Find Us On Social Media :

Begini Strategi SAP Dorong Pertumbuhan Berkelanjutan di Asia

By Liana Threestayanti, Selasa, 15 Agustus 2023 | 16:28 WIB

Kawasan Asia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia, memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. Namun kawasan ini pun dibayang-bayangi oleh sejumlah tantangan. Menjawab hal tersebut, SAP menyiapkan strategi khusus yang melibatkan cloud dan AI. (Foto: Paul Marriott, President, SAP Asia Pacific & Japan)

Kawasan Asia, termasuk Asia Tenggara dan Indonesia, memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. Namun kawasan ini pun dibayang-bayangi oleh sejumlah tantangan. Menjawab hal tersebut, SAP menyiapkan strategi khusus yang melibatkan cloud dan AI.  

Asia dikenal sebagai kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat. Menurut data IMF, World Economic Outlook, April 2023, 70% pertumbuhan ekonomi global datang dari kawasan ini.

Maka tak salah jika perusahaan global, seperti SAP, juga menjadikan Asia sebagai kawasan pertumbuhan bisnis yang strategis.“Jika kita melihat proyeksi GDP dunia, pada tahun 2040 atau 2050, lebih dari separuh GDP (global) akan ada di kawasan Asia. Pasar ini terus tumbuh, dan sangat tangguh,” ujar Paul Marriott, President SAP, Asia Pacific & Japan.

Jepang, Australia, Selandia Baru, Asia Tenggara, Korea, dan China adalah pasar yang strategis bagi bisnis SAP. Khususnya Asia Tenggara, menurut Paul, Indonesia juga memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan.

Dalam sebuah kesempatan wawancara khusus dengan InfoKomputer, Paul Marriott memaparkan tiga topik penting di Asia: keberlanjutan (sustainability); talenta di bidang STEM; dan eksistensi startup.

Keberlanjutan (sustainability) menjadi topik penting di Asia mengingat posisi kawasan ini sebagai manufacturing hub bagi pasar global. Di satu sisi, peran ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi lain, keberadaan industri manufaktur menjadikannya sebagai kawasan dengan emisi karbon tertinggi. 

“Jadi sedikit lebih dari separuh emisi dunia, sekitar 51%, berasal dari Asia, berdasarkan studi yang dilakukan BCG (Boston Consulting Group) dan SAP,” jelasnya. 

Akibat pemanasan global yang terus meningkat, Produk Domestik Bruto (PDB) Asia akan terdampak sebesar -26%. Di Asia Tenggara bahkan angkanya lebih besar, yaitu -37%.

Selain sebagai tantangan, sustainability juga bisa dilihat sebagai sebuah peluang bagi Asia. Pasalnya, 70% dari seluruh talenta STEM (Science, Technology, Engineering & Math) di dunia ada di berbagai perguruan tinggi di Asia. 

“Kita memiliki tantangan besar dengan keberlanjutan tetapi kita juga memiliki pasokan talenta muda tercepat dan paling cepat diperoleh, yang memiliki pengalaman teknologi dan mereka sangat termotivasi untuk memecahkan masalah keberlanjutan,” jelas profesional yang selama 25 tahun terakhir bertugas di Asia. 

Menurutnya, dengan merangkul 5% saja dari talenta STEM tersebut, SAP akan memperoleh akses terhadap lebih dari satu juta profesional SAP yang dibutuhkan pasar Asia maupun global. 

Topik penting lain di Asia adalah eksistensi startup. Selain China dan India yang memiliki ekosistem startup yang sangat besar, Indonesia pun disebut Paul berpotensi melahirkan perusahaan-perusahaan rintisan berskala nasional maupun regional.  

“(Tiga hal ) ini benar-benar menjadi dinamika penggerak di sekitar strategi SAP,” ungkap Paul. Oleh karena itu, lanjutnya, strategi SAP di Asia adalah memanfaatkan inovasi teknologi, termasuk cloud, green tech dan artificial intelligence (AI) yang didukung talenta berkualitas dan ekosistem startup yang inovatif untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi Asia, termasuk Indonesia. 

Cloud & Green Tech untuk Dorong Keberlanjutan

Mendorong adopsi cloud adalah salah satu cara SAP mendorong keberlanjutan bagi bisnis. Contohnya adalah GROW with SAP yang diluncurkan bulan Mei lalu. GROW with SAP merupakan inisiatif untuk membantu perusahaan berskala kecil dan menengah mengakses cloud ERP.

“Dibutuhkan waktu beberapa minggu saja bagi perusahaan midmarket untuk meraih nilai bisnis dari S4/HANA, sistem core ERP dari SAP,” jelas Paul seraya menyebut PT Calvary Abadi sebagai perusahaan pertama dari Indonesia yang bertransformasi digital dengan GROW with SAP.

Sustainability juga menjadi agenda penting perusahaan-perusahaan berskala besar, seperti Petrosea. Menurut Paul Marriott, perusahaan pertambangan ini memanfaatkan teknologi SAP untuk menjadikan bisnis mining lebih berkelanjutan. “Petrosea juga memberikan masukan sebagai perusahaan Indonesia, untuk membantu kami mengembangkan produk-produk yang lebih sesuai untuk kebutuhan Indonesia,” imbuhnya. 

Sebagai informasi, di kawasan Asia Pasifik dan Jepang, pendapatan SAP dari cloud pada Q2 2023 meningkat sebesar 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara secara global, peningkatan itu sebesar 19%, dengan pendapatan dari cloud S4/HANA naik sebesar 74%.

Teknologi lain yang disiapkan SAP untuk membantu bisnis lebih sustainable adalah green tech, seperti green ledger/carbon accounting ledger, dan SAP Green Token yang berbasis teknologi blockchain. Menurut Paul, teknologi-teknologi hijau ini dibenamkan pada solusi dan aplikasi yang sudah ada dan dihadirkan melalui cloud.

Strategi AI: Ditanam di Semua Solusi 

Paul Marriott juga menyoroti teknologi yang sedang hype saat ini, yaitu AI, termasuk AI generatif. Menurutnya, AI sendiri bukan hal baru bagi SAP karena teknologi ini telah dikembangkan selama bertahun-tahun dalam rangka mengakselerasi otomatisasi di aplikasi-aplikasi SAP.

Strategi SAP untuk AI adalah membangun dan membenamkan AI di platform dan berbagai aplikasi yang digunakan pelanggan sehingga pelanggan dapat meningkatkan fungsi dan proses bisnisnya. Dengan cara ini, menurut Paul, pelanggan tidak perlu menjadi ahli untuk memanfaatkan AI. “Dan Business AI SAP dibangun secara bertanggung jawab sejak awal, memastikan praktik yang etis dan akuntabel,” pemegang gelar Master di bidang Artificial Intelligence dari University of Essex ini menambahkan.

Khususnya mengenai AI generatif seperti ChatGPT, Paul memberikan beberapa contoh pemanfaatan yang sudah direalisasikan SAP, seperti proses rekrutmen HR yang lebih cepat dan lincah, optimalisasi supply chain, pengelolaan warehouse dan logistik.

Dari sisi talenta, SAP pada bulan Juni lalu mengumumkan investasinya untuk 200 AI engineer di Singapura untuk mendorong lahirnya talenta-talenta digital dan mengakselerasi pengembangan serta adopsi AI di kawasan Asia Pasifik dan Jepang. 

“Kami yakin, kawasan ini akan menjadi pusat inovasi dunia, dengan AI sebagai pusat perhatiannya,” ujar Paul Marriott. 

Baca juga: SAP Ungkap Cara Langgengkan Bisnis di Masa Depan, Manfaatkan AI