Hal ini dapat dicapai antara lain dengan menerapkan arsitektur keamanan zero trust.
Prinsip keamanan ini merupakan langkah selanjutnya dari pendekatan lama yang berbunyi "Percaya tetapi tetap melakukan verifikasi,” menjadi sebuah pendekatan baru yakni "Jangan pernah percaya, selalu verifikasi.”
Dengan kata lain, seperti diindikasikan namanya, zero trust secara otomatis meragukan semua pengguna dan perangkat, bahkan yang sudah berada di dalam jaringan sekalipun, sehingga selalu meminta verifikasi sebelum akses diberikan.
Kerangka kerja zero trust harus terdiri dari beberapa langkah berikut:
- Secara proaktif berasumsi bahwa penyerang sudah berada di dalam jaringan
- Tidak mempercayai lingkungan mana pun lebih dari yang lainnya
- Tidak berasumsi adanya kepercayaan secara tersirat atau implicit trust
- Terus menganalisis dan mengevaluasi risiko
- Memitigasi risiko
United States Cybersecurity and Infrastructure Security Agency juga merekomendasikan pendekatan zero trust sebagai salah satu praktik terbaik dalam desain smart city.
"Sedia payung sebelum hujan" adalah peribahasa yang kita semua ketahui, dan wejangan ini tentunya berlaku untuk berbagai aspek kehidupan.
Ketika berbicara tentang IKN, keamanan siber menjadi salah satu "payung" yang harus kita sediakan sejak awal, bukan sekadar fitur tambahan yang bagus untuk dimiliki namun sifatnya tidak wajib.
Layaknya rumah dibangun di atas tanah yang kuat untuk menopangnya, demikian pula IKN harus dibangun di atas infrastruktur digital yang terbaik dan seaman mungkin.
Baca Juga: Palo Alto Networks: Pentingnya Explainable AI dalam Cyber Security
Baca Juga: F5: Keamanan Dinilai Lebih Penting bagi Konsumen Dibandingkan Personalisasi