Uber akan memblokir mitra pengemudi dengan rating di bawah empat bintang di Australia dan Selandia Baru mulai 19 September 2018.
Karena itu, Uber menghimbau mitra pengemudi Uber untuk memaksimalkan kinerjanya dan mendapatkan rating tertinggi.
"Para pengemudi harus mendapatkan rating minimum empat bintang. Pemblokiran akun pengemudi akan mendapatkan notifikasi selama lebih dari sekali," kata Susan Anderson (General Manager Regional Uber) seperti dikutip CNET.
"Ini merupakan langkah penting dalam menjaga kenyamanan pengendara dan mitra pengemudi untuk menjaga lingkungan yang saling menghormati satu sama lain," tulis Uber dalam postingan blog-nya.
PHK
Uber melaporkan pendapatan senilai USD2,8 juta dalam laporan keuangan Q2 2018 dengan kerugian sebesar USD891 juta atau sekitar Rp13 triliun.
Kerugian Uber ini disebabkan oleh peningkatan pengeluaran perusahaan penyedia jasa ride sharing tersebut. Untungnya, kerugiannya Uber tidak sebesar sebesar periode yang sama pada 2017 senilai USD 4,5 miliar.
Kerugian yang tidak cukup besar karena Uber menjual bisnisnya di Rusia dan Asia Tenggara termasuk Indonesia seperti dikutip The Verge.
Baca Juga : Gara-gara Kecelakaan Fatal, Uber PHK 100 Operator Mobil Tanpa Sopir
Saat ini saham Uber memang masih belum go public dan masih merupakan perusahaan privat yang membuat Uber tak perlu mengeluarkan laporan keuangan tetapi Uber tetap melakukannya.
Rencananya, Uber akan melakukan menjual sahamnya ke publik atauu IPO pada pertengahan kedua 2018. Tentunya, laporan keuangan yang "merah" itu akan mempengaruhi niat investor untuk membeli saham Uber.
Secara total, Uber sudah membakar uang sebanyak USD 11 miliar sejak pertama diluncurkan pada 2009. Dengan kerugian sebanyak itu, saat ini Uber masih mempunyai simpanan uang sebesar USD7,3 miliar.
Baca Juga : Didemo Besar-Besaran, Turki Hentikan Operasional dan Bisnis Uber
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR