AI (artificial intelligence), khususnya AI generatif belakangan sangat populer dan makin lazim digunakan. Meningkatnya popularitas dan pemanfaatan AI ini membuka peluang bagi perusahaan untuk menghadirkannya dalam aneka segmen produknya dus bisa mendorong pertumbuhan. MediaTek minggu lalu di Jakarta pun menegaskan hal serupa. MediaTek menegaskan ke depannya AI diyakini mendorong pertumbuhan MediaTek dalam berbagai segmen seperti mobile, otomotif, dan IoT. Apalagi AI generatif saat ini masih dalam tahap awal dan ke depannya akan makin banyak dipakai plus menghadirkan aneka inovasi yang membutuhkan peranti keras — seperti yang ditawarkan MediaTek — yang lebih mumpuni.
“Sekarang semua orang, tentu saja, berbicara mengenai AI dan dampak dari AI generatif pada pasar. Dan, kami seperti halnya, saya pikir, industri; melihat AI generatif sebagai teknologi fundamental yang penting bagi industri, sama seperti yang kita lihat dengan mikroprosesor, dengan PC, atau bahkan perkembangan internet beberapa tahun lalu,” ujar Finbarr Moynihan (Vice President, Corporate Marketing, MediaTek). “Dan bila Anda melihat perkembangan internet, hal tersebut sebenarnya terjadi dalam dua fase,” lanjutnya sembari menambahkan AI generatif alias generative AI juga akan mengalami kedua fase yang dimaksud: instalasi dan deployment.
Ambil contoh smartphone. MediaTek mengeklaim bahwa smartphone yang menggunakan SoC Dimensity 9300 bisa menjalankan model AI generatif SDXL (Stable Diffusion XL) Turbo secara lokal. Hal ini dimungkinkan berkat kemampuan AI yang ditawarkan MediaTek Dimensity 9300. Dimensity 9300 merupakan SoC kelas high-end MediaTek masa kini untuk smartphone. SoC MediaTek dengan kelas yang lebih rendah menawarkan kemampuan AI yang juga lebih rendah. Dengan kata lain smartphone kelas mainstream atau entry-level yang ditenagai SoC MediaTek kelas mainstream atau entry-level belum tentu memenuhi persyaratan untuk menjalankan SDXL Turbo secara lokal dengan baik.
MediaTek berencana untuk menghadirkan kemampun AI yang lebih baik pada berbagai SoC mendatangnya untuk smartphone. Alhasil bisa saja nantinya smartphone kelas entry-level pun mampu untuk menjalankan SDXL Turbo secara lokal dengan baik. MediaTek menambahkan bahwa pada tahun 2023 baru sekitar 0,4% smartphone mendukung AI generatif secara lokal. Porsi generative AI smartphone tersebut diprediksi akan bertumbuh menjadi 46% pada tahun 2027. Tentunya dibutuhkan SoC yang sesuai untuk menenagai para generative AI smartphone itu dus bisa mendorong pertumbuhan MediaTek. Apalagi dalam beberapa tahun terakthir pangsa pasar MediaTek pada pasar SoC/AP smartphone adalah nomor wahid di dunia.
Mobile
Pada segmen mobile yang bagi MediaTek utamanya adalah smartphone, seperti telah disebutkan MediaTek berencana untuk menghadirkan kemampun AI yang lebih baik pada aneka SoC mendatangnya, mulai dari kelas high-end sampai kelas entry-level. MediaTek menegaskan ingin menghadirkan kemampuan AI yang mumpuni pada para SoC kelas mainstream dan entry-level mendatangnya untuk smartphone. MediaTek meyakini kemampuan menjalankan model-model AI generatif secara lokal pada smartphone akan menjadi kemampuan yang penting bagi pasar smartphone dunia.
Namun, MediaTek tidak memberikan bocoron akan berbagai SoC mendatangnya untuk smartphone yang dimaksud, termasuk tidak memberikan bocoran akan kemampuan AI yang ditargetkannya. Begitu pula ketika InfoKomputer menanyakan mengenai apakah MediaTek sedang mengembangkan SoC untuk Windows on Arm: MediaTek menolak untuk berkomentar. Perihal SoC baru, pada kesempatan kali ini, MediaTek membagikan perihal Dimensity 9300+ dan Dimensity 7300/7300X. MediaTek juga membagikan sejumlah inovasinya pada 5G. Salah satunya adalah modem 5G dengan kemampuan AI.
Seperti telah disampaikan MediaTek mengeklaim pangsa pasarnya pada pasar SoC/AP (application processor) smartphone adalah nomor wahid di dunia. Begitu pula halnya di Indonesia. Pada tahun 2023, menurut Counterpoint Technology Market Research, MediaTek memiliki pangsa pasar sebesar 33% pada kuartal pertama, 31% pada kuartal kedua, 38% pada kuartal ketiga, dan 37% pada kuartal keempat secara global. Pada tahun 2024, masih menurut sumber yang sama, MediaTek memiliki pangsa pasar sebesar 33% pada kuartal pertama secara global. Adapun untuk Asia Tenggara yang mencakup Indonesia, MediaTek megeklaim pangsa pasarnya lebih dari 50% pada keseluruhan tahun 2023.
MediaTek sendiri memprediksikan memiliki pangsa pasar 35% sampai 38% pada pasar SoC/AP smartphone global pada keseluruhan tahun 2024. Kehadiran Dimensity 9300+ dan Dimensity 7300/7300X sewajarnya bisa membantu MediaTek mencapai prediksinya tersebut. Apalagi pada tahun ini, MediaTek memperkirakan jumlah smartphone 5G yang dikapalkan akan bertumbuh cukup signifikan menjadi 63% dari keseluruhan smartphone yang dikapalkan. Pada tahun 2023, porsi smartphone 5G adalah 56%.
MediaTek Dimensity 9300+ sesuai namanya menyerupai MediaTek Dimensity 9300 dengan frekuensi kerja alias clock yang lebih tinggi. MediaTek Dimensity 9300+ hadir dengan CPU yang mengandung single core Arm Cortex-X4 dengan frekuensi kerja hingga 3,4 GHz, triple core Arm Cortex-X4 hingga 2,85 GHz, dan quad core Arm Cortex-A720 hingga 2,0 GHz. MediaTek Dimensity 9300 sendiri memiliki CPU dengan konfigurasi serupa, hanya saja single core Arm Cortex-X4-nya “hanya” hingga 3,25 GHz. Alhasil MediaTek Dimensity 9300+ bisa memberikan kinerja yang sedikit lebih baik. Selain itu, MediaTek mengeklaim Dimensity 9300+ dilengkapi beberapa peningkatan lain yang bisa membantunya perihal AI.
MediaTek Dimensity 7300 adalah SoC baru yang dari namanya sewajarnya menawarkan kinerja yang lebih baik dari MediaTek Dimensity 7200. Namun, setidaknya dari sisi CPU, MediaTek Dimensity 7300 lebih dekat dengan MediaTek Dimensity 8200. MediaTek Dimensity 7300 datang dengan CPU yang mengandung quad core Arm Cortex-A78 dan quad core Arm Cortex-A55. MediaTek menyebutkan frekuensi kerja dari Arm Cortex-A78 pada Dimensity 7300 adalah hingga 2,5 GHz, tetapi tidak menyebutkan frekuensi kerja dari Arm Cortex-A55-nya. Adapun untuk GPU-nya, SoC ini memakai Arm Mali-G615 MC2. Tidak disebutkan juga frekuensi kerjanya. MediaTek Dimensity 7300X sendiri adalah varian yang ditujukan untuk flip smartphone.
Sementara modem 5G dengan kemampuan AI merupakan inovasi MediaTek yang memungkinkan modem bersangkutan untuk menjalankan aneka model AI secara langsung. Modem MediaTek dengan kemampuan AI bisa menjalankan aneka model AI tanpa bantuan CPU maupun GPU. Salah satu pemanfaatannya adalah menjalankan model AI yang memprediksi lalu lintas data via koneksi 5G sehingga bisa mengoptimalkan pelepasan koneksi RRC (radio resource control) untuk menghemat energi.
“Di MediaTek kami mengembangkan suatu platform yang disebut platform modem MMAI. Jadi MMAI ini adalah singkatan dari MediaTek Modem AI yang membolehkan OEM, OEM smartphone, dan operator untuk bekerja sama dengan kami demi mengembangkan sejumlah model AI untuk ditanamkan ke dalam modem kami. Jadi hal ini akan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik bagi konsumen,” jelas Chinlin Low (Technical Account Manager, APAC, MediaTek) sembari mencontohkan modem 5G pada MediaTek Dimensity 9300 yang ditanam model AI dari SK Telecom yang bisa memprediksi lalu lintas data via koneksi 5G dus akhirnya bisa menghemat energi baterai smartphone.
Otomotif
Pada segmen otomotif, MediaTek menyebutkan AI misalnya digunakan untuk mengonstruksi tampilan 3D sekitar sebagai informasi tambahan, asisten digital, dan hiburan pada kendaraan seperti mobil. Pada segmen ini MediaTek mengedepankan Dimensity Auto yang merupakan sekumpulan solusi otomotif. Salah satu bagian dari MediaTek Dimensity Auto ini adalah MediaTek Dimensity Auto Cockpit. Terdapat empat varian SoC pada MediaTek Dimensity Auto Cockpit, yakni C-X1, C-Y1, C-M1, dan C-V1.
MediaTek menambahkan bahwa Dimensity Auto Cockpit C-X1 ditujukan untuk kelas premium, Dimensity Auto Cockpit CY-1 untuk high-end, Dimensity Auto Cockpit CM-1 untuk mainstream, dan Dimensity Auto Cockpit CV-1 untuk entry-level. Sewajarnya Dimensity Auto Cockpit CY-1 menawarkan kinerja yang paling tinggi dan Dimensity Auto Cockpit CV-1 yang paling rendah. Namun, setiap MediaTek Dimensity Auto Cockpit tersebut diklaim menggunakan CPU dengan arsitektur Armv9-A dan GPU NVIDIA RTX serta mendukung NVIDIA DRIVE OS dan sejumlah platform peranti lunak lain seperti Android Automotive OS. MediaTek Dimensity Auto Cockpit juga tentunya mendukung AI secara lokal.
IoT
Adapun pada segmen IoT, AI contohnya bisa dipakai dalam memproses data yang baru ditangkap secara langsung pada perangkat untuk memilah data mana saja yang akan dikirmkan via jaringan, misalnya ke server, sehingga mengurangi kepadatan jaringan dan banyaknya data yang perlu diproses lebih lanjut. MediaTek menekankan pula bahwa pengaplikasian IoT adalah luas seperti rumah pintar, toko pintar, kantor pintar, pabrik pintar, dan rumah sakit pintar. Pada segmen IoT, MediaTek mengedepankan Genio. Sudah tersedia sejak beberapa lama, MediaTek Genio menawarkan lima SoC, yaitu 1200, 700, 510, 500, dan 350. MediaTek Genio 1200 adalah yang tertinggi dan MediaTek Genio 350 yang terendah.
MediaTek Genio 350 misalnya memiliki CPU yang mengandung quad core Arm Cortex-A53 dengan frekuensi kerja hingga 2,0 GHz, GPU berupa Arm Mali-G52 dengan frekuensi kerja hingga 800 MHz, dan AI engine berupa Cadence Tensilica Vision P6. MediaTek tidak menyebutkan frekuensi kerja dari Cadence Tensilica Vision P6 yang dipakai. MediaTek Genio 350 ini antara lain dimanfaatkan pada SOM-G350 dari BHS (Bkav Hardware Solution). BHS SOM-G350 bisa dipakai untuk menenagai berbagai perangkat IoT. Salah satunya adalah gateway 4G.
Kerja sama dengan perusahaan dari aneka negara turut dilakukan MediaTek pada segmen IoT, seperti halnya pada segmen smartphone. BHS pada contoh di atas misalnya berasal dari Vietnam. Di Indonesia, MediaTek kali ini menyampaikan kerja samanya dengan perusahaan lokal teknologi finansial untuk mendorong pembayaran nontunai. Namun, MediaTek tidak menyebutkan secara detail mengenai perusahaan yang dimaksud. MediaTek meyakini perusahaan lokal memiliki pengetahuan akan lokal yang lebih dalam sehingga bisa menghasilkan inovasi dan memberikan dukungan yang lebih optimal.
“Satu lagi model bisnis yang kami kembangkan pada pasar IoT adalah, Anda tahu, dengan memanfaatkan sejumlah sumber daya lokal di Asia Tenggara. Dan mengapa kami melakukan itu? Karena kami percaya bahwa dengan memanfaatkan keahlian lokal kami dapat meningkatkan, kami dapat, Anda tahu, memiliki pemahaman yang lebih baik dan juga dukungan yang lebih baik untuk pasar lokal,” pungkas Harry Tran (Business Development Manager, MediaTek for Indonesia and Vietnam).
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR