikian, penerapan strategi tersebut masih menjadi tantangan tersendiri bagi sejumlah perusahaan.
Terlepas dari ketatnya regulasi dan kepatuhan terhadap aturan terkait dengan privasi data, menurut laporan State of Personalisation 2022 yang disusun oleh Twilio Segment, hanya sejumlah 53% pemimpin bisnis yang menyiratkan ingin berinvestasi dalam manajemen data pelanggan yang lebih baik sebagai bentuk respons terhadap perubahan-perubahan yang terjadi terkait dengan privasi data.
Salah satu contohnya adalah ZALORA. ZALORA menjadi salah satu perusahaan di industri yang sukses memanfaatkan strategi personalisasi. Bekerja sama dengan Twilio Segment, mereka berhasil menerapkan standarisasi dalam cara pengambilan data dan sukses meraup jumlah view secara komprehensif dari basis pelanggan mereka. Strategi yang mereka terapkan bahwa menghasilkan konversi hingga dua kali lipat. Keberhasilan ini menjadi salah satu bentuk keuntungan dari penerapan strategi personalisasi yang terukur.
Di Indonesia, BukuWarung, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang pembukuan dan solusi pembayaran digital memanfaatkan solusi Twilio Programmable Messaging APIs for WhatsApp dalam meningkatkan penetrasi melalui kanal-kanal yang menjadi preferensi pelanggan mereka. Strategi ini membawa dampak signifikan bagi bisnis BukuWarung, meningkatkan keamanan, memberi Fasilitas untuk pembaruan transaksi pembayaran dengan lebih cepat, serta meningkatkan pelibatan pelanggan hingga sebesar tiga kali lipat.
Integrasi Twilio dengan produk-produk layanan BukuWarung dan fitur-fitur CRM menjadi gambaran meningkatnya tren perusahaan dalam meningkatkan kapabilitas mereka dalam menghadirkan layanan yang kian tepersonalkan bagi pengguna BukuWarung yang merupakan pelaku UMKM.
Komunikasi antara bisnis dengan konsumen melalui Whatsapp meningkat secara kualitas, sehingga interaksi pelanggan terjalin makin apik dan bisnis dapat berjalan dengan semakin efektif. Tak hanya menguntungkan bagi para pelaku UMKM, langkah strategis ini juga membuka beragam kemungkinan baru bagi BukuWarung untuk terus bertumbuh.
Personalisasi Meningkatkan Kreativitas dalam Pemasaran
Diperlukan suatu harmonisasi dalam penerapan strategi ini, di mana personalisasi berjalan beriringan dengan kreativitas, sehingga personalisasi bisa menjadi katalis bagi pembuatan konten-konten yang makin relevan dan terarah kepada kelompok konsumen yang sesuai. Bahkan jenama-jenama besar dunia sukses membangun kecintaan publik terhadap jenama mereka dari pemanfaatan data dengan tepat dan menjunjung unsur-unsur harmoni, alih-alih melakukannya secara ekstensif.
Penerapan strategi personalisasi bukanlah penghalang bagi kreativitas pemasar dalam membangun konten-konten pemasaran yang jitu. Dibutuhkan harmonisasi dalam penerapan keduanya. Personalisasi, bahkan justru bisa meningkatkan dan memantik kreativitas para pemasar perusahaan.
Personalisasi merupakan peranti esensial bagi bisnis dalam terus meningkatkan daya saing, khususnya tatkala terjadi dinamika perekonomian dunia seperti saat ini.
“Penerapan strategi personalisasi hendaknya fokus pada bagaimana mengoptimalkan penghematan biaya dan meningkatkan keuntungan bisnis, serta kepatuhan terhadap aturan privasi data, sehingga ini menjadi senjata ampuh bagi para pelaku bisnis dan mereka yang berkecimpung di bidang pemasaran. Seiring dengan evolusi yang terjadi dalam penerapan metode pemasaran berbasis data, penerapan personalisasi tampil menjadi sebuah strategi yang penting untuk dilakukan oleh bisnis,” tutup Liz.
Baca Juga: Riset Buktikan ChatGPT Mampu Memberikan Diagnosis Kesehatan Akurat
Baca Juga: Acer Luncurkan Laptop Aspire dan Swift Terbaru dengan Fitur AI
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR