Mendapatkan banyak pernghargaan sebagai Kota dengan tingkat pelayanan publik terbaik se-indonesia, tidak membuat Kota Pontianak mudah berpuas diri.
Sebaliknya, Kota yang memiliki julukan sebagai Kota Khatulistiwa ini justru menjadikan semua penghargaan yang didapat sebagai pemicu untuk terus menciptakan inovasi terbaik guna melayani semua kebutuhan masyarakat.
Sepanjang dua tahun belakang, paling tidak ada 24 penghargaan yang berhasil Untuk diraih.
Sebut saja penghargaan sebagai Role Model Penyelenggaraan Pelayanan Publik untuk Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Pontianak yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) pada tahun 2016, penghargaan Rating Digital Government Readiness (Kesiapan Pemerintah Dalam Dunia Digital) dalam indeks rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017, Public Services of The Year Kalimantan Barat 2018 untuk Kepala Dinas Penanaman Modal,Tenaga kerja & dan Pelayananan Terpadu satu Pintu (DPMTK-PTSP) yang diberikan oleh Markplus Inc tahun 2018 serta Bronze Winner PRIA 2018 kategori Aplikasi Pemerintah Daerah yang diberikan pada acara The 3rd Public Relation Indonesia Award 2018.
Untuk inovasi selanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sedang mengejar program interoperabilitas data dan informasi melalui aplikasi e-Government serta integrasi data kependudukan untuk setiap layanan publik di lingkup Pemerintahan Kota Pontianak.
Interoperabilitas ini dikhususkan untuk perencanaan, penganggaran, penatausahaan keuangan, monitoring dan evaluasi kinerja.
"Sistim ini akan berbentuk aplikasi yang bisa digunakan oleh seluruh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) dan ditargetkan rampung tahun 2018 akhir," jelas Plt. Walikota Pontianak, Ir. H. Rusdi EDI Kamtono, M.M., M.T.
Aplikasi Smart Government ini menjadi rencana besar jangka pendek yang dikejar Pemkot Pontianak, pasalnya, aplikasi ini nantinya akan mengintegrasikan semua aplikasi yang ada di OPD.
Aplikasi ini akan mempermudah kerja OPD dalam mendapatkan data, melakukan monitoring serta evaluasi.
Melalui aplikasi ini, kerja pemerintah akan lebih efektif dan efisien, akuntabilitas kinerja pemerintahan pun akan lebiih transparan karena mudah untuk dikontrol dan dimonitor.
Sedangkan untuk masyarakat, dampak yang dirasakan adalah kemudahan dalam menjalani proses pengurusan izin serta mempercepat proses pelayanan yang nantinya akan menciptakan banyak kemudahan seperti pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) mengingat pemasukan daerah Kota Pontianak ditopang oleh dektor perdagangan dan jasa.
"Saat ini kita sedang menyusun Peraturan Walikota tentang penyelenggaraan e-Government yang akan menjadi acuan pengembangan pemerintahan berbasis elektronik ke depannya," tambahnya.
Revitalisasi Kawasan Wisata Unggulan
Selain Smart Government, dalam jangka panjang Kota ini juga memasukkan rencana revitalisasi kawasan Beting dan kawasan tepian sungai Kapuas untuk mendorong pengembangan wisata berbasis sejarah dan keunikan lokal.
Kawasan Kampung Beting merupakan kawasan padat penduduk yang terletak di pinggiran Sungai Kapuas. Kampung yang terletak di sebelah timur Kota Pontianak ini juga masuk dalam program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang digagas oleh Direktorat Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dalam sesi pembahasan pada pelaksanaan Bimbingan Teknis "Gerakan Menuju 100 Smart City" tahap 3, Kepala Bidang Pelayanan Elektronik dan Telematika, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pontianak, Syamsul Akbar menjelaskan bahwa ide awal pembenahan Kampung Beting adalah mengembalikan citra kampung Beting sebagai Kota yang ramah air selain memang kampung Beting memiliki sejarah sebagai cikal bakal Kota Pontianak.
Akbar mengakui banyak pekerjaan berat yang harus dilakukan dalam membenahi Kampung Beting seperti pembangunan infrastruktur, sanitasi, air bersih dan pengelolaan sampah.
selain itu, berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat pun turut dilakukan seperti peresmian Rumah Batik Beting . Di rumah ini, masyarakat sekitar mendapatkan pelatihan pelatihan dan pengembangan kemampuan berbagai jenis kerajinan berbasis batik.
"Pembenahan Kampung Beting ini juga sekaligus akan mengikis citra buruk terhadap kawasan Kampung Beting sehingga mampu menjadikan kawasan Beting sebagai kawasan wisata sejarah unggulan di Kota Pontianak," tandasnya.
Kota Pontianak sendiri merupakan salah satu Kota/Kabupaten yang terpilih untuk mengikuti program "Gerakan Menuju 100 Smart City" dari Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Untuk menjalankan program ini, Pemkot dan Dinas Komunikasi dan Informasi Pemkot Pontianak juga mendapat bimbingan dari Tenaga Ahli Ditjen APTIKA Kemkominfo RI, Barry Simorangkir dalam menyusun Masterplan Smart City Kota Pontianak.
Hingga saat ini hampir semua layanan publik di Kota Pontianak telah d itopang oleh keberadaan sistem informasi berbasis aplikasi (online) seperti layanan perijinan, layanan administrasi, layanan kependudukan dan layanan kesehatan.
Selain itu, aplikasi berbasis android dan ios bernama GENCIL menjadi aplikasi unggulan Kota ini.Melalui GENCIL, masyarakat Kota Pontianak bisa mendapatkan banyak informasi seperti harga komoditas pangan.
Di dalam GENCIL juga terdapat fitur e-lawar atau Elektronik laporan warga yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melaporkan berbagai hal terkait pelayanan publik, pelaksanaan pembangunan, kondisi lingkungan dan banyak hal lainnya. Sejak Gencil diluncurkan pada Maret 2016 hingga Agustus 2018, fitur e-lawar telah menerima setidaknya 82 laporan dari masyarakat dengan 77 laporan yang diproses.
Selain GENCIL, Kota Pontianak juga telah membangun Pontianak Interactive Center (Pontive Center) yang berfungsi sebagai pusat kendali, pusat pengelolaan pengaduan, media center, pusat integrasi sitem, aplikasi dan data base, pusat pemantauan kondisi lingkungan serta pusat koordinasi program Smart City Kota Pontianak.
Penulis | : | Administrator |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR