Dalam menghasilkan suatu karya, bisa dikatakan manusia akan membutuhkan inspirasi. Dan hal-hal yang menginspirasi memang dapat datang dari mana saja. Namun, kebanyakan inspirasi tersebut datang dari alam ataupun terinspirasi oleh alam.
Batasan karya di sini tidak terbatas pada dunia seni saja. Penemuan maupun pengembangan teknologi juga bisa disebut sebuah karya. Sebagian teknologi yang kita nikmati dan gunakan saat ini tercipta berkat inspirasi dari alam, misalnya dari karakter atau kemampuan tertentu yang dimiliki oleh hewan. Sebenarnya ada cukup banyak contoh yang bisa dipaparkan namun tidak semua erat berhubungan dengan teknologi informasi.
Nah, beberapa contoh yang cukup dekat berhubungan dengan teknologi informasi akan kami paparkan berikut ini.
HDR dan Deteksi Gerak
Teknologi deteksi gerak sudah lazim dijumpai pada kamera digital. Bahkan kamera yang disematkan pada ponsel pun – khususnya ponsel menengah ke atas, telah memiliki teknologi itu. Dengan menggunakan teknologi deteksi gerak ini, kamera akan selalu fokus pada suatu objek meskipun objek tersebut bergerak. Contoh yang sering dipaparkan adalah saat memotret mainan kereta api yang terus bergerak.
Teknologi deteksi gerak pada kamera tersebut ternyata terinspirasi dari lalat. Menurut tim peneliti dari Australia, lalat dapat mendeteksi gerakan di lokasi yang tertutup oleh bayangan. Lalat juga dapat melihat objek yang bergerak, meskipun di latar belakang objek tersebut terdapat motif yang ruwet, yang menyamarkan objek bersangkutan.
Berbekal kemampuan deteksi gerak lalat tersebut, para peneliti lalu mempelajari kemampuan mata lalat dalam melihat. Mereka menemukan bahwa mata majemuk lalat ternyata mampu menangkap berbagai tingkatan cahaya.
Russell Brinkworth, seorang peneliti pascadoktoral dari University of Adelaide, akhirnya merancang peranti lunak yang dapat “melihat” bagaimana cara kerja mata lalat. Ketika diwawancarai, Brinkworth mengatakan bahwa sekitar tiga setengah tahun sebelumnya, tim peneliti yang dipimpinnya telah mampu menirukan langkah awal proses transformasi cahaya ke medan listrik di dalam otak lalat.
Brinkworth kemudian membangun model elektronik untuk melakukan simulasi cara kerja mata lalat dengan alat elektronik umum seperti resistor, kapasitor, dan sensor cahaya. Hasil tangkapannya kemudian diolah dengan peranti lunak yang telah dia kembangkan sebelumnya.
Setelah berhasil dengan model yang dibuat dengan alat-alat “sederhana” tersebut, Brinkworth kemudian bekerja keras supaya model tersebut dapat dibuat dengan ukuran yang jauh lebih kecil sehingga dapat disematkan ke dalam microchip yang bakal menjadi “otak” sebuah kamera.
Penemuan Brinkworth ini kemudian membawa perubahan drastis dalam dunia kamera digital karena dengan teknologi mata lalat tersebut, sensor kamera kini mampu menangkap berbagai tingkat cahaya sehingga bisa menghasilkan foto yang lebih menyeluruh. Misalnya saat mengambil foto seseorang yang sedang duduk di dekat jendela pada siang hari, sensor mata lalat itu mampu menampilkan wajah orang tersebut dengan jelas dan pemandangan yang ada di luar jendela juga tetap tertangkap. Pada sensor model sebelumnya, kemungkinan besar akan terjadi overexposure pada bagian pemandangan di luar jendela. Teknologi semacam ini yang akhirnya dikenal dengan HDR (high dynamic range).
Penulis | : | Dayu Akbar |
Editor | : | Dayu Akbar |
KOMENTAR