Saat ini ada jutaan lebih aplikasi yang beredar di toko aplikasi Google Play Store dan Apple App Store. Para pengguna smartphone pun bisa mengunduh berbagai macam aplikasi sesuai selera dan kebutuhannya.
Tentunya, setiap negara memiliki perbedaan karakter ketika mengadopsi suatu aplikasi.
Pada Maret 2018, F5 Networks mengadakan sebuah survei untuk mengetahui jenis-jenis perilaku pengguna aplikasi di kawasan Asia Pasifik. Bersama organisasi YouGov, F5 Network melibatkan 3.757 partisipan dari 7 negara, meliputi Indonesia, India, Filipina, China, Hong Kong, Singapura dan Australia.
"Melalui survei, ada empat perilaku pengguna aplikasi, kata Fetra Syahbana (Country Manager F5 Networks Indonesia) di acara Media Briefing F5 Networks di Jakarta, Rabu.
Di kategori pertama, ada perilaku "The Cynic" yaitu pengguna merasa acuh tak acuh soal keamanan dan kenyamanan pada aplikasi yang digunakannya.
Perilaku "The Cynic" dihuni oleh pengguna asal Hong Kong yang juga merasa tidak puas dengan pengalaman yang dihasilkan oleh aplikasi yang mereka gunakan. Total, ada 50 persen pengguna untuk kategori “The Cynic” yang tak puas dengan fitur pada aplikasinya.
Selanjutnya, ada perilaku "The Guarded" yang lebih mementingkan keamanan pada aplikasi dibandingkan kenyamanan. Dua negara Singapura dan Australia tergabung dalam perilaku tersebut.
"Pengguna 'the Guarded' kurang membuka diri terhadap teknologi baru, apalagi terhadap aplikasi yang kurang melindungi data penggunanya," ucapnya.
Perilaku ketiga adalah “The Voyager” yang merupakan kebalikan dari kategori sebelumnya. Sebab, tipe pengguna Voyager lebih mementingkan kenyamanan aplikasi dibandingkan keamanan.
Ada tiga negara yang penggunanya rata-rata berada di kategori perilaku itu yakni Indonesia, Filipina dan India. Kebanyakan dari pengguna tiga negara tersebut cukup terbuka terhadap perkembangan teknologi mobile dan mau mencoba aplikasi baru tersebut.
"Pengguna di Indonesia terutama milenial tidak peduli keamanan pada aplikasi yang penting nyaman," ujarnya.
Bahkan, 64 persen dari responden di Indonesia mengaku menggunakan aplikasi media sosial beberapa kali dalam sehari. "Penggunaan aplikasi media sosial di Indonesia dua kali lebih aktif dibandingkan rata-rata penggunaan di kawasan Asia Pasifik," katanya.
Terakhir adalah "The Trendsetter" yang hanya diisi oleh pengguna asal Tiongkok. Perilaku “The Trendsetter” sangat memperhatikan kenyamanan dan keamanan pada aplikasi yang digunakan.
"Pengguna dengan perilaku ini juga sangat antusias untuk mencoba teknologi baru, khususnya aplikasi yang punya fitur lengkap," ucapnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR