Salesforce Agentforce 2.0 akan hadir secara penuh pada bulan Februari ini. Mendapatkan aneka peningkatan dibandingkan versi sebelumnya, Salesforce Agentforce 2.0 diklaim makin bisa membantu para organisasi memanfaatkan AI (artificial intelligence) untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Hal itu terungkap via wawancara eksklusif InfoKomputer dengan Iman Muhammad (Country Leader, Salesforce Indonesia) dan Huzefa Bandukwala (Solutions Leader, Indonesia, Malaysia, Philippines, and Vietnam, Salesforce) di Jakarta belum lama ini.
Salesforce Agentforce merupakan sekumpulan autonomous AI agent. Salesforce Agentforce tidak hanya menawarkan sejumlah autonomous AI agent siap pakai, melainkan juga membolehkan suatu organisasi membangun autonomous AI agent-nya sendiri dengan mudah. Salesforce pertama kali mengungkapkan Agentforce secara resmi ke dunia pada bulan September silam. Adapun Salesforce Agentforce 2.0 yang merupakan versi berikutnya dari Salesforce Agentforce, diumumkan akhir tahun lalu.
“Last year, itu kita announced the first juga untuk yang inovatif, inovasi yang, yang, yang cukup, saya bilang sih cukup inovasi juga dan kita yang pertama juga, untuk yang namanya autonomous agent. Nah, autonomous agent itu apa? Ya sama kalau kita nyetir mobil yang kita lihat itu ada pakai driverless, itu autonomous drive. Kalau kita ini benar-benar, kita, agent-agent yang ada behave kayak human itu, itu nanti akan bisa dilakukan dengan adanya semacam kayak “robotik”. Jadi kayak, kayak agent-nya itu berbicara dengan, dengan, dengan apa? Dengan, dengan sistem, tapi looks like human,” jelas Iman.
“Ini inovasi-inovasi selalu berkembang, ya. Dan, dan perkembangan ini, kita di awal, kita start dengan yang namanya Agentforce ya. Tapi kan banyak sekali yang perlu di-enhance. Nah, keluarlah kita sekarang ini mulai masuk ke Agentforce 2.0,” lanjutnya.
Sebagai sekumpulan autonomous AI agent, Salesforce menyatakan Agentforce bisa mengambil data yang tepat sesuai kebutuhan setiap tugas, membangun rencana-rencana aksi untuk masing-masing tugas, mengevaluasi rencana-rencana itu, melakukan penyempurnaan bila perlu, dan mengeksekusinya secara otonom tanpa intervensi manusia sesuai tujuan yang diinginkan. Salesforce Agentforce pun bisa belajar dari hasil-hasil eksekusi dan melakukan adaptasi dus menjadi lebih baik. Namun, semuanya sesuai batasan-batasan yang ditetapkan.
Bisa dibilang, agen-agen dari Salesforce Agentforce merupakan tenaga kerja digital. Dengannya, para organisasi bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Salesforce Agentforce misalnya bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berulang dan membosankan dengan mumpuni, serta sejalan dengan itu, membebaskan tenaga kerja manusia mengerjakan aneka pekerjaan lain yang lebih bernilai.
Salah satu konsumen Salesforce yang sudah mencoba Agentforce adalah John Wiley & Sons, Wiley mengeklaim Salesforce Agentforce berhasil membantu meningkatkan lebih dari 40% penyelesaian kasus-kasus pada layanan pelanggan dibandingkan chatbot lamanya. Perusahaan penerbitan yang berfokus pada bidang akademis ini mencoba Salesforce Agentforce pada tahun ajaran baru. Pada masa tersebut biasanya beban kerja yang dihadapi meningkat berhubung kebutuhan akan buku-buku pelajaran dan sejenisnya bertambah.
Lebih Baik dari AI Copilot
Karakteristik Salesforce Agentforce yang otonom ini berbeda dengan para AI copilot yang ditawarkan aneka vendor — termasuk Salesforce yang sebelumnya menawarkan Einstein Copilot yang kini telah di-upgrade dan menjadi bagian dari Agentforce — yang belakangan populer. Seperti sebutannya yang mengandung kata “copilot”, suatu AI copilot ditujukan untuk menemani dan membantu pilot — manusia/organisasi — melakukan pekerjaannya dan bukannya bekerja secara otonom.
Salesforce menyebutkan bahwa suatu AI copilot senantiasa bergantung pada permintaan maupun arahan manusia seperti prompt, serta mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan tugas-tugas yang rumit maupun multilangkah. Salesforce menambahkan bahwa berbagai autonomous AI agent seperti halnya Agentforce adalah gelombang ketiga dari AI, sedangkan aneka AI copilot adalah gelombang kedua dari AI.
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Liana Threestayanti |
KOMENTAR