“Jadi kalo software engineer kita perintah untuk mengetahui bagaimana me-manage infrastuktur, bagaimana setiap kali ada request menyuruh untuk mengetahui seperti apa basic operation-nya. Itu pada dasarnya SRE,” terang Prima.
Untuk mendukung SRE ini, Tokopedia mengadopsi GitOps, yang di mana membantu perusahaan dalam menyelesaikan banyak masalah yang terjadi terkait Git.
“Beberapa tools yang kita pakai di GitOps adalah Terraform, Atlantis dan Terragrunt," ujar Prima.
Selain GitOps, infrastuktur teknologi di Tokopedia juga menerapkan VM (Virtual Machine) secara auto-scalling.
“Kenapa VM-nya kami harus auto-scalling? Ini use case yang simple at the time, ketika kita me-manage layanan berjumlah ratusan seperti Tokopedia sekarang, ini sesuatu yang bersifat berulang-ulang. Dan kita butuh kemampuan VM yang harus seperti itu,” kata Bayu Rizky ( Senior Software Engineer – Cloud Platform, Tokopedia).
Dijelaskan Bayu, beberapa tools yang digunakan untuk VM secara auto-scalling ini adalah Packer, Ansible dan Terraform.
“Dengan pakai Packer untuk auto-scalling VM misalnya, kita bisa ensure bahwa semuanya itu same things at deploy every time,” cetus Bayu Lagi.
Baca Juga: Tren Penjualan Emas Melonjak di Tokopedia dan Bukalapak Selama Pandemi
2. How Tokopedia Works with Multi Cloud Network
Pada topik kedua ini, Tokopedia mencoba membagikan wawasan mengenai bagaimana perusahaan selama ini bekerja di dalam lingkungan multi cloud network.
“Mungkin banyak belum tahu ya, kalau Tokopedia sebenarnya menganut arsitektur atau topologi multi cloud,” ujar Andrew Jaya Efendy (Distinguished Engineer, Tokopedia).
Untuk diketahui, multi cloud adalah arsitektur yang memadukan beberapa cloud sekaligus, baik private cloud atau public cloud.