Pengapalan PC (desktop dan laptop) global pada kuartal III-2019 naik tipis. Periset pasar Gartner melaporkan pengapalan laptop tumbuh 1,1 persen dari tahun ke tahun. Lenovo menjadi pemimpin pasar PC dengan pangsa 24,7 persen.
Total pengapalan laptop pada kuartal III-2019 mencapai 68 juta unit, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 67 juta unit. Di belakang Lenovo terdapat HP Inc dengan pangsa 22,4 persen, dan Dell 16,6 persen.
Apple menduduki posisi keempat dengan pangsa pasar 7,5 persen dan nomor lima diisi oleh Acer Group dengan pangsa pasar 6,2 persen.
Menurut Gartner, vendor-vendor PC tersebut meraup untung dari turunnya harga komponen seperti DRAM dan SSD dalam beberapa kuartal terakhir.
Gartner mengatakan, siklus pembaruan Windows 10 juga mempengaruhi pergerakan pasar di seluruh wilayah.
"Meskipun tingkat pengaruhnya berbeda-beda tergantung kondisi pasar lokal dan tingkat siklus pembaruannya," jelas Mikako Kitagawa, Senior Principal Research Analyst Gartner.
Hasil yang kurang lebih sama juga dilaporkan periset pasar IDC, yang menyebut pertumbuhan pengapalan PC naik 3 persen ke angka 70,4 juta unit. Tiga teratas juga masih diduduki vendor yang sama dengan persentase pangsa pasar berbeda.
Baca Juga: Ada Peran Teknologi Machine Learning di Balik Kesuksesan Gojek
Posisi pertama ada Lenovo (24,6 persen), HP (23,8 persen), dan Dell (17,1 persen). Namun, berbeda dengan Gartner, riset IDC melibatkan pengapalan tablet dan laptop dengan OS alternatif (selain Windows dan MacOS) seperti Chromebook.
Menurut IDC, permintaan PC di pasaran akan semakin meningkat seiring kabar penyetopan dukungan Windows 7.
"Dengan penyetopan dukungan Windows 7 pada 14 Januari 2020 yang semakin dekat, pasar seharusnya bisa menyediakan stok lebih banyak selama beberapa kuartal berikutnya," jelas Linn Huang, Vice President Devices and Display IDC, dirangkum dari PC World.
IDC mengatakan perang dagang anatara AS-China yang belum jelas hingga sekarang turut mempengaruhi pertumbuhan pengapalan PC. Namun Gartner tidak sepakat. Perang dagang disebut tidak memiliki pengaruh signifikan, begitu pula dengan stok CPU Intel yang berkurang beberapa kuartal lalu, ternyata tidak terlalu berdampak.
"Kurangnya stok CPU Intel mulai teratasi dan tarif AS terhadap China untuk PC mobile hanya memiliki dampak yang sedikit terhadap pengapalan PC karena kenaikan tarif diperkirakan keluar pada Desember 2019," ujar Kitagawam, dihimpun Gadgets Now.
Pemerintahan Trump baru-baru ini mengumumkan penundaan perubahan tarif pajak untuk komponen laptop, smartphone dan pakaian asal China akan berlaku pada 15 Desember 2019.
Di sisi lain, stok CPU Intel yang minim terisi oleh AMD dan Qualcomm.
Baca Juga: Nikon Luncurkan Kamera Mirrorless Nikon Z50 dengan Sensor APS-C
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR