MediaTek Dimensity 7300 adalah SoC baru yang dari namanya sewajarnya menawarkan kinerja yang lebih baik dari MediaTek Dimensity 7200. Namun, setidaknya dari sisi CPU, MediaTek Dimensity 7300 lebih dekat dengan MediaTek Dimensity 8200. MediaTek Dimensity 7300 datang dengan CPU yang mengandung quad core Arm Cortex-A78 dan quad core Arm Cortex-A55. MediaTek menyebutkan frekuensi kerja dari Arm Cortex-A78 pada Dimensity 7300 adalah hingga 2,5 GHz, tetapi tidak menyebutkan frekuensi kerja dari Arm Cortex-A55-nya. Adapun untuk GPU-nya, SoC ini memakai Arm Mali-G615 MC2. Tidak disebutkan juga frekuensi kerjanya. MediaTek Dimensity 7300X sendiri adalah varian yang ditujukan untuk flip smartphone.
Sementara modem 5G dengan kemampuan AI merupakan inovasi MediaTek yang memungkinkan modem bersangkutan untuk menjalankan aneka model AI secara langsung. Modem MediaTek dengan kemampuan AI bisa menjalankan aneka model AI tanpa bantuan CPU maupun GPU. Salah satu pemanfaatannya adalah menjalankan model AI yang memprediksi lalu lintas data via koneksi 5G sehingga bisa mengoptimalkan pelepasan koneksi RRC (radio resource control) untuk menghemat energi.
“Di MediaTek kami mengembangkan suatu platform yang disebut platform modem MMAI. Jadi MMAI ini adalah singkatan dari MediaTek Modem AI yang membolehkan OEM, OEM smartphone, dan operator untuk bekerja sama dengan kami demi mengembangkan sejumlah model AI untuk ditanamkan ke dalam modem kami. Jadi hal ini akan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik bagi konsumen,” jelas Chinlin Low (Technical Account Manager, APAC, MediaTek) sembari mencontohkan modem 5G pada MediaTek Dimensity 9300 yang ditanam model AI dari SK Telecom yang bisa memprediksi lalu lintas data via koneksi 5G dus akhirnya bisa menghemat energi baterai smartphone.
Pada segmen otomotif, MediaTek menyebutkan AI misalnya digunakan untuk mengonstruksi tampilan 3D sekitar sebagai informasi tambahan, asisten digital, dan hiburan pada kendaraan seperti mobil. Pada segmen ini MediaTek mengedepankan Dimensity Auto yang merupakan sekumpulan solusi otomotif. Salah satu bagian dari MediaTek Dimensity Auto ini adalah MediaTek Dimensity Auto Cockpit. Terdapat empat varian SoC pada MediaTek Dimensity Auto Cockpit, yakni C-X1, C-Y1, C-M1, dan C-V1.
MediaTek menambahkan bahwa Dimensity Auto Cockpit C-X1 ditujukan untuk kelas premium, Dimensity Auto Cockpit CY-1 untuk high-end, Dimensity Auto Cockpit CM-1 untuk mainstream, dan Dimensity Auto Cockpit CV-1 untuk entry-level. Sewajarnya Dimensity Auto Cockpit CY-1 menawarkan kinerja yang paling tinggi dan Dimensity Auto Cockpit CV-1 yang paling rendah. Namun, setiap MediaTek Dimensity Auto Cockpit tersebut diklaim menggunakan CPU dengan arsitektur Armv9-A dan GPU NVIDIA RTX serta mendukung NVIDIA DRIVE OS dan sejumlah platform peranti lunak lain seperti Android Automotive OS. MediaTek Dimensity Auto Cockpit juga tentunya mendukung AI secara lokal.
Adapun pada segmen IoT, AI contohnya bisa dipakai dalam memproses data yang baru ditangkap secara langsung pada perangkat untuk memilah data mana saja yang akan dikirmkan via jaringan, misalnya ke server, sehingga mengurangi kepadatan jaringan dan banyaknya data yang perlu diproses lebih lanjut. MediaTek menekankan pula bahwa pengaplikasian IoT adalah luas seperti rumah pintar, toko pintar, kantor pintar, pabrik pintar, dan rumah sakit pintar. Pada segmen IoT, MediaTek mengedepankan Genio. Sudah tersedia sejak beberapa lama, MediaTek Genio menawarkan lima SoC, yaitu 1200, 700, 510, 500, dan 350. MediaTek Genio 1200 adalah yang tertinggi dan MediaTek Genio 350 yang terendah.
MediaTek Genio 350 misalnya memiliki CPU yang mengandung quad core Arm Cortex-A53 dengan frekuensi kerja hingga 2,0 GHz, GPU berupa Arm Mali-G52 dengan frekuensi kerja hingga 800 MHz, dan AI engine berupa Cadence Tensilica Vision P6. MediaTek tidak menyebutkan frekuensi kerja dari Cadence Tensilica Vision P6 yang dipakai. MediaTek Genio 350 ini antara lain dimanfaatkan pada SOM-G350 dari BHS (Bkav Hardware Solution). BHS SOM-G350 bisa dipakai untuk menenagai berbagai perangkat IoT. Salah satunya adalah gateway 4G.
Kerja sama dengan perusahaan dari aneka negara turut dilakukan MediaTek pada segmen IoT, seperti halnya pada segmen smartphone. BHS pada contoh di atas misalnya berasal dari Vietnam. Di Indonesia, MediaTek kali ini menyampaikan kerja samanya dengan perusahaan lokal teknologi finansial untuk mendorong pembayaran nontunai. Namun, MediaTek tidak menyebutkan secara detail mengenai perusahaan yang dimaksud. MediaTek meyakini perusahaan lokal memiliki pengetahuan akan lokal yang lebih dalam sehingga bisa menghasilkan inovasi dan memberikan dukungan yang lebih optimal.
“Satu lagi model bisnis yang kami kembangkan pada pasar IoT adalah, Anda tahu, dengan memanfaatkan sejumlah sumber daya lokal di Asia Tenggara. Dan mengapa kami melakukan itu? Karena kami percaya bahwa dengan memanfaatkan keahlian lokal kami dapat meningkatkan, kami dapat, Anda tahu, memiliki pemahaman yang lebih baik dan juga dukungan yang lebih baik untuk pasar lokal,” pungkas Harry Tran (Business Development Manager, MediaTek for Indonesia and Vietnam).
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR