Find Us On Social Media :

Strategi Searce Tingkatkan Value dan Keuntungan Pelanggan dengan Cloud

By Adam Rizal, Jumat, 17 Maret 2023 | 17:15 WIB

Benedikta Satya (Country Director Searce di Indonesia)

Persaingan bisnis cloud semakin ketat di Indonesia dengan munculnya beberapa perusahaan besar yang memasuki pasar. Apalagi, Indonesia memiliki jumlah populasi penduduk terbesar di Asia Tenggara dan penetrasi Internet yang tinggi.

Faktor itu membuat Indonesia sangat seksi di mata para perusahaan layanan cloud. Perusahaan-perusahaan raksasa seperti Amazon Web Services (AWS) dan Google Cloud Platform (GCP) semakin intens mempromosikan layanan cloud di Indonesia.

Menurut laporan dari IDC, pasar cloud publik di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 1,8 miliar dolar pada 2023. Pertumbuhan pasar ini didorong oleh peningkatan permintaan dari bisnis di berbagai sektor, termasuk e-commerce, keuangan, dan manufaktur.

Searce, perusahaan konsultan teknologi yang berfokus pada solusi cloud, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan analitik data memiliki beberapa strategi khusus untuk memangkan persaingan bisnis cloud yang sangat kompetitif di Indonesia dan menjawab ekspektasi para pelanggannya.

Apalagi saat ini perusahaan digital di Indonesia dihadapkan dengan fenomena Tech Winter yang menggambarkan kondisi perusahaan rintisan atau startup berbasis teknologi mulai tumbang dan gugur satu persatu. Tech winter juga dikenal sebagai kondisi di mana terjadi penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi.

Benedikta Satya (Country Director Searce di Indonesia) mengatakan Searce tertantang membantu perusahaan digital di Indonesia untuk selamat menghadapi fenomena Tech Winter yang telah membuat beberapa bisnis perusahaan jatuh, melakukan PHK bahkan ada yang tutup.

"Bagaimana teknologi itu tidak memberatkan tetapi membantu mereka (para pelanggan). Misalnya, mereka punya failure di beberapa operasional. Searce hadir memberikan solusi atau optimasi sehingga bisnisnya tidak turun," ujarnya.

Benedikta atau yang kerap disapa Bene menjelaskan salah satu penyebab perusahaan melakukan efisien pengurangan pegawai atau PHK karena perusahaan tidak bisa mencapai target dan investor yang mulai menarik dana investasinya. Hal itu membuat perusahaan harus menurunkan cost atau Opex-nya.

"Searce terus membantu perusahaan melakukan optimasi sehingga bisnis mereka kembali sustain dan stabil," katanya.

Strategi Bisnis

Tim Searce di Indonesia

Persaingan pasar cloud di Indonesia yang ketat karena Indonesia adalah pasar yang menjanjikan. Karena itu, Searce pun harus tampil berbeda dari pemain lainnya sehingga dapat mengambil hati pelanggan.

Searce selalu mengutamakan value perusahaan, keahlian tim dan pengalaman jam terbang tinggi dalam industri IT kepada pelanggan.

Para tenaga ahli Searce di Indonesia juga didukung oleh Searce global yang siap membantu pelanggan di Indonesia. Saat ini Searce memiliki ribuan pegawai di 16 negara di dunia dan 80 persennya adalah engineer.

Sepak terjang Searce global sendiri sudah tidak perlu diragukan lagi mengingat banyaknya pelanggan dan proyek yang mereka tangani termasuk industri financial banking.

"Kita selalu mendapatkan support dari Searce global. Semua tim Searce yang ada disini adalah orang-orang penting dan berpengalaman di bidangnya," ujarnya.

"Kita mengutamakan value dan itu yang membedakan Searce dengan para kompetitor lainnya. Siapa expertise yang kita punya dan pengalaman apa saja yang kita miliki. Dengan pemain lainnya, yang membedakan adalah experience. Kita memiliki banyak pengalaman tidak hanya di Indonesia tetapi juga global. Kita juga telah menggarap proyek-proyek banking di luar," katanya.

"Yang kita tekankan adalah kemampuan kita dan pengalaman yang kita miliki," ujarnya.

Sebagai bukti keseriusannya, Searce pun telah meresmikan kantor perwakilannya di Indonesia dengan tenaga SDM lokal yang senantiasa siap membantu para pelanggannya dan lebih mengerti budaya orang lokal serta segala permasalahannya.

"Orang Indonesia itu lebih suka ngomong dengan orang Indonesia. Tantangan lainnya adalah kalau perusahaan global tidak memiliki perwakilan di Indonesia dan resources di Indonesia maka akan berat. Searce sedang membangun dan sudah memiliki technical resources di Indonesia sehingga gampang melayani pelanggan Indonesia," katanya.

Tak heran strategi itu pun membuahkan hasil yang memuaskan. Saat ini Searce memiliki ratusan pelanggan di Indonesia.

Dari sisi pendapatan, pendapatan Searce Indonesia meningkat 120 persen dan booking atau komitmen pelanggan naik 110 persen.

Sebagai perbandingan, pelanggan Searce hanya 30-40 pada 2022 awal. Searce melipatgandakan target pendapatan dan pelanggannya pada tahun ini.

"Perkembangan kami sangat masif dan akan tumbuh dua kali lipat dari pelanggan dan pendapatan," ujarnya.

Para pelanggan Searce pun puas setelah menggunakan layanan Cloud Searce terlihat dari jumlah trafik yang meningkat, akses yang lebih cepat. Tentunya, itu akan berdampak kepada pendapatan perusahaan nantinya.

"Kesuksesan migrasi cloud bisa terlihat, ketika proses layanan cloud itu berjalan seperti penjualan lebih tinggi, trafik lebih bagus, pengiriman lebih cpeat, tiba-tiba pelanggan mendapatkan keuntungan bisnis Rp1 miliar dalam 6 bulan dan kecepatan ekspansi binsis," katanya.

Searce Indonesia akan terus membangun SDM internal yang kuat dan solid untuk menjawab tuntutan pasar yang terus berkembang. Searce juga memiliki standar tinggi dalam merekrut pegawai.

Searce memiliki orang yang sangat ahli dalam engineering dan mempekerjakan orang yang berpengalaman dalam menjual cloud sehingga bisa memberikan value lebih ke pelanggan.

"Sebagai konsultan, kita harus lebih pintar dari pelanggan dan hiring itu susah sekali karena kita punya standar tinggi. Kami juga memberikan pelatihan bersertifikasi kepada para tim teknikal" ujarnya.

Incar Pasar Tradisional

Tentunya, torehan prestasi itu tidak membuat Searce Indonesia puas diri dan akan terus menancapkan penetrasinya di pasar Indonesia.

Searce Indonesia akan mengincar pasar-pasar tradisional di Indonesia seperti manufaktur, BUMN, pemerintah dan UMKM.

"Banyak para pemain tradisional yang baru pindah ke cloud dan membutuhkan banyak bantuan untuk pengembangan bisnisnya. Ada beberapa dari mereka, bisnisnya sudah pasti dan yang mereka butuhkan adalah bagaimana bisnisnya terus berkembang lewat digitalisasi," katanya.

Bene mengatakan banyak pelanggan di Indonesia yang mengharapkan solusi IT yang cepat dan murah. Karena itu, layanan cloud dapat menjadi jawabannya dan cloud membuat para pelanggan jauh lebih lincah dan fleksibel.

"Banyak pelanggan ingin layanan yang cepat dan murah. Dengan cloud, kita bisa mengatur kebutuhan kita. Misal, customer bilang kita cuma bujet segini, jika sudah hampir menyentuh bujetnya kita bisa mengurangi usagenya. Contoh kasus lain, ketika piala dunia, perusahaan tidak perlu mengeluarkan investasi besar di awal, cukup ketika ajang pertandinan piala dunia itu dimulai atau ketika peak saja," ujarnya.