Selain memudahkan pengunjung, aplikasi ini juga akan mendukung bisnis pengelola taman wisata. Berdasarkan data perilaku pengunjung yang didapat dari apps, pengelola candi bisa
mendapatkan gambaran preferensi pengguna. “Menggunakan teknologi big data, data ini akan tersaji sebagai informasi yang dapat digunakan pengelola candi dalam pengembangan bisnis ke depan,” tambah Mirmo.
Tingkatkan Kapabilitas
Pengalaman menunjukkan, ekspansi dari bisnis inti bukanlah hal yang mudah. Namun Mirmo meyakini, Telkomsigma memiliki posisi strategis sebagai bagian dari Telkom. Contohnya untuk mengembangkan solusi seputar IoT dan smart city, Telkomsigma bisa menggandeng unit bisnis Telkom lain yang telah lebih dulu mendalami area ini. “Jadi strategi [pengembangan bisnis] kami campuran. Ada yang kami kembangkan sendiri, ada yang berkolaborasi,” tambah pria yang telah 25 tahun bergabung dengan Telkom Group ini.
Mirmo lebih melihat tantangan paling krusial saat ini adalah meningkatkan kapabilitas karyawan Telkomsigma agar gesit menghadapi perubahan kebutuhan. “Contohnya kami saat ini memiliki kompetensi A, namun market membutuhkan kompetensi A, B, C, sampai D. Karena itu kami harus terus mengembangkan diri” ungkap Mirmo.
Karena itulah sejak ditunjuk memimpin Telkomsigma Juni 2019, Mirmo terus menularkan pemikiran itu ke karyawan Telkomsigma yang jumlahnya lebih dari 2000 orang. Harapannya, Telkomsigma akan memiliki DNA baru sebagai products factory berdasarkan kompetensi karyawannya.
“Produk mungkin berubah-ubah, tapi sustainability Telkomsigma tetap terjaga berkat kompetensi baru tersebut,” ungkap Mirmo menceritakan mimpi besarnya.
Penulis | : | Wisnu Nugroho |
Editor | : | Wisnu Nugroho |
KOMENTAR