“Sejak 2018, pemerintah sudah menginisiasi rancangan arsitektur SPBE nasional untuk meningkatkan kualitas layanan pemerintah dan peningkatan daya saing digital Indonesia,” kata Cahyono.
Harapannya, bentuk pelayanan pemerintah pun akan berubah dan sesuai perubahan zaman.
“Nantinya akan terbentuk birokrasi yang berbasis kinerja, dengan outcome yang jelas,” tambah Cahyo.
Gelar booth dan pameran virtual Smart City
Selain berdiskusi terkait SPBE, Forum SPBE juga menjadi ajang pameran perwakilan enam daerah terkait inovasi yang telah mereka lakukan. Enam daerah tersebut adalah Kota Jambi, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Semarang, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Melalui booth yang tersedia, masing-masing kota/kabupaten memamerkan berbagai inovasi yang telah disusun, direncanakan, maupun dilaksanakan dalam rangka mendorong Gerakan Menuju Smart City.
Kota Jambi turut hadir dalam onsite exhibition.
Kota Jambi, misalnya, memamerkan inovasi Sistem Informasi Kota Jambi (SiKOJA) untuk mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan terkait administrasi publik.
Kemudian, terdapat juga Kabupaten Kutai Kartanegara yang memamerkan aplikasi Rumah Besar Pengentasan Kemiskinan (RBPK). Salah satu fungsi aplikasi tersebut adalah untuk pendataan warga dan penyaluran bantuan agar tepat sasaran.
Tak kalah inovatif, Kota Semarang juga membawa inovasi robot bernama RoboSemar. Robot tersebut menjadi media penyedia informasi yang diletakkan pada mal-mal dan tempat pelayanan publik, termasuk rumah sakit.
Masyarakat juga dapat melihat beragam inovasi dari kota/kabupaten peserta Gerakan Menuju Smart City melalui pameran virtual. Pameran tersebut tersedia sampai 14 Desember 2022 dan dapat diakses melalui situs web www.indonesiasmartcity.id.