Militer Rusia sedang membangun sistem komputasi raksasa War Cloud sebagai sarana cadangan Internet untuk mengantisipasi pecahnya perang dunia ke-3 di masa depan.
Sistem komputasi War Cloud akan mengoneksikan jaringan internal militer dan menjaga pertahanan siber Rusia ketika perang benar-benar pecah.
Seperti dikutip Daily Mail, proses pembuatan War Cloud akan selesai pada 2020 dan menghabiskan dana investasi hingga Rp84 miliar.
Pembuatan War Cloud bagian pertama sudah selesai dan berlokasi di distrik militer bagian selatan termasuk wilayah Crimea. Kehadiran War Cloud itu membuat kekuatan Rusia di distrik militer bagian selatan makin kuat.
Herman Klimenko (Penasehat IT Presiden Vladimir Putin) mengatakan War Cloud memungkinan Rusia bisa beroperasi di dunia siber melalui jaringan internal yang disebut The Closed Transfer Segment di masa-masa perang.
"War Cloud ini akan menjadi pusat data di Rusia dan sangat berguna di masa-masa perang," ucapnya.
Sam Bendett, seorang analis riset di organisasi non-profit CAN berpendapat bahwa War Cloud adalah kunci perlindungan data dari intervensi barat. "Rusia berinvestasi di pengembangan teknologi tinggi militer khususnya untuk memproduksi perangkat lunak maupun keras domestik," kata Bendett.
Sarov
Kalau Amerika Serikat punya Area 51 yang letaknya di Gurun Nevada, Las Vegas, Rusia memiliki Russian Federal Nuclear Center of the All-Russian Scientific Research Institute for Experimental Physics (RFNC-VNIIEF).
RFNC-VNIIEF, atau bahasa gampangnya Pusat Fasilitas Penelitian Nuklir Utama ini letaknya di kota Sarov, sekitar 400 kilometer dari ibu kota Rusia, Moskow.
Kota itu menjadi jantung program penelitian nuklir Uni Soviet, era Perang Dingin. Fasilitas itu begitu rahasia, bahkan Sarov hanya dikenal sebagai Arzamas-16, dan tidak terdaftar di peta global.
Sarov 'lahir' di bawah pemerintahan Josef Stalin sejak 1940, sebagai pusat pengembangan teknologi nuklir dan senjata-senjata nuklir hingga pengembangan pesawat luar angkasa.
Tak hanya pusat nuklir, Sarov juga rumah bagi superkomputer Rusia. Superkomputer milik negeri Beruang Putih ini memiliki kapasitas 1 petaflop, atau setara dengan 1.000 triliun kalkulasi per detik.
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR