Misalnya pada social commerce, alih-alih manusia yang membuat konten dan menjawab pertanyaan maupun komentar, AI dengan persona tertentu yang melakukannya. Suatu organisasi bisa menggunakan AI dengan persona yang berbeda untuk produk yang berbeda: AI dengan persona A untuk produk pertama, AI dengan persona B untuk produk kedua, AI dengan persona C untuk produk ketiga, dan seterusnya.
Sejalan dengan para organisasi mulai membangun otak-otak digital kognitif AI (AI cognitive digital brains), mereka dapat mengodekan nilai-nilai dan persona mereka ke dalamnya. Otak digital kognitif AI adalah otak digital yang meniru proses berpikir manusia (cognitive AI). Sementara otak digital, bisa dibilang sebagai sistem saraf pusat untuk organisasi, otak organisasi. Otak digital kognitif AI sebuah organisasi memberdayakan agen-agen AI dengan pengetahuan penuh tentang organisasi dan membantu membangun wajah organisasi.
Adapun temuan spesifik Indonesia yang dikemukakan sebagai berikut:
Ketika Para LLM Mendapatkan Badannya
Ketika para LLM mendapatkan badannya merujuk pada para robot yang ditenagai oleh berbagai LLM (large language model) sehinga mereka memiliki kemampuan yang lebih tinggi. Suatu robot yang ditenagai LLM tidak lagi merupakan sebuah robot yang diprogram secara linier dan memiliki satu tujuan, melainkan menjadi sebuah mesin serbaguna yang bisa bernalar.
“Kalau dulu mungkin robot itu cuma bisa melakukan repetitive task, dari A ke B. Kalau dilihat di manufacturing com, company ya misalnya, bikin mobil, robot-robot itu cuma bisa melakukan dulunya ngecet, ngecet spesifik bagian dari mobil. Kalau sekarang kita juga bantuin, klien kami yang di luar, kita bikin teknologi robot itu jadi seperti, not really like a person, humanoid, tapi lebih ke arah dia bisa menggantikan, membantu orang,” jelas Retno Kusumawati (Managing Director, Technology Lead, Accenture Indonesia).
“Begitu orang itu absen, oh tolong dong bantuin nih untuk dia [ke robot] misalnya pasang the dashboard part. Jadi, hal-hal itu yang akan sangat membantu kita ya,” tambah Retno sambil menyebutkan ke depannya para robot yang dimaksud akan tambah canggih. “Robot-robot tidak hanya akan melakukan tugas yang repetitif, melainkan lebih kepada bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan kita dan membantu kita.”
Adapun temuan khusus Indonesia yang diungkapkan adalah:
Lingkaran Pembelajaran yang Baru
Lingkaran pembelajaran yang baru berhubungan dengan AI generatif yang memiliki karakteristik berbeda dengan teknologi otomatisasi sebelumnya: AI generatif bisa belajar. Kini banyak organisasi yang menggunakan AI dan tidak jarang AI itu adalah AI generatif. Lingkaran pembelajaran yang baru maksudnya adalah makin banyak manusia menggunakan AI (generatif), makin meningkat kemampuan AI itu, dan makin banyak manusia yang ingin menggunakan AI tersebut.
“Fokusnya sama bagaimana AI, hasil technology and the tools, berkolaborasi sama manusianya, gitu ya, supaya bisa memaksimalkan potensinya masing-masing,” kata Johannes Kolibonso (Managing Director, Cloud Lead, Accenture Indonesia) sembari menyebutkan suatu AI dengan kemampuan yang lebih baik membuatnya lebih dipercaya banyak orang untuk digunakan.
“Dibanding dengan teknologi atau automation yang ada sebelum-sebelumnya gitu ya, … ini beda, karena keduanya, antara manusia sama teknologinya, belajar satu sama lain. AI-nya ini, teknologinya ini, it’s a learning technology, dia belajar dari kita juga,” sambungnya.
Adapun temuan spesifik Indonesia yang diungkapkan sebagai berikut:
Penulis | : | Cakrawala Gintings |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR