Di ajang PaperPreneurs, Paper.id mengulas beberapa tren pemasaran 2024. Salah satunya adalah hiper personalisasi dengan memanfaatkan artificial intelligence (AI).
PaperPreneurs merupakan acara yang rutin diselenggarakan oleh Paper.id, sebagai platform penagihan & pembayaran bisnis, yang juga dikenal sebagai Business Payment Solution Provider (BPSP). Acara ini disebut Paper.id sebagai bagian dari komitmen perusahaan dalam memfasilitasi digitalisasi UMKM.
Mengusung tajuk New Year, New Chapter: Marketing Trends to Look Out for in 2024, PaperPreneurs mengundang Marselus Albert Chandra (Brand Development Dept Head Taro Net) dan Devie Diana, Head of Marketing Whitelab.
Nah, apa saja tren marketing di tahun 2024 yang dipaparkan di acara PaperPreneurs? Pertama, pelaku usaha bisa memanfaatkan ChatGPT untuk kebutuhan bisnisnya, misalnya untuk tim customer service. “Pemanfaatannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan, contoh ChatGPT bisa menyediakan template jawaban bagi tim customer service” kata Devie.
Selain itu, AI juga telah diterapkan di berbagai industri. Salah satunya, industri kecantikan yang menerapkannya untuk mengenali karakter wajah. Konsumen hanya perlu melakukan selfie. Secara otomatis, AI akan menilai kondisi, masalah serta merekomendasikan produk yang cocok untuk wajah mereka.
Semua teknologi tersebut tentunya perlu diselaraskan dengan karakteristik dari konsumen, ini dibahas lewat tren hyper personalization. Singkatnya, tren ini membuat pelaku usaha perlu memberikan rasa excitement kepada konsumen mereka.
“Zaman sekarang, marketing is all about excitement, tidak lagi soal produk, tapi bagaimana konsumen bisa merasakan “suasana” yang hadir dalam produk itu,” ujar Marsel.
Contohnya, banyak restoran yang turut memperhatikan interior dengan desain yang berbeda dari biasanya sebagai daya tarik untuk foto/selfie. Selain itu, pelaku usaha yang bergerak di bidang bisnis juga bisa menghadirkan konten yang lebih fun dan tidak kaku seperti dunia B2B.
Selain itu, tren penggunaan social commerce juga diprediksi akan semakin meningkat, karena 86% konsumen lebih suka berbelanja di sana, menurut survei Populix. Hal ini, menurut Paper.id, menjadi ladang emas bagi para pelaku usaha untuk mempromosikan produk dan layanan secara langsung kepada audiens yang sangat tersegmentasi.
Terakhir, Paper.id juga menyarankan pelaku usaha untuk menggunakan influencer dan Key Opinion Leader (KOL) untuk semakin mendekatkan brand terhadap konsumen mereka sendiri. Apalagi, kehadiran KOL ini juga bisa digunakan oleh brand-brand yang bergerak di bidang B2B, agar mendekatkan diri mereka ke konsumen dengan mengadopsi tren-tren digital di atas.
Selanjutnya, menurut Paper.id, adopsi digital tentunya membawa berbagai manfaat, tidak hanya di sisi marketing, tapi dari sisi operasional bisnis, seperti penagihan & pembayaran bisnis. Paper.id menegaskan akan terus mendukung hal tersebut, yaitu melalui platform bisnis yang bisa diakses secara gratis dan juga acara PaperPreneurs yang menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk bertukar pikiran dan juga mendapatkan relasi bisnis.
Baca juga: Paper.id Kini Dukung Sistem Invoicing dan Payment di Kopi Kenangan
Baca juga: Agar Hasil Maksimal, Google Berikan 3 Rekomendasi Adopsi AI di ASEAN
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR