Aplikasi edge-native juga memberikan resiliensi dan redundansi. Dengan mendistribusikan proses komputasi ke berbagai lokasi, kegagalan sistem akibat masalah di satu titik dapat dihindari. Model komputasi terdistribusi juga memungkinkan perusahaan menjalankan beberapa salinan layanan dari berbagai lokasi sehingga uptime lebih terjaga.
Jenkins juga menyoroti kemampuan kontrol geografis yang lebih baik terhadap data dan komputasi. Kemampuan ini dapat menjawab tantangan kedaulatan dan privasi data.
“Jadi, Anda bisa memastikan bahwa komputasi terjadi lebih dekat dengan lokasi pengguna,” imbuhnya.
Manfaat lain dari edge-native application yang tak kalah penting adalah kinerja tinggi. Salah contoh bagaimana latensi rendah dapat meningkatkan pengalaman pengguna adalah pada perangkat virtual reality (VR). Menurut Jenkins, jika perangkat seperti Apple Vision Pro dapat memindahkan pemrosesan ke cloud, headset tersebut akan lebih ringan dan lebih menarik bagi konsumen.
“Apple kerap menyampaikan bahwa ia dapat memproses gambar dari luar headset di dalam headset dalam 12 milidetik. Nah, jika Anda benar-benar memiliki komputasi edge access, komputasi yang lebih dekat dengan tempat pengguna berada, Anda sebenarnya dapat memiliki latensi satu digit milidetik,” katanya.
Demokratisasi Internet dengan Edge
Selanjutnya Jay Jenkins menyampaikan bahwa Akamai menghadirkan aplikasi edge-native dan kemampuan komputasi terdistribusi yang andal melalui “continuum of compute”. Platform cloud ini menyediakan layanan core cloud, seperti yang disediakan para hyperscaler pada umumnya, dan layanan edge yang tersebar di banyak lokasi edge untuk mengurangi latensi.
Satu dari 10 compute region yang baru diluncurkan Akamai adalah Jakarta. “Tidak hanya di Jakarta, tetapi kami memiliki wilayah edge compute di beberapa kota di seluruh Indonesia [Bandung, Surabaya, Jogjakarta, Batam, Makassar, dan Banjarmasin]. Seperti yang Anda semua di sini tahu, Indonesia sendiri adalah negara yang sangat tersebar dengan lebih dari 18.000 pulau,” jelas Jay Jenkins.
Dibukanya edge location di berbagai kota di Indonesia sebagai bagian dari platform continuum of compute Akamai juga bertujuan mendemokratisasi akses Internet.
“Dan memastikan pengalaman dan kemampuan tidak hanya di lokasi terpusat seperti Jakarta, namun kita bisa mendekatkannya kepada pengguna, lebih dekat dengan perangkat, lebih dekat dengan tempat data tersebut dihasilkan untuk mendapatkan fungsionalitas yang lebih terlokalisasi di seluruh Indonesia,” pungkasnya.
Baca juga: Ancaman API Makin Marak di Era AI, Akamai: Perhatikan 4 Area Ini
Penulis | : | Liana Threestayanti |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR