Tren bekerja jarak jauh (Remote working) diperkirakan akan tetap meningkat kendati Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah memasuki masa transisi.
Dengan mengadopsi teknologi cerdas, karyawan kini dapat berkolaborasi dan tetap produktif di masa seperti itu.
Dalam studi terbaru Lenovo yang berjudul "Technology and Evolving World of Work,” terungkap bagaimana karyawan di seluruh dunia merespon "normal baru" setelah mayoritas dari responden (72%) mengonfirmasi perubahan dinamika pekerjaan sehari-hari mereka dalam tiga bulan terakhir.
Bahkan menurut Bain & Company, kebijakan kerja dari rumah menjadi permanen di beberapa organisasi ternama, dengan 60% perusahaan besar menerapkan lingkungan kolaboratif virtual-fisik yang fleksibel pada tahun 2021.
Budi Janto, General Manager Lenovo Indonesia, mengatakan “2020 akan dikenang sebagai tahun saat dunia mengalami transisi cara kerja baru dengan sebagian besar masyarakat bekerja dari rumah. Pandemi global mengubah bisnis untuk memindahkan operasionalnya secara online dan beradaptasi dengan cara kerja baru; tenaga kerja yang tersebar.”
“Sayangnya, ketika karyawan tetap produktif selama masa transisi ini, begitu pula para penjahat siber. Ketidakpastian yang membayangi karyawan tentang keadaan global yang rumit dan dinamis, dikombinasikan dengan ketidaktahuan mereka dengan pengaturan cara kerja baru, menciptakan banyak peluang untuk serangan dunia siber. Penjahat siber memanfaatkan situasi ini untuk meluncurkan serangan mengatasnamakan COVID-19, upaya phishing, dan menyebarkan berita palsu,” tambah Budi.
Berangkat dari hal tersebut, Lenovo memaparkan beberapa hal yang perlu dipahami organisasi untuk melindungi keamanan karyawan dan perusahaan, sekaligus mendukung karyawan agar tetap produktif.
Baca Juga: F5: Makin Toleran Soal Keamanan, Pengguna Aplikasi Harapkan 3 Hal Ini
Bekerja secara fleksibel: Apa artinya dan apa yang perlu organisasi ketahui?
1. Perhatikan blind spot
Dengan karyawan mengakses data rahasia dari berbagai perangkat, lokasi, dan jaringan tidak aman, ini membuka lebih banyak end point dan kerentanan untuk serangan siber.
Dalam dunia serba digital dan seluler, keamanan perangkat keras menjadi semakin penting, karena di seluruh dunia, setiap orang memiliki setidaknya 6,58 perangkat yang terhubung ke jaringan pada tahun 2020.
Ini berarti bahwa jaringan, database, dan dokumen rahasia organisasi dapat diakses dari VPN yang tidak aman, jaringan tidak dikenal, dan akses keamanan yang rentan.
Penulis | : | Rafki Fachrizal |
Editor | : | Rafki Fachrizal |
KOMENTAR