Baca Juga: Berbasis Open Source, 'Token Cebong' di Kriptokurensi Bisa Diutak-atik
Kesuksesan LinkAja, menurutnya, disebabkan oleh development roadmap yang tersusun dengan baik sebelum mulai berpindah mengimplementasi AI. Terutama dalam hal membangun architecture design dan infrastructure set up yang matang sebagai wadah pengembangan.
“Walaupun berjalan secara paralel, architecture design ini menjadi landasan dasar, kira-kira bisa enggak ya AI ini diimplementasi di LinkAja, lalu dilanjutkan dengan infrastrukturnya,” ujar Rifan.
Saat ini, pengembangan AI LinkAja telah terintegrasi dengan berbagai layanan internal dan eksternal. Salah satunya yaitu rekognisi KTP, spoofing attempt identification, hingga ChatBot pengguna.
“Jika ingin sukses dalam pengembangan AI, ada dua yang perlu dilakukan. Pertama, build trust pada data yang dimiliki dan stakeholder. Kedua, build the right foundation antara talent dan infrastruktur (agar berkesinambungan),” tutup Rifan.
Baca Juga: Yahoo Groups Resmi akan Ditutup, Bagaimana Nasib Layanan E-mail-nya?
Improvisasi sebagai kunci
Meski menawarkan berbagai kemudahan interaksi dan olah data. Namun baik Rifan maupun Felix setuju bahwa treatment dan training pada AI diperlukan sebagai landasan.
“Untuk AI juga perlu dilatih terus agar bisa menyesuaikan dengan pola dan tren di sisi pelanggan,” kata Felix.
Hal ini turut diamini oleh Technical Director Nutanix Arief Pribadi, menurutnya implementasi AI merupakan tugas besar bagi perusahaan. Terutama pengembangan dan improvisasi AI dalam kasus sehari-hari.
Melalui treatment yang tepat, AI tak hanya berfungsi melayani kebutuhan eksternal, tetapi juga internal.
Baca Juga: SK hynix Umumkan Segera Luncurkan DRAM DDR5 Pertama di Dunia
“Fungsi-fungsi dari algoritma AI (jika terus dilatih) nantinya bisa melakukan klasifikasi pemindahan data, regresi sebab akibat, sampai reduksi dimensi untuk mengurangi variabel acak,” lanjut Arief.
Lebih jauh, Arief pun mengingatkan akan pentingnya improvisasi secara real time antara edge, private, dan public cloud untuk hasil AI yang lebih baik, terutama jika digunakan dalam pengambilan keputusan.
“Keputusan yang diambil harusnya berdasarkan hasil analisa AI terhadap data yang jumlah, sumber dan varian-nya cukup besar dan lebar. Sehingga dalam proses analisanya pasti melibatkan berbagai platform didalam perusahaan mulai dari edge (gudang, pabrik, dll), private (kantor pusat), atau di public cloud (social media analytic, geospasial mapping, dll),” ujar Arief.
Terkait improvisasi, Arief menyebut perusahaan juga bisa memanfaatkan bantuan software terintegrasi layaknya Nutanix yang kompatibel terhadap berbagai jenis hardware yang dimiliki. Terutama bagi mereka yang masih ragu akan keamanan data pribadi dan AI yang dimiliki.
Baca Juga: Dua Founder Perempuan dari Indonesia Ikuti Program Google for Startups
“Nutanix akan bantu dari sisi teknologi dan keamanan untuk perusahaan, sehingga para pemegang keputusan bisa fokus di proses dan people yang ada di dalamnya,” tutup Arief.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang teknologi ini dan implementasi AI, Anda juga dapat mengunjungi laman resmi Nutanix.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR