Mereka mengombinasikan suara dan pengamatan ruangan serta objek 360 derajat secara real-time. Perangkat yang mereka kembangkan bisa membantu penyandang tunanetra untuk menemukan benda tertentu atau menuntun mereka melalui jalur yang telah di pre-set sebelumnya. Jalur tersebut ditentukan dari arah suara "follow me" (ikuti saya).
"Prinsip desain kami adalah memberikan suara ke semua objek yang relevan di sekitar pengguna," tulis para peneliti dalam laporannya, seperti dikutip Digital Trends.
"Setiap objek di dalam scene dapat berbicara ke pengguna dengan suara yang bersal dari lokasi si objek. Nada suara (dari benda) akan naik seiring objek yang mendekat. Pengguna secara aktif memilih objek mana yang sedang berbicara melalui beberapa mode," lanjut peneliti.
4. "Subtitle" huruf braille
Proyek ini membantu mereka yang mengalami gangguan pengnlihatan saat dewasa atau tua yang semakin sulit untuk mempelajari huruf braille. Huruf braille yang dinamakan "ELIA Frames" ini membantu para penyandang tunanetra baru untuk lebih cepat beradaptasi dengan huruf braille.
Penemuan ini juga berguna bagi mereka yang ingin mempelajari huruf braille dengan cepat dan mudah. "Kami mengkostumisasi standar alfabet untuk membaca huruf taktil (braille)," jelas pencipta ELIA Frames, Andrew Chepaitis.
"(ELIA Frames) ini adalah cetakan yang ditingkatkan, dioptimalkan untuk tujuan tertentu," imbuhnya.
Karena standar huruf alfabet tidak dibuat untuk pembacaan huruf braille, mereka mengotak-atik desain huruf dengan meanfaatkan elemen dasar dari setiap huruf. Mereka mengulang pengujian huruf sampai menemukan desain yang paling mudah dirasakan pembaca.
ELIA frame sudah mulai tersedia di platform Kickstarter dan bisa diinstal di komputer lalu dicetak menggunakan printer khusus huruf taktil.
5. Wearable device penanda bahaya
Seperti namanya, wearable device ini digunakan untuk memberi aba-aba pengguna jika ada gangguan atau rintangan di sekitarnya, terutama saat berjalan. Perangkat yang dikembangkan oleh VTT Technical Reseacrh Center asal Finlandia ini berjuluk Guidsense.
Alat berbentuk kotak ini ditempekan di bagian bawah dada, tepat di daerah sekitar ulu hati. Guidesense mengandalkan sensor radar gelombag berukuran milimeter untuk mendeteksi hambatan sekecil apapun, seperti ranting ranting pohon yang bergeser.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR