Video semakin jamak ditonton lewat perangkat mobile seperti smartphone. Penyedia perangakat telekomunikasi Ericsson memperkirakan 75 persen traffic internet seluler pada 2023 bakal dikuasai oleh jenis konten ini.
Di Indonesia, kondisi internet mobile rupa-rupanya masih termasuk urutan terbawah dunia untuk urusan menonton video.
Setidaknya begitulah menurut laporan berjudul The State of Mobile Video (September 2018) yang dirilis oleh lembaga riset Open Signal.
Laporan Open Signal menunjukkan bahwa koneksi download internet mobile di Indonesia secara keseluruhan -berdasar kecepatan rata-rata serta ketersediaan jaringan 3G dan 4G- hanya mencapai 6,6 Mbps.
Angka yang diraih itu hanya lebih tinggi dari beberapa negara berkembang lain, yakni Thailand, Kamboja, Filipina, Pakiskan, dan India.
Jauh di bawah negara-negara yang terkenal memang memiliki internet kencang seperti Korea Selatan (45 Mbps) dan Singapura (38 Mbps).
Posisi Indonesia di ranking kualitas menonton video lewat internet mobile, menurut Open Signal dalam laporan The State of Mobile Video (September 2018).
Baca Juga : Berapakah Kecepatan Akses Broaband Layanan WPON Nokia di Indonesia?
Walhasil, nilai “pengalaman menonton video” di Indonesia pun termasuk paling kecil dengan skor 45,59, di bawah negara-negara lain di kawasan ASEAN kecuali Kamboja dan Filipina yang duduk di urutan bontot.
Open Signal mengukur nilai kualitas “pengalaman menonton video” berdasarkan kriteria yang diusun oleh lembaga Internatioal Telecommunication Union (ITU), meliputi kualitas gambar, waktu loading, dan frekuensi video tersendat (stalling).
Untuk metodologinya, Open Signal mengumpulkan dari aplikasi smartphone bikinannya sendiri dan bikinan rekanan secara otomatis.
Sebanyak 87 miliar pengukuran dari 8 juta perangkat di seluruh dunia dikumpulkan dalam periode antara 14 Mei hingga 11 Austus 2018 untuk laporan The State of Mobile Video edisi September 2018.
Cepat tak berarti baik Meski ada korelasi antara kecepatan downlink dan kualitas pengalaman menonton video, Open Signal turut menemukan bahwa negara-negara yang memiliki internet seluler kencang tak dengan sendirinya memberika pengalaman menonton yang baik pula.
“Begitu sebuah negara melewati kecepatan download keseluruhan 15 Mbps, kecepatan koneksi hanya berpengaruh sedikit terhadap kualitas streaming video,” tulis Open Signal.
Dari 69 negara dalam daftar di laporan, sebanyak 11 di antaranya mencetak skor kualitas menonton video dengan predikat “sangat baik” di kisaran nilai 65 hingga 75 poin (dari 100 poin).
Ini berarti di sebelas negara tersebut video bisa dimuat dengan cepat dan jarang tersendat walaupun di resolusi tinggi.
Namun, bahkan di antara mereka, tak ada satupun yang berhasil memperoleh predikat “sempurna” dengan kisaran skor di atas 75 poin.
Negara-negara Eropa mendominasi daftar kualitas menonton video terbaik dalam laporan Open Signal.
Sebanyak 9 dari 11 negara dengan skor tertinggi berada di Benua Biru. Urutan teratas ditempati oleh Republik Ceko.
Sementara itu, Korea Selatan adalah negara dengan kecepatan internet overall terkencang. Namun untuk soal pengalaman menonton video, ternyata Negeri Ginseng masih teringgal dari 15 negara lain.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kecepatan Streaming Video Diuji Global, Indonesia Termasuk Paling Buruk",
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR